All hands,
Ketika Admiral Mike Mullen menjabat Chief of Naval of Operations, dalam 17th International Seapower Symposium di Newport tahun 2005, dia meluncurkan insiatif yang dikenal sebagai Thousand-ship Navy/Global Maritime Partnership. Konsep itu dikembangkan oleh Vice Admiral John G. Morgan Jr. dan Rear Admiral Charles Mortaglio.
Banyak pihak menganggap bahwa TSN merupakan batu pijakan bagi strategi maritim baru bagi Angkatan Laut Amerika Serikat. Menurut Admiral Mullen, TSN merupakan penataan keamanan maritim global yang dirancang untuk mensinergikan kemampuan-kemampuan maritim kolektif dari sekutu-sekutu Amerika Serikat untuk keamanan secara keseluruhan pada domain maritim.
Apabila didalami, TSN didorong oleh globalisasi yang memerlukan jaminan akses yang bebas dan tak terganggu terhadap arus perniagaan dan menurunnya kemampuan U.S. Navy untuk melakukan pengendalian laut secara global. Oleh sebab itu, Amerika Serikat membutuhkan sekutu dan sahabat yang dapat diajak bekerjasama menjamin keamanan maritim secara global. Menurut penggagasnya, konsep itu akan membentuk kekuatan maritim global yang berpatroli di laut lepas dan mengamankan pelabuhan-pelabuhan dan waterways.
Satu di antara pertanyaan pertama tentang TSN adalah misi apa yang akan dilaksanakannya? Dalam sebuah kesempatan, Admiral Mullen memberikan penjelasan sebagai berikut:
"I’ve engaged with heads of navies from around the world, upward of 72 different countries, in the concept that I call a 1,000 ship Navy. It’s a thousand ships like-minded nation working to get at the emerging challenges of weapons of mass destruction, terrorist, drug, weapons, pirates, human trafficking and immigration. These are challenges we all have, and we need to work together that the sea-lanes are secure".
Ketika Admiral Mike Mullen menjabat Chief of Naval of Operations, dalam 17th International Seapower Symposium di Newport tahun 2005, dia meluncurkan insiatif yang dikenal sebagai Thousand-ship Navy/Global Maritime Partnership. Konsep itu dikembangkan oleh Vice Admiral John G. Morgan Jr. dan Rear Admiral Charles Mortaglio.
Banyak pihak menganggap bahwa TSN merupakan batu pijakan bagi strategi maritim baru bagi Angkatan Laut Amerika Serikat. Menurut Admiral Mullen, TSN merupakan penataan keamanan maritim global yang dirancang untuk mensinergikan kemampuan-kemampuan maritim kolektif dari sekutu-sekutu Amerika Serikat untuk keamanan secara keseluruhan pada domain maritim.
Apabila didalami, TSN didorong oleh globalisasi yang memerlukan jaminan akses yang bebas dan tak terganggu terhadap arus perniagaan dan menurunnya kemampuan U.S. Navy untuk melakukan pengendalian laut secara global. Oleh sebab itu, Amerika Serikat membutuhkan sekutu dan sahabat yang dapat diajak bekerjasama menjamin keamanan maritim secara global. Menurut penggagasnya, konsep itu akan membentuk kekuatan maritim global yang berpatroli di laut lepas dan mengamankan pelabuhan-pelabuhan dan waterways.
Satu di antara pertanyaan pertama tentang TSN adalah misi apa yang akan dilaksanakannya? Dalam sebuah kesempatan, Admiral Mullen memberikan penjelasan sebagai berikut:
"I’ve engaged with heads of navies from around the world, upward of 72 different countries, in the concept that I call a 1,000 ship Navy. It’s a thousand ships like-minded nation working to get at the emerging challenges of weapons of mass destruction, terrorist, drug, weapons, pirates, human trafficking and immigration. These are challenges we all have, and we need to work together that the sea-lanes are secure".
Respon negara-negara di dunia melalui Angkatan Lautnya masing-masing terhadap TSN beragam. Ada yang langsung setuju, ada pula yang reserve. Yang reserve mempertanyakan soal kedaulatan nasional masing-masing negara untuk berpatroli di wilayah perairannya sendiri. Ada kekhawatiran bahwa TSN akan melakukan patroli di perairan yurisdiksi negara-negara lain.
Sebagai jawaban atas kekhawatiran itu, U.S. Navy kemudian terbitkan Ten Guiding Principles for the "Navy of Navies":
• National sovereignty would always be respected.
• Nations, navies, and maritime forces would participate where and when they have common interests.
• The focus would be solely on security in the maritime domain: ports, harbors, territorial waters, maritime approaches, the high seas, and international straits, as well as the numerous exploitable seams between them.
• While no nation can do everything, all nations could contribute something of value.
• The TSN/GMP would be a network of international navies, coast guards, maritime forces, port operators, commercial shippers, and local law enforcement, all working together.
• Nations or navies having the capacity would be expected to help less capable ones increase their ability to provide maritime security in their own ports, harbors, territorial waters, and approaches.
• Nations or navies that need assistance would have to ask for it.
• Each geographic region would develop regional maritime networks.
• To be effective and efficient, the Global Maritime Partnership would have to share information widely; classified maritime intelligence would be kept to a minimum.
• This would be a long-term effort, but the security of the maritime domain demands that it start now.
Untuk mengoperasionalkan TSN, U.S. Navy menekankan pada peningkatan maritime domain awareness (MDA) melalui kolaborasi dan pertukaran informasi antar negara. Dan U.S. Navy nggak ragu untuk membantu capacity building Angkatan Laut negara-negara lain untuk MDA. Indonesia misalnya mendapatkan bantuan lewat Section 1206 yang berwujud Integrated Maritime Surveillance System (IMSS) di Selat Malaka dan Selat Makassar.
Kini Admiral Mullen sudah digantikan oleh Admiral Gary Roughead. Admiral Mullen dipromosikan menjadi Chairman, of the Joint Chiefs of Staff. Pertanyaannya, bagaimana kelanjutan TSN? Selama kepemimpinan Roughead, sepertinya sang Laksamana kurang berminat lanjutkan promosikan TSN. Tetapi dalam prakteknya, U.S. Navy terus meningkatkan kerjasama dengan Angkatan Laut di dunia untuk menjamin keamanan maritim. Kata kuncinya adalah freedom of navigation.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar