All hands,
Proyek PKR yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia dan dilaksanakan oleh galangan kapal yang dulunya kepunyaan Angkatan Laut negeri ini hendaknya tidak berangkat dari semangat buta untuk kemandirian semata. Sebab kalau hanya berangkat dari semangat buta tanpa berhitung aspek teknologi dan ekonomi, dipastikan suatu saat nanti ketika terjadi pergantian rezim maka kebijakan itu akan ditinjau ulang. Salah satu yang harus dihitung dengan seksama dan tidak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya adalah skala ekonomis proyek tersebut.
Seperti diketahui, desain kapal PKR mengambil pada desain milik galangan Schelde, Belanda. Artinya, ada biaya alias cost yang harus dibayar oleh galangan Indonesia atas desain tersebut. Karena menyangkut hak cipta, tentu cost-nya tidak murah. Biaya lainnya yang harus ditanggung oleh galangan kapal di Surabaya itu adalah biaya pembangunan kapal, begitu pula pengadaan berbagai subsistem dan selanjutnya integrasi sistem. Belum lagi biaya tenaga kerja dan lagi sebagainya, sehingga pada akhirnya didapatlah biaya keseluruhan.
Dari biaya keseluruhan bagi proyek PKR, sebagai perusahaan yang mencari untung tentu galangan kapal Indonesia itu harus berhitung kapan akan mencapai impas alias break event point dan bilamana akan mencapai untung dibandingkan dengan investasi awal yang telah dikeluarkan. Inilah yang dikenal dengan skala keekonomian. Bertolak dari sini, mustahil skala keekonomian proyek PKR hanya 1 kapal saja. Bisa jadi 10-15 buah kapal yang diproduksi baru akan mencapai skala keekonomian, bahkan mungkin saja 20 unit kapal.
Pertanyaannya, sudahkah skala keekonomian ini dihitung oleh galangan kapal Indonesia tersebut maupun pemberi tugas yang Departemen Pertahanan? Kalau sudah, apa strategi pemasaran untuk mencapai skala keekonomian tersebut? Apakah konsumen PKR nantinya cuma Angkatan Laut Indonesia saja ataukah ada pihak lain? Kalau konsumennya cuma kekuatan laut Indonesia saja, tentu galangan kapal itu harus memperbaiki berbagai kekurangannya yang ada selama ini agar tidak diwariskan secara genetik kepada proyek PKR.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar