All hands,
Makin banyak kekuatan pertahanan di dunia yang menerapkan revolution in military affairs (RMA). Penerapan RMA kini tidak lagi hanya dilakukan oleh negara-negara maju, tetapi juga oleh negara-negara berkembang. RMA adalah sesuatu yang tidak bisa ditolak bila ingin menciptakan kekuatan pertahanan yang kuat dan mampu merespon semua situasi, baik masa damai maupun konflik.
RMA telah pula mewarnai dokumen-dokumen strategis pertahanan banyak negara, di antaranya Freedom to Use the Seas: India’s Maritime Military Strategy. Kalau dipelajari dokumen itu, separuh isinya itu terkait dengan RMA. Dan Angkatan Laut ini sudah bertekad untuk terus membangun kekuatannya menggunakan teknologi terkini.
Penerapan RMA pada dasarnya bukan soal biaya dan atau anggaran, tapi kemajuan untuk melaksanakan perubahan paradigma. Biaya atau anggaran itu konsekuensi saja. Itu hal mendasar yang harus kita pahami, sebab di Indonesia setiap ada apa-apa, pertanyaan pertama soal pasti soal biaya. Itu karena kita selama puluhan tahun sudah jadi kaum materialistis, sehingga seolah-olah biaya atau anggaran itu Tuhan kita.
Dengan negeri kita yang sangat luas dan disatukan oleh lautan, penerapan RMA merupakan suatu keniscayaan. Bisa kok kita menerapkan RMA sesuai dengan kebutuhan kita. Jangan kita menerapkan RMA versi Amerika Serikat, karena kebutuhan dia dengan kita berbeda. Yang sulit itu merubah paradigma kita soal perang di masa depan. Biaya yang terberat untuk terapkan RMA itu adalah perubahan paradigma.
Makin banyak kekuatan pertahanan di dunia yang menerapkan revolution in military affairs (RMA). Penerapan RMA kini tidak lagi hanya dilakukan oleh negara-negara maju, tetapi juga oleh negara-negara berkembang. RMA adalah sesuatu yang tidak bisa ditolak bila ingin menciptakan kekuatan pertahanan yang kuat dan mampu merespon semua situasi, baik masa damai maupun konflik.
RMA telah pula mewarnai dokumen-dokumen strategis pertahanan banyak negara, di antaranya Freedom to Use the Seas: India’s Maritime Military Strategy. Kalau dipelajari dokumen itu, separuh isinya itu terkait dengan RMA. Dan Angkatan Laut ini sudah bertekad untuk terus membangun kekuatannya menggunakan teknologi terkini.
Penerapan RMA pada dasarnya bukan soal biaya dan atau anggaran, tapi kemajuan untuk melaksanakan perubahan paradigma. Biaya atau anggaran itu konsekuensi saja. Itu hal mendasar yang harus kita pahami, sebab di Indonesia setiap ada apa-apa, pertanyaan pertama soal pasti soal biaya. Itu karena kita selama puluhan tahun sudah jadi kaum materialistis, sehingga seolah-olah biaya atau anggaran itu Tuhan kita.
Dengan negeri kita yang sangat luas dan disatukan oleh lautan, penerapan RMA merupakan suatu keniscayaan. Bisa kok kita menerapkan RMA sesuai dengan kebutuhan kita. Jangan kita menerapkan RMA versi Amerika Serikat, karena kebutuhan dia dengan kita berbeda. Yang sulit itu merubah paradigma kita soal perang di masa depan. Biaya yang terberat untuk terapkan RMA itu adalah perubahan paradigma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar