All hands,
Selama puluhan tahun, AL kita menggunakan doktrin, strategi, taktik, teknik dan prosedur yang diadopsi dari Barat. Dalam bidang operasi, sebagai contoh ada ATP (allied tactical procedures), sedangkan di bidang logistik menggunakan Integrated Logistic Support (ILS) versi NATO. Semua itu cocok diterapkan bila alutsistanya berasal dari negara-negara Barat yang filosofi alutsistanya sama.
Ke depan, arus baru penggunaan alutsista asal Rusia di AL kita sepertinya tak akan tertahankan. Meskipun masih ada pihak-pihak tertentu di negeri ini yang menghambat atau menghalangi upaya AL mengakuisisi senjata pemukul strategis dari Rusia. Pengoperasian alutsista asal Rusia bukan berarti mengenyampingkan alusista asal Barat, namun lebih memadukan keduanya.
Terkait dengan hal tersebut, sudah sepantasnya bila semenjak dini dilakukan persiapan. Sebab apabila mengoperasikan alutsista asal Rusia, diperlukan doktrin, strategi, taktik, teknis dan prosedur baru yang sesuai dengan falsafah dan karakteristik alut tersebut. Merupakan hal yang tidak bijaksana bila alutsista asal Rusia nantinya dioperasikan menggunakan cara Barat, karena hal itu justru berpotensi memandulkan potensi alutsista yang sebenarnya dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Salah satu cara antisipasi hal itu mempelajari doktrin, strategi, taktik, teknik dan prosedur Rusia, sebab alutsista itu akan maksimal manfaatnya bila dioperasikan dengan cara Rusia. Meskipun di masa lalu AL kita pernah menganut doktrin, strategi, taktik, teknik dan prosedur Rusia dalam pengoperasian sejumlah alutsista, namun generasi saat ini yang mengawaki AL kita adalah generasi baru yang sama sekali tidak pernah bersentuhan dengan alutsista asal Rusia, dalam hal ini kapal perang.
Substansinya, pengadaan alutsista dari Rusia harus ditindaklanjuti dengan perubahan doktrin, strategi, taktik, teknik dan prosedur. Konsekuensinya, TNI AL ditantang untuk mempunyai doktrin, strategi, taktik, teknik dan prosedur campuran yang merupakan perpaduan cara Barat dan cara Rusia. Sebab nantinya alutsista asal Rusia harus interoperability dengan alutsista asal Barat ketika dioperasikan di jajaran armada.
Selama puluhan tahun, AL kita menggunakan doktrin, strategi, taktik, teknik dan prosedur yang diadopsi dari Barat. Dalam bidang operasi, sebagai contoh ada ATP (allied tactical procedures), sedangkan di bidang logistik menggunakan Integrated Logistic Support (ILS) versi NATO. Semua itu cocok diterapkan bila alutsistanya berasal dari negara-negara Barat yang filosofi alutsistanya sama.
Ke depan, arus baru penggunaan alutsista asal Rusia di AL kita sepertinya tak akan tertahankan. Meskipun masih ada pihak-pihak tertentu di negeri ini yang menghambat atau menghalangi upaya AL mengakuisisi senjata pemukul strategis dari Rusia. Pengoperasian alutsista asal Rusia bukan berarti mengenyampingkan alusista asal Barat, namun lebih memadukan keduanya.
Terkait dengan hal tersebut, sudah sepantasnya bila semenjak dini dilakukan persiapan. Sebab apabila mengoperasikan alutsista asal Rusia, diperlukan doktrin, strategi, taktik, teknis dan prosedur baru yang sesuai dengan falsafah dan karakteristik alut tersebut. Merupakan hal yang tidak bijaksana bila alutsista asal Rusia nantinya dioperasikan menggunakan cara Barat, karena hal itu justru berpotensi memandulkan potensi alutsista yang sebenarnya dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Salah satu cara antisipasi hal itu mempelajari doktrin, strategi, taktik, teknik dan prosedur Rusia, sebab alutsista itu akan maksimal manfaatnya bila dioperasikan dengan cara Rusia. Meskipun di masa lalu AL kita pernah menganut doktrin, strategi, taktik, teknik dan prosedur Rusia dalam pengoperasian sejumlah alutsista, namun generasi saat ini yang mengawaki AL kita adalah generasi baru yang sama sekali tidak pernah bersentuhan dengan alutsista asal Rusia, dalam hal ini kapal perang.
Substansinya, pengadaan alutsista dari Rusia harus ditindaklanjuti dengan perubahan doktrin, strategi, taktik, teknik dan prosedur. Konsekuensinya, TNI AL ditantang untuk mempunyai doktrin, strategi, taktik, teknik dan prosedur campuran yang merupakan perpaduan cara Barat dan cara Rusia. Sebab nantinya alutsista asal Rusia harus interoperability dengan alutsista asal Barat ketika dioperasikan di jajaran armada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar