All hands,
Di kawasan Asia Pasifik, terdapat beberapa latihan bersama (combined exercise) militer rutin yang menonjol, baik dalam konteks bilateral maupun multilateral. Seperti CARAT, SEACAT, Cobra Gold, RIMPAC, Balikatan, Flash Iron dan Talisman Sabre. Dari berbagai latihan itu, salah satu yang menarik untuk diperhatikan adalah skenarionya.
Sebagian dari latihan itu mempunyai kemiripan skenario. Skenario yang dirancang mengasumsikan bahwa terdapat tantangan terhadap stabilitas kawasan dari sumber-sumber yang berbeda, namun terjadi di tempat yang sama dalam waktu yang sama. Katakanlah terjadi instabilitas akibat konflik di negara X, yang kemudian instabilitas itu dimanfaatkan oleh aktor-aktor non negara dari luar negara X untuk ikut memperkeruh suasana.
Untuk merespon perkembangan itu, negara-negara di kawasan Asia Pasifik mengambil inisiatif untuk melaksanakan operasi militer di negara X. Inisiatif itu dilakukan secara multilateral, namun kemudian melibatkan PBB.
Skenarionya biasanya demikian. Itu terlihat dalam skenario Talisman Sabre 2007 dan juga Cobra Gold 2008. Pertanyaannya, kenapa skenarionya demikian? Jawabannya sederhana, yaitu karena perkembangan lingkungan strategis memang demikian.
Menjadi menarik ketika skenario itu kita bandingkan dengan skenario latihan TNI. Kita sudah sama-sama paham bahwa skenario latihan TNI masih menganut model zaman baheula. Skenarionya selalu mengasumsikan adanya invasi dari luar terhadap Indonesia.
Karena Indonesia sebagian besar terlibat dalam latihan-latihan militer di kawasan, ada baiknya Indonesia menarik lesson learned. Salah satunya adalah mengubah skenario latihan ke depan menjadi lebih realistis.
Di kawasan Asia Pasifik, terdapat beberapa latihan bersama (combined exercise) militer rutin yang menonjol, baik dalam konteks bilateral maupun multilateral. Seperti CARAT, SEACAT, Cobra Gold, RIMPAC, Balikatan, Flash Iron dan Talisman Sabre. Dari berbagai latihan itu, salah satu yang menarik untuk diperhatikan adalah skenarionya.
Sebagian dari latihan itu mempunyai kemiripan skenario. Skenario yang dirancang mengasumsikan bahwa terdapat tantangan terhadap stabilitas kawasan dari sumber-sumber yang berbeda, namun terjadi di tempat yang sama dalam waktu yang sama. Katakanlah terjadi instabilitas akibat konflik di negara X, yang kemudian instabilitas itu dimanfaatkan oleh aktor-aktor non negara dari luar negara X untuk ikut memperkeruh suasana.
Untuk merespon perkembangan itu, negara-negara di kawasan Asia Pasifik mengambil inisiatif untuk melaksanakan operasi militer di negara X. Inisiatif itu dilakukan secara multilateral, namun kemudian melibatkan PBB.
Skenarionya biasanya demikian. Itu terlihat dalam skenario Talisman Sabre 2007 dan juga Cobra Gold 2008. Pertanyaannya, kenapa skenarionya demikian? Jawabannya sederhana, yaitu karena perkembangan lingkungan strategis memang demikian.
Menjadi menarik ketika skenario itu kita bandingkan dengan skenario latihan TNI. Kita sudah sama-sama paham bahwa skenario latihan TNI masih menganut model zaman baheula. Skenarionya selalu mengasumsikan adanya invasi dari luar terhadap Indonesia.
Karena Indonesia sebagian besar terlibat dalam latihan-latihan militer di kawasan, ada baiknya Indonesia menarik lesson learned. Salah satunya adalah mengubah skenario latihan ke depan menjadi lebih realistis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar