All hands,
Kita sudah sama-sama tahu bahwa Australia adalah Deputi Sheriff-nya Om Sam. Nggak heran bila dalam pembangunan kekuatan pertahanannya, dia mengandalkan pada bantuan sang bos di Washington. Di antara program pembangunan kekuatan pertahanan yang mendapat bantuan teknis dari Amerika Serikat adalah Air Warfare Destroyer (program SEA 4000).
Sejarah program SEA 4000 berawal dari laporan Defence White Paper 2000: Our Future Defence Force yang mengidentifikasi kerentanan armada Royal Australian Navy akan pertahanan udara dalam operasi jarak jauh. Sebagai tindak lanjut, Australia merancang program SEA 4000 guna menggantikan fregat berpeluru kendali kelas Oliver Hazard Perry dengan setidaknya tiga kapal berkemampuan pertahanan udara yang jauh lebih besar dan lebih mampu.
Menurut rencana pembangunan kekuatan Royal Australian Navy yang dikenal sebagai The Three Fleets, pada tahun 2015 kekuatan lautnya akan diperkuat setidaknya oleh dua air warfare destroyer, selain fregat kelas Oliver Hazard Perry dan kelas Anzac yang telah di-upgrade. Program SEA 4000 dimulai tahun 2003 dengan membuka tender pengadaan kepada beberapa galangan multinasional.
Untuk menyukseskan program SEA 4000, Australia meminta Amerika Serikat untuk diberikan akses pada teknologi Aegis Combat System. Permintaan itu disetujui, menjadikan Australia negara kelima yang mendapatkan lisensi teknologi tersebut bagi Angkatan Laut-nya setelah Norwegia, Spanyol, Jepang dan Korea Selatan. Dukungan dari sekutunya membuat Australia berani mengumumkan pada 2004 bahwa program SEA 4000 akan menggunakan teknologi Aegis Combat System.
Ketiga kapal perusak kelas Hobart (Program SEA 4000) saat ini dibangun di galangan kapal ASC Pty Ltd, Adelaide. Proyek ini bernilai sekitar Aus$ 8 milyar dan kapalnya akan diserahkan pada tahun 2014, 2016 dan 2017. Kapal perusak yang digolongkan sebagai air warfare destroyer sebenarnya merupakan kapal multiguna, artinya mempunyai kemampuan peperangan atas air dan peperangan kapal selam. Meskipun dibangun atas dasar platform kapal fregat F-100 Spanyol, akan tetapi sistem sensornya mengadopsi teknologi Amerika Serikat, misalnya radar SPY-1 Aegis dan akan didukung dengan rudal permukaan ke udara RIM-66/67.
Kapal perusak kelas Hobart dirancang sepenuhnya interoperable dengan kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat, karena kesamaan sistem sensor dan senjatanya. Dari aspek teknis, dapat ditarik ke dalam aspek politik yaitu menunjukkan betapa eratnya hubungan Amerika Serikat-Australia. Dan sekaligus menggambarkan bahwa kini dan ke depan kedua negara akan terus beroperasi dalam bentuk koalisi menghadapi ancaman keamanan kawasan dan global.
Kita sudah sama-sama tahu bahwa Australia adalah Deputi Sheriff-nya Om Sam. Nggak heran bila dalam pembangunan kekuatan pertahanannya, dia mengandalkan pada bantuan sang bos di Washington. Di antara program pembangunan kekuatan pertahanan yang mendapat bantuan teknis dari Amerika Serikat adalah Air Warfare Destroyer (program SEA 4000).
Sejarah program SEA 4000 berawal dari laporan Defence White Paper 2000: Our Future Defence Force yang mengidentifikasi kerentanan armada Royal Australian Navy akan pertahanan udara dalam operasi jarak jauh. Sebagai tindak lanjut, Australia merancang program SEA 4000 guna menggantikan fregat berpeluru kendali kelas Oliver Hazard Perry dengan setidaknya tiga kapal berkemampuan pertahanan udara yang jauh lebih besar dan lebih mampu.
Menurut rencana pembangunan kekuatan Royal Australian Navy yang dikenal sebagai The Three Fleets, pada tahun 2015 kekuatan lautnya akan diperkuat setidaknya oleh dua air warfare destroyer, selain fregat kelas Oliver Hazard Perry dan kelas Anzac yang telah di-upgrade. Program SEA 4000 dimulai tahun 2003 dengan membuka tender pengadaan kepada beberapa galangan multinasional.
Untuk menyukseskan program SEA 4000, Australia meminta Amerika Serikat untuk diberikan akses pada teknologi Aegis Combat System. Permintaan itu disetujui, menjadikan Australia negara kelima yang mendapatkan lisensi teknologi tersebut bagi Angkatan Laut-nya setelah Norwegia, Spanyol, Jepang dan Korea Selatan. Dukungan dari sekutunya membuat Australia berani mengumumkan pada 2004 bahwa program SEA 4000 akan menggunakan teknologi Aegis Combat System.
Ketiga kapal perusak kelas Hobart (Program SEA 4000) saat ini dibangun di galangan kapal ASC Pty Ltd, Adelaide. Proyek ini bernilai sekitar Aus$ 8 milyar dan kapalnya akan diserahkan pada tahun 2014, 2016 dan 2017. Kapal perusak yang digolongkan sebagai air warfare destroyer sebenarnya merupakan kapal multiguna, artinya mempunyai kemampuan peperangan atas air dan peperangan kapal selam. Meskipun dibangun atas dasar platform kapal fregat F-100 Spanyol, akan tetapi sistem sensornya mengadopsi teknologi Amerika Serikat, misalnya radar SPY-1 Aegis dan akan didukung dengan rudal permukaan ke udara RIM-66/67.
Kapal perusak kelas Hobart dirancang sepenuhnya interoperable dengan kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat, karena kesamaan sistem sensor dan senjatanya. Dari aspek teknis, dapat ditarik ke dalam aspek politik yaitu menunjukkan betapa eratnya hubungan Amerika Serikat-Australia. Dan sekaligus menggambarkan bahwa kini dan ke depan kedua negara akan terus beroperasi dalam bentuk koalisi menghadapi ancaman keamanan kawasan dan global.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar