All hands,
Berbagai masalah yang melingkupi pemeliharaan kapal perang beserta subsistemnya berangkat dari belum matangnya konsep logistik. Konsep logistik hendaknya bukan saja mencakup pengadaan logistik, tetapi meliputi pula penggunaan logistik itu dalam operasi. Untuk logistik yang di luar sistem senjata, hal itu selama ini nampaknya bukan masalah. Yang menjadi masalah adalah logistik sistem senjata, misalnya rudal dan torpedo. Apakah kedua sistem senjata itu disimpan saja di arsenal sampai daur hidupnya habis ataukah ditembakkan secara rutin? Hal ini terkait pula dengan pengadaan sistem senjata pengganti secara periodik, misalnya 10 tahun sekali sehingga setiap rudal atau torpedo yang ditembakkan dipastikan akan mempunyai pengganti.
Memang masalah logistik sistem senjata terkait pula dengan populasi. Populasi rudal atau torpedo tidak banyak dibandingkan dengan populasi peluru meriam berbagai kaliber. Tentu saja harus dihitung dengan cermat berapa rudal atau torpedo yang dipanggul oleh kapal perang, berapa pula yang tersimpan di arsenal. Namun apabila ditata dengan baik, semua sistem senjata itu akan lebih berguna kehadirannya dalam hitungan masa daur hidupnya. Maksudnya, penembakan rudal atau torpedo secara periodik tidak akan mengurangi populasi keduanya di arsenal apabila secara rutin ada pengadaan baru sistem senjata itu.
Untuk menata semua itu, konsep logistiknya perlu dimatangkan. Harus ada kolaborasi antara konsep logistik dengan konsep operasi, sebab penembakan rudal atau torpedo merupakan domain komunitas operasi. Kolaborasi harus terjalin pula dengan komunitas perencanaan yang menyusun daftar belanja Angkatan Laut selama jangka waktu tertentu, biasanya tiap lima tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar