All hands,
Angkatan Laut Indonesia menghadapi berbagai tantangan dan ancaman selama ini, sehingga tidak mudah untuk merumuskan postur yang hendak dibangun ke depan. Termasuk dalam merumuskan MEF, di mana cukup krusial untuk mengidentifikasi kemampuan apa saja yang harus dibangun. Terkait dengan hal tersebut, salah satu kemampuan Angkatan Laut yang hendaknya dibangun adalah HADR. Alasannya sederhana, Indonesia segara geologis rawan akan bencana sehingga Angkatan Laut sudah sepantasnya mampu menghadapi tantangan tersebut.
Membangun kemampuan yang terkait HADR cakupannya cukup luas. Bukan sekedar membangun kapal amfibi jenis LPD dan mulai mengurangi kapal jenis LST, tetapi mencakup juga kesiapan satuan-satuan kesehatan, misalnya Batalyon Kesehatan Marinir. Begitu pula dengan melengkapi kapal rumah sakit dengan berbagai peralatan medis, sehingga kapal BRS dapat melaksanakan fungsi asasinya tanpa harus tergantung pada fasilitas kesehatan di darat.
Kebutuhan kapal LPD untuk HADR tidak dapat dibantah, sebab secara umum kapal ini mempunyai banyak keunggulan daripada kapal LST. Kapal LST hanya unggul dalam soal pemantaian, tetapi tidak untuk yang lainnya seperti daya muat personel dan peralatan. Kapal LPD mampu mulai melaksanakan fungsi evakuasi medis udara karena digeladaknya tersedia dek penerbangan yang mampu menampung lebih dari satu helikopter.
Untuk batalyon kesehatan, satuan ini hendaknya dilengkapi dengan optimal sehingga mampu melaksanakan fungsinya. Misalnya ketersediaan rumah sakit lapangan yang sesuai standar internasional, begitu pula dengan keterampilan dan kemampuan personelnya. Untuk hal yang terakhir, interaksi dan latihan dengan satuan serupa di militer asing perlu diperbanyak.
Berdasarkan pemetaan selama ini, seringkali bencana alam di Indonesia terjadi pada wilayah-wilayah yang infrastrukturnya belum mapan. Ketika bencana terjadi, sebagian besar infrastruktur itu rusak berat. Di situlah relevansi pentingnya kemampuan HADR Angkatan Laut untuk dibangun ke depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar