All hands,
Sadar atau tidak, bagi Angkatan Laut negara-negara maju, proyeksi kekuatan mereka bukan sekedar mengamankan kepentingan nasional, tapi juga ways of life. Mengamankan gaya hidup!!! Gaya hidup seperti apa?
Kalau kita mengacu pada Amerika Serikat, gaya hidup boros. Gaya hidup boros itu bisa kita lihat dari besaran kapasitas cc mobil-mobil buatan om Sam. Mobil-mobil keluaran Detroit itu pasti boros bahan bakar, dia konsumsi bahan bakar lebih besar daripada buatan Jepang misalnya.
Untuk itu, om Sam perlu amankan akses ke ladang minyak. Om Sam juga perlu amankan SLOC minyak itu. Itulah salah satu alasan mengapa U.S. Navy diproyeksikan ke kawasan SLOC dunia. Selain Amerika Serikat nggak mau berperang di wilayah kedaulatannya, dia juga mau hancurkan ancaman ketika masih jauh dari wilayahnya.
Pertanyaannya buat kita di Indonesia, apakah AL kita sudah dipandang sebagai instrumen untuk bukan saja mengamankan kepentingan nasional, tapi juga ways of life? Ways of life seperti apa? Kita negara kepulauan, otomatis transportasi antar pulau adalah vital. Para pedagang kita borong barang dari Pulau Jawa ke pulau-pulau lain. Sebaliknya pasok barang-barang juga ke Pulau Jawa.
Artinya, ways of life kita tergantung pada laut. Tanpa laut, kita bisa setengah hidup. Karena itu gangguan terhadap keamanan maritim bagi sama sebenarnya sama artinya dengan gangguan terhadap ways of life kita. Berapa banyak pedagang dari segala tingkatan yang akan menanggung rugi bila transportasi laut dari Sulawesi misalnya ke kawasan Indonesia Timur lainnya terputus karena ancaman keamanan maritim. Berapa banyak nelayan yang nggak bisa melaut karena itu? Semua itu akan menciptakan kemiskinan dalam waktu singkat.
Kembali ke pertanyaan tadi, apakah AL kita sudah dipandang sebagai instrumen untuk mengamankan ways of life kita?
Sadar atau tidak, bagi Angkatan Laut negara-negara maju, proyeksi kekuatan mereka bukan sekedar mengamankan kepentingan nasional, tapi juga ways of life. Mengamankan gaya hidup!!! Gaya hidup seperti apa?
Kalau kita mengacu pada Amerika Serikat, gaya hidup boros. Gaya hidup boros itu bisa kita lihat dari besaran kapasitas cc mobil-mobil buatan om Sam. Mobil-mobil keluaran Detroit itu pasti boros bahan bakar, dia konsumsi bahan bakar lebih besar daripada buatan Jepang misalnya.
Untuk itu, om Sam perlu amankan akses ke ladang minyak. Om Sam juga perlu amankan SLOC minyak itu. Itulah salah satu alasan mengapa U.S. Navy diproyeksikan ke kawasan SLOC dunia. Selain Amerika Serikat nggak mau berperang di wilayah kedaulatannya, dia juga mau hancurkan ancaman ketika masih jauh dari wilayahnya.
Pertanyaannya buat kita di Indonesia, apakah AL kita sudah dipandang sebagai instrumen untuk bukan saja mengamankan kepentingan nasional, tapi juga ways of life? Ways of life seperti apa? Kita negara kepulauan, otomatis transportasi antar pulau adalah vital. Para pedagang kita borong barang dari Pulau Jawa ke pulau-pulau lain. Sebaliknya pasok barang-barang juga ke Pulau Jawa.
Artinya, ways of life kita tergantung pada laut. Tanpa laut, kita bisa setengah hidup. Karena itu gangguan terhadap keamanan maritim bagi sama sebenarnya sama artinya dengan gangguan terhadap ways of life kita. Berapa banyak pedagang dari segala tingkatan yang akan menanggung rugi bila transportasi laut dari Sulawesi misalnya ke kawasan Indonesia Timur lainnya terputus karena ancaman keamanan maritim. Berapa banyak nelayan yang nggak bisa melaut karena itu? Semua itu akan menciptakan kemiskinan dalam waktu singkat.
Kembali ke pertanyaan tadi, apakah AL kita sudah dipandang sebagai instrumen untuk mengamankan ways of life kita?
1 komentar:
belom lah
Posting Komentar