20 November 2008

Pembiaran Pembajakan Sebagai Posisi Tawar

All hands,
Adalah suatu hal yang sulit dipercaya bahwa pembajakan di perairan Somalia terjadi di depan mata U.S. Fifth Fleet. Perairan Somalia merupakan area of responsibility armada itu. Dan apabila kita menyimak pernyataan Ketua Kepala Staf Gabungan Laksamana Mike Mullen, sangat terkesan U.S. Fifth Fleet tidak berdaya menghadapi itu. Masa sih armada U.S. Navy yang begitu kuat nggak berdaya menghadapi pembajak Somalia yang cuma bersenjatakan senapan serbu seri AK dan RPG?
Saya berpendapat bahwa situasi di perairan Somalia sengaja dipelihara oleh Amerika Serikat untuk mempertahankan kehadirannya di sana. Amerika Serikat sengaja tidak melancarkan serangan ke Putland yang menjadi basis para pembajak karena beberapa alasan.
Pertama, Somalia tidak punya nilai politis tinggi bagi Uwak Sam. Betul CIA mensinyalir ada foot print jaringan teroris di sana, tapi itu dianggap dapat diatasi menggunakan tangan pihak lain. Kedua, Amerika Serikat masih trauma dengan tragedi Black Hawk Down, yang mana dua personel militernya yang sudah tertembak mati ditelanjangi dan diarak di jalan-jalan Mogadishu. Terlalu beresiko mengirimkan personel militer masuk ke Somalia secara terbuka, karena akan menimbulkan protes dari dalam negeri Amerika Serikat sendiri yang masih trauma dengan tragedi Black Hawk Down.
Ketiga, instabilitas Somalia menguntungkan bagi Amerika Serikat. Menguntungkan karena dia mempunyai alasan penguat bagi eksistensi U.S. Africom yang dipimpin oleh Jenderal William E. Ward. Salah satu gugus tugas di bawah U.S. Africom adalah JTF Horn of Africa yang bermarkas di Jibouti dan berbatasan langsung dengan Somalia. JTF Horn of Africa sudah lebih dahulu eksis daripada U.S. Africom.
Dengan kata lain, patut dicurigai bahwa memburuknya situasi keamanan maritim di Somalia tak lepas dari pembiaran yang dilakukan oleh Amerika Serikat sendiri. Somalia yang tidak stabil justru menguntungkan bagi dia.

Tidak ada komentar: