09 Oktober 2010

Jangan Tergantung Cina

All hands,
Pembangunan kekuatan laut Indonesia dalam lima tahun terakhir mencoba mencari sumber-sumber alternatif baru dalam pengadaan sistem senjata. Salah satunya adalah melirik Cina sebagai pemasok senjata, di mana kini rudal C-802 sudah dan tengah mulai mengisi geladak beberapa kapal perang negeri ini. Kebijakan mencari sumber alternatif baru bagi sistem senjata Angkatan Laut patut untuk diapresiasi, namun hendaknya dilakukan secara cermat. Agar di masa depan kekuatan laut Indonesia tidak tergantung pada Beijing sebagaimana di masa lalu tergantung pada Washington ---baik langsung maupun tidak langsung---.
Cina tengah tumbuh menjadi kekuatan laut yang diperhitungkan di kawasan Asia Pasifik dan dapat dipastikan bahwa pertumbuhan itu akan berujung pada ketidakseimbangan kekuatan di kawasan ini. Disekuilibrium tersebut pasti akan memunculkan gejolak di kawasan, sebab Beijing asertif dalam klaimnya di Laut Cina Selatan yang sampai menyentuh wilayah ZEE Laut Natuna. Situasi seperti itu hendaknya diantisipasi sejak dini, meskipun mungkin baru akan terjadi secepatnya lima tahun ke depan.
Apa jadinya kekuatan laut Indonesia bila terlalu bergantung dengan sistem senjata buatan Cina, sementara Cina bersikap asertif untuk mendukung klaimnya yang mencapai ZEE Indonesia. Dalam situasi demikian, tidak mungkin Indonesia untuk berdiam diri. Ketika Jakarta hendak bersikap keras di lapangan, masalah krusial muncul yaitu logistik sistem senjata Angkatan Lautnya terlalu tergantung pada Beijing. Skenario seperti ini yang perlu diwaspadai dari sekarang.
Pertanyaannya, bagaimana solusinya? Supaya Indonesia tidak berpindah dari mulut harimau ke mulut buaya, perlu diimbangi dengan alternatif sumber senjata yang lain. Misalnya Rusia, yang meskipun berbisnis dengan Moskow memang rumit namun Indonesia hendaknya tetap melanjutkan adopsi sistem senjata dari negeri itu. Dengan demikian, setidaknya ada tiga sumber pemasok sistem senjata Indonesia yaitu Cina, Uni Eropa dan Rusia. Ketika kutub itu besar kemungkinan tidak akan pernah memusuhi atau setidaknya kurang bersahabat dengan Indonesia dalam waktu yang bersamaan.

Tidak ada komentar: