All hands,
Harus diakui bahwa kemampuan militer Indonesia untuk melaksanakan HADR secara gabungan belum teruji. Gabungan di sini bisa dalam kerangka joint, dapat pula dalam kerangka combined. Tentu kita semua sudah paham apa beda joint dengan combined.
Selama ini memang Indonesia telah beberapa kali mengikuti latihan-latihan militer di kawasan Asia Pasifik yang salah satu materinya adalah HADR. Bahkan dalam latihan militer bilateral dengan negara asing, beberapa latihan di antaranya memuat materi tentang HADR.
Adanya beberapa bencana alam beberapa tahun terakhir pasca tsunami Aceh 26 Desember 2004 memperlihatkan bahwa kemampuan HADR militer Indonesia masih jauh dari harapan. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal seperti ketidaksiapan material dan ketidaksiapan sumber daya manusia. Ketidaksiapan material bisa dilihat dari tingkat kesediaan sistem senjata untuk mendukung operasi HADR, begitu pula dengan belum lengkapnya peralatan untuk mendukung operasi itu seperti ketersediaan alat zeni dan ketersediaan rumah sakit lapangan yang memenuhi standar internasional. Sedangkan ketidaksiapan sumber daya manusia karena masih banyak satuan militer negeri ini yang belum pernah dilatih secara khusus untuk melaksanakan HADR.
Dari situ muncul tantangan untuk meningkatkan kemampuan militer Indonesia melaksanakan HADR. Salah satu caranya adalah perlu digelarnya latihan HADR gabungan dengan skenario mirip skenario latihan gabungan selama ini. Cuma kalau skenario latihan gabungan adalah respon terhadap ancaman militer dari negara asing, maka dalam latihan gabungan HADR skenarionya adalah respon terhadap bencana alam yang memporakporandakan satu atau beberapa wilayah Indonesia secara simultan.
Untuk menuju ke arah itu, tentu saja perlu didukung oleh kesiapan material dan sumber daya manusia. Untuk material selain pengadaan sistem senjata baru dan peralatan lain yang mendukung pelaksanaan HADR, juga harus didukung oleh biaya pemeliharaan rutin material yang memadai. Adapun untuk kesiapan sumber daya manusia, nampaknya perlu terus meningkatkan kerjasama, termasuk latihan dengan militer negara-negara di kawasan Asia Pasifik yang sudah makan asam garam soal HADR.
Harus diakui bahwa kemampuan militer Indonesia untuk melaksanakan HADR secara gabungan belum teruji. Gabungan di sini bisa dalam kerangka joint, dapat pula dalam kerangka combined. Tentu kita semua sudah paham apa beda joint dengan combined.
Selama ini memang Indonesia telah beberapa kali mengikuti latihan-latihan militer di kawasan Asia Pasifik yang salah satu materinya adalah HADR. Bahkan dalam latihan militer bilateral dengan negara asing, beberapa latihan di antaranya memuat materi tentang HADR.
Adanya beberapa bencana alam beberapa tahun terakhir pasca tsunami Aceh 26 Desember 2004 memperlihatkan bahwa kemampuan HADR militer Indonesia masih jauh dari harapan. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal seperti ketidaksiapan material dan ketidaksiapan sumber daya manusia. Ketidaksiapan material bisa dilihat dari tingkat kesediaan sistem senjata untuk mendukung operasi HADR, begitu pula dengan belum lengkapnya peralatan untuk mendukung operasi itu seperti ketersediaan alat zeni dan ketersediaan rumah sakit lapangan yang memenuhi standar internasional. Sedangkan ketidaksiapan sumber daya manusia karena masih banyak satuan militer negeri ini yang belum pernah dilatih secara khusus untuk melaksanakan HADR.
Dari situ muncul tantangan untuk meningkatkan kemampuan militer Indonesia melaksanakan HADR. Salah satu caranya adalah perlu digelarnya latihan HADR gabungan dengan skenario mirip skenario latihan gabungan selama ini. Cuma kalau skenario latihan gabungan adalah respon terhadap ancaman militer dari negara asing, maka dalam latihan gabungan HADR skenarionya adalah respon terhadap bencana alam yang memporakporandakan satu atau beberapa wilayah Indonesia secara simultan.
Untuk menuju ke arah itu, tentu saja perlu didukung oleh kesiapan material dan sumber daya manusia. Untuk material selain pengadaan sistem senjata baru dan peralatan lain yang mendukung pelaksanaan HADR, juga harus didukung oleh biaya pemeliharaan rutin material yang memadai. Adapun untuk kesiapan sumber daya manusia, nampaknya perlu terus meningkatkan kerjasama, termasuk latihan dengan militer negara-negara di kawasan Asia Pasifik yang sudah makan asam garam soal HADR.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar