All hands,
Angkatan Laut senantiasa diklaim sebagai angkatan yang sarat dengan teknologi. Klaim itu memang benar, karena begitu adanya. Setiap terjadi kemajuan teknologi di bidang munisi, informatika, elektronika, mesin dan lain sebagainya pasti punya impak terhadap sistem senjata Angkatan Laut. Kondisi demikian menuntut Angkatan Laut di seluruh dunia untuk technological awareness alias melek teknologi.
Technological awareness yang dimaksud bukan sekadar tahu teknologi pertahanan, tapi juga mengikuti perkembangannya secara terus menerus. Hal itu penting biar kita bisa membeli senjata yang kehandalannya tinggi dan sekaligus nggak dikibuli sama rekanan. Rekanan kan motivasinya cari untung dan segala cara dia tempuh untuk itu. Nggak peduli langkah yang dia tempuh justru merugikan Angkatan Laut dalam jangka beberapa waktu ke depan.
Masalahnya bagaimana soal technological awareness di AL kita? Apakah alutsista, khususnya kapal perang yang telah atau akan kita beli, secara teknologi handal dibandingkan dengan senjata sejenis? Ataukah teknologi urusan nomor dua, yang penting murah harganya?
Kalau soal kapal atas air, khususnya kombatan, kita nggak ragu dengan kualitas kapal buatan Belanda. Mereka punya rekam jejak soal penguasaan teknologi kapal atas air. Produk mereka bukan saja dipakai oleh Indonesia, tapi juga oleh negara-negara lain.
Bagaimana dengan kapal selam? Selama hampir 30 tahun, kita menggunakan kapal selam teknologi Jerman. Rekam jejak Jerman dalam soal kapal selam konvensional nggak usah diragukan. Dia punya pengalaman hampir satu abad soal itu, sejak sebelum Perang Dunia Pertama sampai kini.
Terus sekarang kita dihadapkan pada rencana pengadaan kapal selam diesel elektrik baru. Pilihan yang ada di depan mata ada dua, Rusia dan Korea Selatan? Pertanyaannya, apakah kedua negara punya rekam jejak soal kapal selam?
Kalau Rusia, sangat jelas. Mereka mempunyai rekam jejak soal itu sejak akhir Perang Dunia Kedua sampai sekarang. Kehandalan teknologi kapal selam dia nggak usah diragukan. Memang Barat suka merendahkan kehandalan kapal selam Rusia, tapi itu kan motifnya politis.
Bagaimana dengan Korea Selatan? Saya harus jujur mengatakan Negeri Ginseng itu nggak punya rekam jejak soal kapal selam. Kapal selam buatan dia itu kan fotocopy dari kelas U-209 Jerman.
Angkatan Laut senantiasa diklaim sebagai angkatan yang sarat dengan teknologi. Klaim itu memang benar, karena begitu adanya. Setiap terjadi kemajuan teknologi di bidang munisi, informatika, elektronika, mesin dan lain sebagainya pasti punya impak terhadap sistem senjata Angkatan Laut. Kondisi demikian menuntut Angkatan Laut di seluruh dunia untuk technological awareness alias melek teknologi.
Technological awareness yang dimaksud bukan sekadar tahu teknologi pertahanan, tapi juga mengikuti perkembangannya secara terus menerus. Hal itu penting biar kita bisa membeli senjata yang kehandalannya tinggi dan sekaligus nggak dikibuli sama rekanan. Rekanan kan motivasinya cari untung dan segala cara dia tempuh untuk itu. Nggak peduli langkah yang dia tempuh justru merugikan Angkatan Laut dalam jangka beberapa waktu ke depan.
Masalahnya bagaimana soal technological awareness di AL kita? Apakah alutsista, khususnya kapal perang yang telah atau akan kita beli, secara teknologi handal dibandingkan dengan senjata sejenis? Ataukah teknologi urusan nomor dua, yang penting murah harganya?
Kalau soal kapal atas air, khususnya kombatan, kita nggak ragu dengan kualitas kapal buatan Belanda. Mereka punya rekam jejak soal penguasaan teknologi kapal atas air. Produk mereka bukan saja dipakai oleh Indonesia, tapi juga oleh negara-negara lain.
Bagaimana dengan kapal selam? Selama hampir 30 tahun, kita menggunakan kapal selam teknologi Jerman. Rekam jejak Jerman dalam soal kapal selam konvensional nggak usah diragukan. Dia punya pengalaman hampir satu abad soal itu, sejak sebelum Perang Dunia Pertama sampai kini.
Terus sekarang kita dihadapkan pada rencana pengadaan kapal selam diesel elektrik baru. Pilihan yang ada di depan mata ada dua, Rusia dan Korea Selatan? Pertanyaannya, apakah kedua negara punya rekam jejak soal kapal selam?
Kalau Rusia, sangat jelas. Mereka mempunyai rekam jejak soal itu sejak akhir Perang Dunia Kedua sampai sekarang. Kehandalan teknologi kapal selam dia nggak usah diragukan. Memang Barat suka merendahkan kehandalan kapal selam Rusia, tapi itu kan motifnya politis.
Bagaimana dengan Korea Selatan? Saya harus jujur mengatakan Negeri Ginseng itu nggak punya rekam jejak soal kapal selam. Kapal selam buatan dia itu kan fotocopy dari kelas U-209 Jerman.
Nggak ada Angkatan Laut lain yang pakai kapal kelas Changbogo buatan Korea Selatan, kecuali Angkatan Lautnya sendiri. Walaupun harganya murah, tapi beberapa tahun ke depan akan gerogoti anggaran kita. Untuk apa murah tapi hidupnya gerogoti anggaran dan nggak ciptakan deterrence.
Antara fotocopy dengan asli kira-kira lebih handal mana? Sudah pasti yang asli kan. Kalau memang kita ditekan terus oleh Washington agar nggak beli kapal selam kelas Kilo buatan Rusia dan kita nggak kuat hadapi tekanan itu, lebih baik berpaling ke Jerman saja.
Pertimbangannya antara lain Jerman sekutu Washington. Jerman dedengkot teknologi kapal selam. Kehandalan kapal selamnya teruji. Kalau Korea, belum teruji!!!
Antara fotocopy dengan asli kira-kira lebih handal mana? Sudah pasti yang asli kan. Kalau memang kita ditekan terus oleh Washington agar nggak beli kapal selam kelas Kilo buatan Rusia dan kita nggak kuat hadapi tekanan itu, lebih baik berpaling ke Jerman saja.
Pertimbangannya antara lain Jerman sekutu Washington. Jerman dedengkot teknologi kapal selam. Kehandalan kapal selamnya teruji. Kalau Korea, belum teruji!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar