All hands,
Strategi maritim yang kita anut berasal dari strategi yang dikembangkan di negara-negara Eropa (termasuk Rusia) dan Amerika Serikat. Oleh karena itu, banyak istilah operasi Angkatan Laut yang sebaiknya dipelajari dari literatur asli dan tidak terlalu mengandalkan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia. Bukan berarti saya tidak menjunjung tinggi bahasa nasional kita sendiri, akan tetapi harus diakui kadang terjadi kekurangan padanan dalam Bahasa Indonesia ketika mengartikan dari bahasa asing. Termasuk pula dalam istilah-istilah navalism.
Setelah mempelajari salah satu literatur kontemporer terbitan U.S. Naval War College tentang operasi AL atau operasi maritim, saya jadi tersentuh ketika membahas soal beberapa istilah operasi AL yang di negeri kita, khususnya di AL, yang mungkin penerjemahannya belum terlalu lengkap. Bukan saya underestimate, tetapi terkadang penerjemahan yang belum baku membuat kita kesulitan membedakan padanan aslinya dalam bahasa Inggris. Sebab belum ada kamus resmi Dictionary of Naval and Associated Terms atau Dictionary of Military and Associated Terms (JP 1-02) yang bisa dijadikan pegangan di negeri kita seperti halnya di Amerika Serikat misalnya.
Dari sekian banyak istilah tentang operasi AL atau operasi maritim, terdapat beberapa istilah yang sebaiknya perlu kita ketahui dan pahami bersama. Yaitu naval battle, naval engagement, naval raid dan naval attack. Sepintas istilah-istilah itu mirip, namun kalau dipelajari lebih lanjut ternyata berbeda.
Naval battle di masa lalu merupakan metode utama untuk mencapai major tactical objective as a part of major naval operation. Naval battle consisted of a series of related attacks, counterattacks, strikes and counterstrike coordinated in time and place. Karakteristik dari naval battle yaitu durasinya panjang, bisa beberapa jam atau malah hari atau minggu.
Naval battle dapat menghasilkan decisive defeat pada salah satu pihak, yang bisa saja berarti bukan sekedar an operational victory bagi pihak lain, tetapi juga strategic victory. Contoh klasik dari naval battle banyak, misalnya Trafalgar 1805, Tsushima Strait 1905 dan Coral Sea Mei 1942. Begitu pula dengan Midway Juni 1942.
Naval engagement are consisted of a series of related strikes/counterstrikes and attack/counterattack aimed to accomplish the most important tactical objective in a naval battle. Naval engagement mempunyai keterkaitan dengan naval raid dan naval attack. Dengan kata lain, naval raid dan naval aatack bisa dikatakan sebagai turunan dari naval engagement.
Naval raid menurut Milan Vego, is conducted by a single or several naval combat arms to accomplish a tactical objective as a part of a major offensive or defensive naval operation. Aim dari naval raid is usually to deny temporarily some position or to capture or destroy an enemy force, coastal installation or facility. Naval raid tidak memprasyaratkan adanya temporary or local control of the sea. Baik pihak yang lebih lemah maupun pihak yang lebih kuat dapat melaksanakan naval battle.
Naval attack is a combination of tactical maneuver and weapons used to accomplish a minor tactical objective. Naval attack dapat dilakukan secara sendiri atau merupakan bagian dari naval raid. Naval attack dilaksanakan to destroy or neutralize a single enemy platform, tactical groups, or targets ashore. Kesuksesan naval attack sebagian besar tergantung dari unsur kejutan/surprised yang dicapai, keterampilan dalam manuver platform untuk meraih posisi yang lebih menguntungkan dan jarak, lethality dan presisi dari senjata yang digunakan.
Seiring dengan berjalannya waktu, terjadinya RMA dan lain sebagainya, operasi AL masa kini telah bertransformasi menjadi major naval operations yang bersifat jointness. Major naval operation di masa lalu lebih menekankan pada single service. Mengutip Vego, by conducting a major naval operation, the stronger side at sea can defeat the weaker side in an ocean/sea area and within the time frame of its own choosing. Major naval operation yang sukses mencapai tujuan dapat berkontribusi besar untuk mempersingkat jangka waktu perang di laut.
Dan yang penting untuk digarisbawahi agar dapat kita pahami bersama, MAJOR NAVAL OPERATIONS ARE THE MOST EFFECTIVE WAY TO AVOID ATTRITION WARFARE AT OPERATIONAL LEVEL OF WAR. Attrition warfare seperti yang diajarkan dalam teori maritim klasik merupakan perang yang melelahkan, menguras sumber daya, juga the will dari pihak-pihak yang terlibat. Dalam situasi dunia masa kini, attrition warfare dianggap sudah tidak populer. Mereka hanya menginginkan perang berlangsung singkat.
Dikaitkan dengan kepentingan negeri kita, major naval operation merupakan pilihan paling murah daripada melaksanakan attrition warfare. Sekali lagi ini akan terkait dengan cost-benefit approach. Siapkah kita? Sebelum menjawab pertanyaan itu, terlebih dahulu harus dipahami apa itu major naval operation.
Strategi maritim yang kita anut berasal dari strategi yang dikembangkan di negara-negara Eropa (termasuk Rusia) dan Amerika Serikat. Oleh karena itu, banyak istilah operasi Angkatan Laut yang sebaiknya dipelajari dari literatur asli dan tidak terlalu mengandalkan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia. Bukan berarti saya tidak menjunjung tinggi bahasa nasional kita sendiri, akan tetapi harus diakui kadang terjadi kekurangan padanan dalam Bahasa Indonesia ketika mengartikan dari bahasa asing. Termasuk pula dalam istilah-istilah navalism.
Setelah mempelajari salah satu literatur kontemporer terbitan U.S. Naval War College tentang operasi AL atau operasi maritim, saya jadi tersentuh ketika membahas soal beberapa istilah operasi AL yang di negeri kita, khususnya di AL, yang mungkin penerjemahannya belum terlalu lengkap. Bukan saya underestimate, tetapi terkadang penerjemahan yang belum baku membuat kita kesulitan membedakan padanan aslinya dalam bahasa Inggris. Sebab belum ada kamus resmi Dictionary of Naval and Associated Terms atau Dictionary of Military and Associated Terms (JP 1-02) yang bisa dijadikan pegangan di negeri kita seperti halnya di Amerika Serikat misalnya.
Dari sekian banyak istilah tentang operasi AL atau operasi maritim, terdapat beberapa istilah yang sebaiknya perlu kita ketahui dan pahami bersama. Yaitu naval battle, naval engagement, naval raid dan naval attack. Sepintas istilah-istilah itu mirip, namun kalau dipelajari lebih lanjut ternyata berbeda.
Naval battle di masa lalu merupakan metode utama untuk mencapai major tactical objective as a part of major naval operation. Naval battle consisted of a series of related attacks, counterattacks, strikes and counterstrike coordinated in time and place. Karakteristik dari naval battle yaitu durasinya panjang, bisa beberapa jam atau malah hari atau minggu.
Naval battle dapat menghasilkan decisive defeat pada salah satu pihak, yang bisa saja berarti bukan sekedar an operational victory bagi pihak lain, tetapi juga strategic victory. Contoh klasik dari naval battle banyak, misalnya Trafalgar 1805, Tsushima Strait 1905 dan Coral Sea Mei 1942. Begitu pula dengan Midway Juni 1942.
Naval engagement are consisted of a series of related strikes/counterstrikes and attack/counterattack aimed to accomplish the most important tactical objective in a naval battle. Naval engagement mempunyai keterkaitan dengan naval raid dan naval attack. Dengan kata lain, naval raid dan naval aatack bisa dikatakan sebagai turunan dari naval engagement.
Naval raid menurut Milan Vego, is conducted by a single or several naval combat arms to accomplish a tactical objective as a part of a major offensive or defensive naval operation. Aim dari naval raid is usually to deny temporarily some position or to capture or destroy an enemy force, coastal installation or facility. Naval raid tidak memprasyaratkan adanya temporary or local control of the sea. Baik pihak yang lebih lemah maupun pihak yang lebih kuat dapat melaksanakan naval battle.
Naval attack is a combination of tactical maneuver and weapons used to accomplish a minor tactical objective. Naval attack dapat dilakukan secara sendiri atau merupakan bagian dari naval raid. Naval attack dilaksanakan to destroy or neutralize a single enemy platform, tactical groups, or targets ashore. Kesuksesan naval attack sebagian besar tergantung dari unsur kejutan/surprised yang dicapai, keterampilan dalam manuver platform untuk meraih posisi yang lebih menguntungkan dan jarak, lethality dan presisi dari senjata yang digunakan.
Seiring dengan berjalannya waktu, terjadinya RMA dan lain sebagainya, operasi AL masa kini telah bertransformasi menjadi major naval operations yang bersifat jointness. Major naval operation di masa lalu lebih menekankan pada single service. Mengutip Vego, by conducting a major naval operation, the stronger side at sea can defeat the weaker side in an ocean/sea area and within the time frame of its own choosing. Major naval operation yang sukses mencapai tujuan dapat berkontribusi besar untuk mempersingkat jangka waktu perang di laut.
Dan yang penting untuk digarisbawahi agar dapat kita pahami bersama, MAJOR NAVAL OPERATIONS ARE THE MOST EFFECTIVE WAY TO AVOID ATTRITION WARFARE AT OPERATIONAL LEVEL OF WAR. Attrition warfare seperti yang diajarkan dalam teori maritim klasik merupakan perang yang melelahkan, menguras sumber daya, juga the will dari pihak-pihak yang terlibat. Dalam situasi dunia masa kini, attrition warfare dianggap sudah tidak populer. Mereka hanya menginginkan perang berlangsung singkat.
Dikaitkan dengan kepentingan negeri kita, major naval operation merupakan pilihan paling murah daripada melaksanakan attrition warfare. Sekali lagi ini akan terkait dengan cost-benefit approach. Siapkah kita? Sebelum menjawab pertanyaan itu, terlebih dahulu harus dipahami apa itu major naval operation.
2 komentar:
Benar Bang,, sudah saatnya kita merubah dan rasanya sangat berat apabila nantinya ketemu sama pengambil kebijakan yang belum bisa memahami perkembangan angkatan laut,, tidak hanya referensi yang kita miliki sudah banyak berubah karena kemajuan tekhnologi, disisi lain kita masih terus mempertahankan referensi kita yang lama sementara pengkajian berjalan lambat, dampak langsung yg dirasakan adalah apabila kita sedang melaksanakan latihan dg negara laen kita plonga plongo dengan ref yang baru ya bisanya cuma Can we Copy?. Juga dalam bahasa penerjemahannya kadang laen dengan referensi aslinya ya mungkin karena belum ada Dictionary of Naval and Associated Terms atau Dictionary of Military and Associated Terms seperti yg dibilang bang all, hal ini jangankan pada isi referensi dalam hal yang muda dalam diskusi saja kadang masih banyak salah penangkapan seperti dalam NTNT, IPC, MPC maupun FPC dalam latihan.
Makanya Bang all, cocok masuk Straops neh… biar cepet ada perubahan.
Terkait dengan tulisan bang all, Major Naval Operation consists of series of related battles, engagements, strike and others tactical actions conducted concurrently or sequentially by diverse naval and combat arm of other services, coordinated in term of time, place to accomplished operational and sometime strategic, objective in a given maritime theater.
Menuru pendapat saya Major Naval Operation tidak bisa berhasil tanpa adanya infrastruktur wilayah yang dimiliki atau fungsi operasional untuk menyiapkan comprehensive support. Fungsi – fungsi operational tersebut adalah: Komando dan pengendalian, Operasi Intelejen, Command and Control Warfare (C2W), dukungan logistic dan perlindungan.
Trima kasih
Randu...betul sekali definisinya. Nggak salah jadi Pwa Ops. Ha..ha..ha..
Straop? Di sana pilihan cuma dua mas, jadi diplomat atau ngurusin IMSS. Jam layar nggak nambah, tapi jam terbang nambah. Ha..ha..ha..
Posting Komentar