All hands,
Dalam skenario latihan yang dilaksanakan selama ini, baik sebatas Oyu/Olah Yudha (war games) maupun pada gladi posko (command post exercise) maupun gladi lapang (field training exercise), selalu saja lokasi geografis wilayah latihan adalah wilayah nyata di negeri kita. Contoh yang paling kasat mata adalah Latgab TNI 2008, yang jelas-jelas dalam skenarionya menyatakan bahwa wilayah operasinya adalah di Kalimantan Timur. Saya nggak mau gunakan istilah mandala, karena mandala yang dalam terminologi militer asing padanannya adalah theater merupakan suatu wilayah operasi yang sangat luas. Sebagai contoh adalah waktu pembebasan Irian Barat, wilayah mandalanya mencakup seluruh Indonesia Timur mulai dari Pulau Sulawesi.
Padahal kalau kita bandingkan dengan skenario latihan militer negara-negara lain, selalu saja mereka membuat lokasi fiktif. Misalnya dalam Cobra Gold 2008, negara wilayah sasaran latihan adalah suatu wilayah fiktif di sebelah tenggara Jepang yang dinamai Kepulauan Pasifica. Kepulauan Pasifica ini terdiri dari enam negara yaitu Sonora, Tierra Del Oro, Mojave, Kuhistan, Arcadia dan Isla Del Sol.
Lokasi fiktif ini dalam istilah di Angkatan Laut sering disebut dengan pulau timbul. Tantangannya dalam membuat pulau timbul adalah data-data geografis. Misalnya topografi dan hidrografinya seperti apa. Pantainya seperti apa, di bagian mana yang landai, di bagian mana yang curam dan lain sebagainya, dalam perairannya di tiap bagian pulau berapa, arus pasang surutnya bagaimana dan lain-lain.
Namun sebenarnya itu nggak sulit kok untuk membuatnya. Cara yang paling gampangkan adalah gabungkan saja data-data hidrografi dan topografi kita dari beberapa wilayah yang berbeda. Soal wilayah mana saja yang datanya diambil, itu rahasia para perencana latihan. Itu sekaligus dalam perencanaan latihan, mesti melibatkan rekan-rekan dari hidrografi dan topografi.
Bahkan mereka harus ditantang buat peta laut dan peta topografi wilayah fiktif itu. Mereka pasti bisa soal itu, karena memang mereka ahlinya. Kalau bikin PTG (peta tempur gabungan) untuk Pulau Natuna Besar saja bisa, yang ini juga bisa dong. Dengan punya lokasi fiktif/pulau timbul, kita nggak perlu lagi obral data-data hidrografi dan topografi kita dalam latihan.
Dalam skenario latihan yang dilaksanakan selama ini, baik sebatas Oyu/Olah Yudha (war games) maupun pada gladi posko (command post exercise) maupun gladi lapang (field training exercise), selalu saja lokasi geografis wilayah latihan adalah wilayah nyata di negeri kita. Contoh yang paling kasat mata adalah Latgab TNI 2008, yang jelas-jelas dalam skenarionya menyatakan bahwa wilayah operasinya adalah di Kalimantan Timur. Saya nggak mau gunakan istilah mandala, karena mandala yang dalam terminologi militer asing padanannya adalah theater merupakan suatu wilayah operasi yang sangat luas. Sebagai contoh adalah waktu pembebasan Irian Barat, wilayah mandalanya mencakup seluruh Indonesia Timur mulai dari Pulau Sulawesi.
Padahal kalau kita bandingkan dengan skenario latihan militer negara-negara lain, selalu saja mereka membuat lokasi fiktif. Misalnya dalam Cobra Gold 2008, negara wilayah sasaran latihan adalah suatu wilayah fiktif di sebelah tenggara Jepang yang dinamai Kepulauan Pasifica. Kepulauan Pasifica ini terdiri dari enam negara yaitu Sonora, Tierra Del Oro, Mojave, Kuhistan, Arcadia dan Isla Del Sol.
Lokasi fiktif ini dalam istilah di Angkatan Laut sering disebut dengan pulau timbul. Tantangannya dalam membuat pulau timbul adalah data-data geografis. Misalnya topografi dan hidrografinya seperti apa. Pantainya seperti apa, di bagian mana yang landai, di bagian mana yang curam dan lain sebagainya, dalam perairannya di tiap bagian pulau berapa, arus pasang surutnya bagaimana dan lain-lain.
Namun sebenarnya itu nggak sulit kok untuk membuatnya. Cara yang paling gampangkan adalah gabungkan saja data-data hidrografi dan topografi kita dari beberapa wilayah yang berbeda. Soal wilayah mana saja yang datanya diambil, itu rahasia para perencana latihan. Itu sekaligus dalam perencanaan latihan, mesti melibatkan rekan-rekan dari hidrografi dan topografi.
Bahkan mereka harus ditantang buat peta laut dan peta topografi wilayah fiktif itu. Mereka pasti bisa soal itu, karena memang mereka ahlinya. Kalau bikin PTG (peta tempur gabungan) untuk Pulau Natuna Besar saja bisa, yang ini juga bisa dong. Dengan punya lokasi fiktif/pulau timbul, kita nggak perlu lagi obral data-data hidrografi dan topografi kita dalam latihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar