19 Januari 2009

Spionase Maritim Di Indonesia

All hands,
Beberapa tahun lalu, sebuah departemen pemerintah menjadi korban spionase negara tertentu karena kecerobohan sendiri. Adapun data yang berhasil dicuri oleh negara tertentu itu adalah data menyangkut oseanografi perairan tertentu di Indonesia yang sudah pasti akan digunakan untuk kepentingan peperangan kapal selam dan anti kapal selam. Seperti diketahui, Angkatan Laut negara itu berupaya menjadi penguasa di bawah air di kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya.
Bagi Indonesia, kegiatan spionase itu jelas sangat merugikan sebab selain berhasil dikuasainya data oseanografi perairan tertentu di Nusantara, juga terjadi karena kecerobohan pihak sendiri yang sebenarnya tidak perlu terjadi seandainya tidak meremehkan pentingnya pengamanan data. Kasus spionase data oseanografi sesungguhnya bukan hal baru di Nusantara karena seringkali terjadi, namun jarang dipublikasikan. Satu di antara kasus yang menonjol terjadi sekitar 1981 yang melibatkan agen KGB dan oknum AL kita menyangkut data oseanografi di Selat Makassar.
Berangkat dari situ pengamanan data oseanografi sangat penting guna menghindari kejutan yang dilakukan oleh pihak lain dalam peperangan laut, khususnya peperangan kapal selam dan anti kapal selam. Untuk menggelar peperangan kapal selam dan anti kapal selam, dibutuhkan beberapa pengetahuan seperti ancaman dan situasi lingkungan operasi, pengamatan dan “isyarat” di lingkungan operasi, sensor taktis yang andal dan kedisiplinan pada taktik-taktik tanpa mengurangi ruang untuk berinisiatif.
Menyangkut situasi lingkungan operasi, ada tiga komponen oseanografi yang vital untuk diketahui yaitu salinitas, temperatur dan klorinitas sehingga tidak mengherankan bila data-data ketiga komponen itu sangat dicari oleh negara-negara yang mengoperasikan kapal selam di luar wilayah perairannya. Mengapa ketiga komponen itu sangat dicari oleh negara-negara lain? Tak lain karena ketiganya menentukan terbentuknya lapisan-lapisan (layers) di perairan yang dapat digunakan bagi kapal selam untuk menghindar deteksi sensor lawan. Lapisan itu dapat mengganggu efektifitas pancaran gelombang elektromagnetik dari sonar untuk mendeteksi keberadaan kapal selam sebab sifatnya yang dapat membelokkan sudut gelombang yang dipancarkan.
Soal spionase juga tidak lepas dari egoisme antar lembaga pemerintah. Meskipun data oseanografi tergolong data vital, namun egoisme antar lembaga di Indonesia masih menjadi penghalang bagi upaya pengamanan data itu. Egoisme tersebut tak lepas dari rasa percaya diri yang berlebihan pada lembaga tertentu untuk mengamankan data yang dimilikinya tanpa memerlukan bantuan instansi lainnya.
Spionase data tidak selamanya dilakukan di tempat penyimpanannya oleh agen yang direkrut, namun seringkali dilaksanakan ketika data itu berada di luar tempat penyimpanan menggunakan kemajuan teknologi. Berbicara tentang pengamanan data vital, harus diakui di Indonesia kesadaran untuk mengamankan data tersebut belum merata pada semua instansi terkait. Bahkan tak sedikit lembaga pemerintah yang meremehkan pengamanan data sehingga terjadinya pencurian melalui kegiatan spionase merupakan hal yang wajar. Dan terkadang personel yang diberi kewenangan mengamankan data ketika berada di luar tempat penyimpanan kurang mempunyai tingkat kewaspadaan yang tinggi.
Sampai kapan hal ini akan terus berlangsung? Selama instansi-instansi pemerintah, khususnya instansi sipil masih belum mempunyai sense of intelligence, hal demikian akan terus terjadi di masa depan.



2 komentar:

TrueNavy mengatakan...

Saya sendiri secara pribadi SANGAT menyayangkan kemampuan para perwira korps pelaut dalam menggunakan pengetahuan tentang layer-layer di perairan kita. Practically banyak perwira korps Pelaut yang NGGAK ngerti bagaimana mencarinya dan menggunakannya. Peralatan seperti Bathytermograph nyaris tidak pernah digunakan. Hanya mereka yang bergelut di Hydros yang pernah memakai peralatan tsb. Probe-probe sound speed maupun water temperatur tidak pernah dilepas dari KRI tipe Fatahillah (setahu saya hanya 3 KRI yang punya probe2 tsb).
Ayo dong korps Pelaut...Wake Up !
BTW Sonar tidak memancarkan GEM, dia memancarkan Acoustic (non magnetik) thanks.

Anonim mengatakan...

Makasih atas koreksinya soal sonar.Kadang suka salah tempatkan antara GEM dengan akustik.