All hands,
Proyek PKR yang diinisiasi oleh Departemen Pertahanan dan dilaksanakan oleh salah satu galangan kapal nasional boleh dikatakan merupakan proyek percobaan. Sebagai proyek percobaan, banyak parameter penilaian yang akan menjadi penentu kelanjutan proyek ini di masa depan. Dengan asumsi bahwa proyek ini mendekati harapan dalam implementasinya, tentu saja akan memberi pengaruh pada pengadaan kapal perang Indonesia dalam 10 tahun atau mungkin 15 tahun ke depan. Singkatnya, menjadi pertanyaan apakah di masa depan untuk akuisisi kapal kombatan sepenuhnya bertumpu pada galangan dalam negeri ataukah masih menggunakan pendekatan perimbangan buatan luar negeri dengan produk nasional.
Kalau proyek PKR mau berhasil, satu di antara tindakan yang harus dilakukan adalah merancang spesialisasi kapal perang. Artinya, PKR yang dibuat harus mempunyai beberapa varian sekaligus. Yakni varian anti kapal permukaan, anti kapal selam dan anti peperangan udara. Ketiga varian kapal itu sesungguhnya merupakan Angkatan Laut negeri ini sekarang dan di masa depan.
Proyek PKR hendaknya tidak terjebak pada angan-angan atau ambisi untuk menciptakan kapal yang serba bisa. Sebab kalau terjebak pada angan-angan atau ambisi itu, dipastikan nasibnya sama dengan korvet jenis tertentu yang tidak jelas apa sebenarnya spesialisasi yang disandang. Dengan panjang 105 m, PKR masih tetap harus mempunyai varian-varian yang berbeda sesuai kebutuhan operasional Angkatan Laut. Sebagai perbandingan, kapal perusak milik Amerika Serikat saja mempunyai spesialisasi tertentu meskipun dimensinya jauh lebih panjang daripada fregat yang akan diproduksi oleh galangan kapal Indonesia.
2 komentar:
setuju sekali, konsep modularitasnya jangan membuat seolah-olah semua kapal itu multi role, harus ada spesialisasi yang saling melengkapi
Bagaimana jika sekalian buat varian 3-in-1, jika memang mampu.
Posting Komentar