All hands,
Meningkatnya ancaman terhadap keamanan maritim di perairan Somalia, meskipun Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan UNSCR S/Res/1816 (2008), pada sisi lain telah mengembalikan Angkatan Laut pada fungsi prinsipilnya. Secara klasik, fungsi prinsipil Angkatan Laut adalah melindungi rute perdagangan laut dan menghalangi atau merusak rute perdagangan laut lawan.
Mengapa demikian? Karena kelahiran Angkatan Laut mula-mula memang ditujukan untuk melindungi armada dagang negaranya. Dari situ lahir prinsip peperangan laut yang hingga kini masih berlaku, yaitu defend against sea borne attack, isolated enemy’s land forces dan carry the attack accross the sea to the enemy.
Sekarang dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan kehadiran kapal perang dari berbagai negara di Teluk Aden, perairan Somalia maupun di perairan internasional sekitar negeri itu. Kapal perang itu bertugas untuk mengawal kapal niaga yang melintasi perairan-perairan itu agar tak dibajak. Beberapa hari lalu kapal perang India INS Tabar telah menembak sebuah mother ship di Teluk Aden.
Kasus itu menunjukkan bahwa Angkatan Laut di manapun tidak akan lepas dari fungsi prinsipil untuk melindungi armada niaga negaranya. Istilah lainnya adalah perlindungan terhadap perkapalan. Preseden sebelumnya, pada 1987-1988, kapal perang Amerika Serikat juga melakukan pengawalan terhadap tanker yang berlayar lewat Selat Hormuz dan Teluk Persia dari ancaman peranjauan oleh Iran.
Kenapa diberikan perlindungan terhadap perkapalan? Alasan utamanya karena kapal niaga adalah bagian dari urat nadi suatu negara. Apabila kapal niaga mereka terancam keamanannya, akan langsung berimplikasi terhadap ekonomi di negara tersebut.
Bayangkan apabila pengiriman minyak dari Saudi Arabia terhenti karena situasi keamanan maritim di Teluk Aden. Dampaknya akan langsung dirasakan oleh ekonomi negara-negara yang terkait. Sebab minyak adalah penggerak roda ekonomi dunia. Guncangan ekonomi dapat menjalar pada bidang politik apabila tidak dapat segera ditanggulangi.
Dengan kata lain, Angkatan Laut di mana pun di dunia merupakan salah satu penjamin stabilitas, baik bagi negaranya maupun kawasan. Termasuk pula di kawasan Asia Tenggara, stabilitas kawasan ditentukan pula oleh kinerja AL kita.
Meningkatnya ancaman terhadap keamanan maritim di perairan Somalia, meskipun Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan UNSCR S/Res/1816 (2008), pada sisi lain telah mengembalikan Angkatan Laut pada fungsi prinsipilnya. Secara klasik, fungsi prinsipil Angkatan Laut adalah melindungi rute perdagangan laut dan menghalangi atau merusak rute perdagangan laut lawan.
Mengapa demikian? Karena kelahiran Angkatan Laut mula-mula memang ditujukan untuk melindungi armada dagang negaranya. Dari situ lahir prinsip peperangan laut yang hingga kini masih berlaku, yaitu defend against sea borne attack, isolated enemy’s land forces dan carry the attack accross the sea to the enemy.
Sekarang dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan kehadiran kapal perang dari berbagai negara di Teluk Aden, perairan Somalia maupun di perairan internasional sekitar negeri itu. Kapal perang itu bertugas untuk mengawal kapal niaga yang melintasi perairan-perairan itu agar tak dibajak. Beberapa hari lalu kapal perang India INS Tabar telah menembak sebuah mother ship di Teluk Aden.
Kasus itu menunjukkan bahwa Angkatan Laut di manapun tidak akan lepas dari fungsi prinsipil untuk melindungi armada niaga negaranya. Istilah lainnya adalah perlindungan terhadap perkapalan. Preseden sebelumnya, pada 1987-1988, kapal perang Amerika Serikat juga melakukan pengawalan terhadap tanker yang berlayar lewat Selat Hormuz dan Teluk Persia dari ancaman peranjauan oleh Iran.
Kenapa diberikan perlindungan terhadap perkapalan? Alasan utamanya karena kapal niaga adalah bagian dari urat nadi suatu negara. Apabila kapal niaga mereka terancam keamanannya, akan langsung berimplikasi terhadap ekonomi di negara tersebut.
Bayangkan apabila pengiriman minyak dari Saudi Arabia terhenti karena situasi keamanan maritim di Teluk Aden. Dampaknya akan langsung dirasakan oleh ekonomi negara-negara yang terkait. Sebab minyak adalah penggerak roda ekonomi dunia. Guncangan ekonomi dapat menjalar pada bidang politik apabila tidak dapat segera ditanggulangi.
Dengan kata lain, Angkatan Laut di mana pun di dunia merupakan salah satu penjamin stabilitas, baik bagi negaranya maupun kawasan. Termasuk pula di kawasan Asia Tenggara, stabilitas kawasan ditentukan pula oleh kinerja AL kita.
2 komentar:
resolusi DK PBB ga begitu kuat sekarang
Gimana mau ngawal kalau kapal2nya udh banyak yg kuno...
Posting Komentar