All hands,
Force planning masa kini menggunakan capability-based approach dan hal itu telah menjadi pengetahuan umum di kalangan perencana pertahanan dan militer. Dalam force planning, salah satu pertanyaan yang harus dijawab yaitu how much is enough? Terkait dengan hal tersebut, terdapat hubungan langsung antara how much is enough dengan capability-based approach.
Capability-based approach bukan sekedar membangun kekuatan dengan kemampuan-kemampuan yang telah ditentukan, namun harus dikaitkan dengan alam nyata. Karena strategi tidak bekerja di ruang vakum. Alam nyata yang dimaksud adalah ruang geografis di mana suatu mandala atau kawasan pelibatan berada serta rencana perang.
Capability-based approach harus mempertimbangkan dengan matang soal ruang geografis tersebut, sebab ruang geografis yang berbeda memerlukan capability yang tidak sama pula. Begitu pula dengan rencana perang dan atau rencana kontinjensi. Hanya dengan pendekatan demikian maka kekuatan yang dibangun akan mampu menghadapi ancaman dan atau tantangan di dunia nyata. Dengan demikian, pertanyaan how much is enough? lebih mudah untuk dijawab. Sekaligus menerapkan terminologi tailored forces for specific mission.
Pemahaman seperti ini sudah saatnya dipahami pula oleh para perencana pertahanan di Indonesia. Ruang geografis Indonesia sangat luas dan setiap ruang mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Dari sekian banyak ruang tersebut, terdapat beberapa ruang yang potensial untuk terjadinya krisis atau perang (terbatas) dengan negara-negara tertentu.
Terkait dengan hal tersebut, sudah sepantasnya bila ada pendekatan berbeda terhadap setiap ruang yang tidak sama dalam perencanaan pertahanan. Pendekatan itu menyangkut rencana kontinjensi yang akan berujung pada capability seperti apa yang dibutuhkan oleh kekuatan militer gabungan yang akan beroperasi di wilayah tersebut, serta berapa banyak kekuatan yang diperlukan. Artinya rencana kontinjensi, besar kekuatan dan capability yang dibutuhkan di Laut Sulawesi berbeda dengan di Natuna atau wilayah lainnya.
Force planning masa kini menggunakan capability-based approach dan hal itu telah menjadi pengetahuan umum di kalangan perencana pertahanan dan militer. Dalam force planning, salah satu pertanyaan yang harus dijawab yaitu how much is enough? Terkait dengan hal tersebut, terdapat hubungan langsung antara how much is enough dengan capability-based approach.
Capability-based approach bukan sekedar membangun kekuatan dengan kemampuan-kemampuan yang telah ditentukan, namun harus dikaitkan dengan alam nyata. Karena strategi tidak bekerja di ruang vakum. Alam nyata yang dimaksud adalah ruang geografis di mana suatu mandala atau kawasan pelibatan berada serta rencana perang.
Capability-based approach harus mempertimbangkan dengan matang soal ruang geografis tersebut, sebab ruang geografis yang berbeda memerlukan capability yang tidak sama pula. Begitu pula dengan rencana perang dan atau rencana kontinjensi. Hanya dengan pendekatan demikian maka kekuatan yang dibangun akan mampu menghadapi ancaman dan atau tantangan di dunia nyata. Dengan demikian, pertanyaan how much is enough? lebih mudah untuk dijawab. Sekaligus menerapkan terminologi tailored forces for specific mission.
Pemahaman seperti ini sudah saatnya dipahami pula oleh para perencana pertahanan di Indonesia. Ruang geografis Indonesia sangat luas dan setiap ruang mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Dari sekian banyak ruang tersebut, terdapat beberapa ruang yang potensial untuk terjadinya krisis atau perang (terbatas) dengan negara-negara tertentu.
Terkait dengan hal tersebut, sudah sepantasnya bila ada pendekatan berbeda terhadap setiap ruang yang tidak sama dalam perencanaan pertahanan. Pendekatan itu menyangkut rencana kontinjensi yang akan berujung pada capability seperti apa yang dibutuhkan oleh kekuatan militer gabungan yang akan beroperasi di wilayah tersebut, serta berapa banyak kekuatan yang diperlukan. Artinya rencana kontinjensi, besar kekuatan dan capability yang dibutuhkan di Laut Sulawesi berbeda dengan di Natuna atau wilayah lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar