All hands,
Menyusul Singapura, Thailand kini bergabung dalam CTF 151 dengan disebarkannya dua kapal Angkatan Laut Negeri Gajah Putih ke Bahrain untuk beroperasi di Teluk Aden dan Basin Somalia. Kedua kapal itu adalah HTMS Pattani yang merupakan jenis OPV dan HTMS Similan yang berstatus kapal bantu. Hal ini merupakan penyebaran pertama kapal perang Thailand keluar negeri dalam dekade ini, sebab sebelumnya kekuatan laut Thailand sibuk dengan urusan internal meskipun terdapat kapal induk dalam susunan tempurnya.
Penyebaran kapal perang Thailand untuk misi multinasional yang jauh dari kawasan Asia Tenggara menandakan bahwa kini beberapa Angkatan Laut ASEAN tengah belajar menggelar operasi ekspedisionari. Sebelumnya Angkatan Laut negeri penampung koruptor dan uang haram telah terlebih dahulu bergabung dengan CTF-151, sedangkan kekuatan laut Negeri Tukang Klaim dan rasialis telah menyebarkan kapal perangnya untuk beroperasi secara mandiri di perairan Somalia guna menumpas pembajakan dan perompakan di perairan Somalia dan sekitarnya. Adapun Angkatan Laut Indonesia kini melanjutkan partisipasinya dalam UNIFIL MTF di Lebanon.
Situasi demikian menggambarkan bahwa Angkatan Laut ASEAN mempunyai potensi untuk beroperasi jauh dari kawasannya, khususnya untuk misi konstabulari dan penjagaan perdamaian. Dalam misi-misi tersebut, Angkatan Laut ASEAN "dipaksa" untuk cepat beradaptasi dalam operasi multinasional dengan Angkatan Laut Barat yang telah lebih maju. Kalau untuk misi multinasional yang jauh dari kawasannya saja Angkatan Laut ASEAN mampu, dapatkah misi demikian dilaksanakan dalam cakupan Asia Tenggara? Melihat situasi di kawasan ini, termasuk hubungan antar negara, nampaknya perlu waktu panjang untuk mewujudkan operasi gabungan Angkatan Laut ASEAN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar