All hands,
Dari perspektif Indonesia, isu keamanan energi memiliki dua dimensi yaitu dimensi nasional dan regional. Dari perspektif dimensi nasional, Indonesia harus mengembangkan kemampuan untuk mengamankan jalur pasokan energinya yang memanjang dari Timur Tengah hingga Asia Tenggara. Terganggunya pasokan energi dari Timur Tengah akan menimbulkan gejolak politik, ekonomi dan keamanan di Indonesia. Meskipun hingga saat ini belum pernah ada gangguan berarti terhadap pasokan energi untuk Indonesia, perlu disiapkan skenario untuk mengantisipasi hal terburuk.
Untuk merespon hal tersebut, pengamanan jalur pasokan energi dari Timur Tengah ke Asia Tenggara harus menempuh dua pendekatan, yaitu pendekatan politik dan pendekatan militer. Pendekatan politik adalah melalui jalur diplomatik pada 14 negara yang dilalui oleh pasokan energi Indonesia, seperti negara-negara di sekitar Teluk Persia Laut Merah dan Samudera Indonesia, selain tentu saja Amerika Serikat sebagai kekuatan adidaya yang mengendalikan Samudera Indonesia.
Adapun pendekatan militer melalui pembangunan kekuatan laut yang mampu melaksanakan proyeksi kekuatan. Sebab bukan tidak mungkin, suatu saat tanker-tanker yang bertujuan ke Indonesia harus dikawal oleh kapal perang AL kita dengan alasan kondisi keamanan maritim. Sebagai ilustrasi, pada 1987 jalur pelayaran di Teluk Persia sempat terganggu oleh the tanker war yang digelar oleh Iran dan Irak. Hal serupa dapat saja terjadi di masa depan karena kawasan Timur Tengah masih akan terus mengalami instabilitas, sehingga ada baiknya bila Indonesia harus bersiap secara militer.
Penyebaran kekuatan AL negeri ini untuk berpartisipasi dalam UNIFIL Maritime Task Force hendaknya menjadi ajang pembelajaran bagaimana melaksanakan proyeksi kekuatan dalam arti yang sebenarnya. Karena berbagai alasan, selama ini AL kita sangat jarang melaksanakan proyeksi kekuatan. Pengalaman dari partisipasi di UNIFIL Maritime Task Force dapat menjadi modal bagi proyeksi kekuatan lainnya, termasuk kemungkinan melindungi jalur pasokan energi Indonesia di masa depan.
Dari perspektif Indonesia, isu keamanan energi memiliki dua dimensi yaitu dimensi nasional dan regional. Dari perspektif dimensi nasional, Indonesia harus mengembangkan kemampuan untuk mengamankan jalur pasokan energinya yang memanjang dari Timur Tengah hingga Asia Tenggara. Terganggunya pasokan energi dari Timur Tengah akan menimbulkan gejolak politik, ekonomi dan keamanan di Indonesia. Meskipun hingga saat ini belum pernah ada gangguan berarti terhadap pasokan energi untuk Indonesia, perlu disiapkan skenario untuk mengantisipasi hal terburuk.
Untuk merespon hal tersebut, pengamanan jalur pasokan energi dari Timur Tengah ke Asia Tenggara harus menempuh dua pendekatan, yaitu pendekatan politik dan pendekatan militer. Pendekatan politik adalah melalui jalur diplomatik pada 14 negara yang dilalui oleh pasokan energi Indonesia, seperti negara-negara di sekitar Teluk Persia Laut Merah dan Samudera Indonesia, selain tentu saja Amerika Serikat sebagai kekuatan adidaya yang mengendalikan Samudera Indonesia.
Adapun pendekatan militer melalui pembangunan kekuatan laut yang mampu melaksanakan proyeksi kekuatan. Sebab bukan tidak mungkin, suatu saat tanker-tanker yang bertujuan ke Indonesia harus dikawal oleh kapal perang AL kita dengan alasan kondisi keamanan maritim. Sebagai ilustrasi, pada 1987 jalur pelayaran di Teluk Persia sempat terganggu oleh the tanker war yang digelar oleh Iran dan Irak. Hal serupa dapat saja terjadi di masa depan karena kawasan Timur Tengah masih akan terus mengalami instabilitas, sehingga ada baiknya bila Indonesia harus bersiap secara militer.
Penyebaran kekuatan AL negeri ini untuk berpartisipasi dalam UNIFIL Maritime Task Force hendaknya menjadi ajang pembelajaran bagaimana melaksanakan proyeksi kekuatan dalam arti yang sebenarnya. Karena berbagai alasan, selama ini AL kita sangat jarang melaksanakan proyeksi kekuatan. Pengalaman dari partisipasi di UNIFIL Maritime Task Force dapat menjadi modal bagi proyeksi kekuatan lainnya, termasuk kemungkinan melindungi jalur pasokan energi Indonesia di masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar