All hands,
Selama ini gagasan Indonesia menyangkut ASEAN adalah ASEAN sebagai proyeksi kepentingan Indonesia. Gagasan ini tidak pernah dinyatakan secara tersurat, namun seringkali nampak secara tersirat. Pertanyaannya, seberapa siap Indonesia memproyeksikan kepentingannya dalam ASEAN?
Ambil contoh gagasan ASEAN Security Community yang akan diwujudkan pada 2015. ASC lahir dari keprihatinan Indonesia soal penyelundupan senjata ilegal ketika negeri ini dilanda konflik pada 1990-2003. Celakanya, senjata-senjata itu berasal dari dan atau melintasi negara-negara ASEAN tertentu. Setidaknya begitu cerita mantan Sekjen organisasi itu Rodolfo C. Severino dalam bukunya yang mengupas cerita tentang ASC.
Salah satu komponen kerjasama ASC adalah keamanan maritim, di mana Indonesia dituntut mampu memproyeksikan kepentingannya dalam wadah kerjasama tersebut. Masalahnya adalah seberapa serius Indonesia mengisi kerjasama tersebut? Kalau melihat beberapa isu kunci terkait dengan keamanan maritim yang hingga kini terkesan mendapat pembiaran dari pemerintah, rasanya bukan suatu hal yang berlebihan bila ada pihak-pihak di Indonesia yang skeptis dengan peran Indonesia nantinya dalam kerjasama maritim ASEAN.
Angkatan Laut suka atau tidak suka akan menjadi ujung tombak Indonesia kerjasama maritim ASEAN. Melihat laju kecepatan pembangunan kekuatan Angkatan Laut saat ini, ada rasa pesimis yang cukup kuat akan peran Angkatan Laut yang diharapkan dalam kerjasama itu. Realisasi pembangunan kekuatan laut tidak berbanding lurus dengan semangat pemerintah Indonesia yang menggebu-gebu soal kerjasama keamanan maritim ASEAN lewat ASC. Namun nanti ketika ada Angkatan Laut dari negara yang perairannya sangat "ciprit" dibandingkan perairan Indonesia berperan lebih dominan di bingkai ASEAN, di dalam negeri nampaknya akan ada unsur di luar Angkatan Laut yang pasti marah-marah dan dongkol.
Pertanyaannya, salah siapa atas semua kondisi itu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar