All hands,
Salah satu penyakit kronis di Royal Australia Navy adalah ambisi mereka untuk miliki sistem senjata dengan kemampuan yang mumpuni. Menjadi penyakit karena saking besarnya ambisi, unsur filosofis dan perhitungan teknis dari desain awal suatu sistem senjata seringkali diabaikan. Contohnya banyak.
Kapal fregat kelas Anzac misalnya, desain awalnya adalah offshore patrol vessel kelas Meko buatan Jerman yang kemudian didesain ulang oleh Australia jadi fregat. Kemudian dia ingin kapal itu bisa muat heli ukuran sedang, khususnya SH-60 Sea Hawk. Karena Sea Hawk nggak muat, dia pilih heli tua SH-2G Super Sea Sprite. Celakanya lagi, Australia mau semua kemampuan ada di heli itu. Akibatnya sistem komputer yang ada di heli itu error dan programnya terancam gagal.
Kapal selam kelas Collin merupakan desain ulang dari kapal selam buatan Swedia. Badannya diperpanjang, akibatnya kapalnya berisik dan menimbulkan banyak masalah. Ujung-ujungnya pemerintah Australia harus keluarkan banyak uang untuk perbaiki masalah-masalah teknis itu. Sekarang kapal selam kelas Collin sudah ada yang dipersenjatai dengan torpedo MK 48 Mod 7 Common Broadband Advanced Sonar System (CBASS) yang diujicoba dalam RIMPAC 2008 Juli lalu.
Lalu apa pelajaran yang dapat ditarik dari penyakit kronis itu? Kalau kita ingin mempunyai sistem senjata yang bisa semua kemampuan, bisa semua tugas, platform-nya harus besar. Nggak bisa menggampangkan dengan memperpanjang dimensi platform yang sudah eksis. Karena itu akan pengaruhi perhitungan teknis dan kinerja sistem kapal secara keseluruhan. Dan ujung-ujungnya sedot anggaran yang tak perlu.
Salah satu penyakit kronis di Royal Australia Navy adalah ambisi mereka untuk miliki sistem senjata dengan kemampuan yang mumpuni. Menjadi penyakit karena saking besarnya ambisi, unsur filosofis dan perhitungan teknis dari desain awal suatu sistem senjata seringkali diabaikan. Contohnya banyak.
Kapal fregat kelas Anzac misalnya, desain awalnya adalah offshore patrol vessel kelas Meko buatan Jerman yang kemudian didesain ulang oleh Australia jadi fregat. Kemudian dia ingin kapal itu bisa muat heli ukuran sedang, khususnya SH-60 Sea Hawk. Karena Sea Hawk nggak muat, dia pilih heli tua SH-2G Super Sea Sprite. Celakanya lagi, Australia mau semua kemampuan ada di heli itu. Akibatnya sistem komputer yang ada di heli itu error dan programnya terancam gagal.
Kapal selam kelas Collin merupakan desain ulang dari kapal selam buatan Swedia. Badannya diperpanjang, akibatnya kapalnya berisik dan menimbulkan banyak masalah. Ujung-ujungnya pemerintah Australia harus keluarkan banyak uang untuk perbaiki masalah-masalah teknis itu. Sekarang kapal selam kelas Collin sudah ada yang dipersenjatai dengan torpedo MK 48 Mod 7 Common Broadband Advanced Sonar System (CBASS) yang diujicoba dalam RIMPAC 2008 Juli lalu.
Lalu apa pelajaran yang dapat ditarik dari penyakit kronis itu? Kalau kita ingin mempunyai sistem senjata yang bisa semua kemampuan, bisa semua tugas, platform-nya harus besar. Nggak bisa menggampangkan dengan memperpanjang dimensi platform yang sudah eksis. Karena itu akan pengaruhi perhitungan teknis dan kinerja sistem kapal secara keseluruhan. Dan ujung-ujungnya sedot anggaran yang tak perlu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar