All hands,
Kehidupan setiap bangsa dipandu oleh kepentingan nasional. Demi kepentingan nasional, tindakan apapun bisa dilakukan oleh setiap bangsa. Kepentingan nasional tidak mencari musuh, tetapi apabila ada pihak yang mengancam kepentingan nasional maka pihak tersebut dapat dikategorikan sebagai musuh. Musuh itu tentu saja harus dihadapi, baik secara diplomatik maupun secara militer.
Kepentingan nasional selain terkait dengan keutuhan wilayah, mempunyai hubungan pula dengan martabat bangsa. Pelecahan terhadap martabat bangsa harus disikapi secara keras sesuai spektrumnya. Kalau pelecehan itu sudah keterlaluan, penggunaan kekuatan militer ---misalnya dalam rupa diplomasi Angkatan Laut--- merupakan opsi yang tidak dapat dihindari.
Oleh karena itu, slogan A Million Friends, Zero Enemy adalah slogan negeri antah berantah dan tidak membumi dalam hubungan antar bangsa. Tidak mungkin Indonesia sebagai bangsa bisa mempertahankan eksistensi dan martabatnya dengan slogan itu, sebab slogan tersebut memimpikan dunia yang ideal. Sementara bangsa Indonesia hidup di dunia yang jauh dari ideal dan kenyataan itu mau tak mau harus dihadapi.
Ada pendapat bahwa slogan itu adalah slogan tidak ksatria karena tak berani menghadapi pihak yang mengancam kepentingan nasional. Memang dalam hubungan antar bangsa, sebagian besar bangsa tidak mencari musuh. Akan tetapi ketika ada musuh, maka harus dihadapi. Bukan sebaliknya ketika ada musuh malah kita tunduk kepada kemauan musuh. Sangat disayangkan kecenderungan itulah yang terjadi saat ini.
1 komentar:
Saya lebih suka slogan..
LAWAN DAN BAKAL LAWAN. Pada masa damai yg terjadi sebenernya api dalam sekam. Masa damai adalah masa persiapan utk masa konflik.
Posting Komentar