All hands,
Menurut sebuah media internasional terkemuka melaporkan bahwa pada awal Juli 2010 LCAC No.3320 milik Cina mengadakan latihan pendaratan di dekat Kepulauan Natuna. Laporan media itu bersumber dari laporan media Cina yang dikendalikan oleh pemerintah. Dengan asumsi bahwa laporan media milik pemerintah Cina itu betul dan bukan hoax, situasi demikian perlu diwaspadai oleh Indonesia ke depan. Asumsi orang awam saja akan berkesimpulan bahwa ada niat tertentu dengan latihan di dekat Kepulauan Natuna, apalagi apabila yang menganalisisnya pihak militer.
Latihan menggunakan kapal pendarat berarti latihan pendaratan amfibi dan karena mengambil lokasi di dekat perbatasan negara lain, tidak lain adalah dalam rangka proyeksi kekuatan. Kalau terminologi di Angkatan Laut adalah proyeksi kekuatan, dalam istilah di dunia politik dikenal sebagai invasi. Dalam konteks Kepulauan Natuna, wilayah itu sebagian termasuk dalam sembilan garis putus-putus dalam peta maritim yang diterbitkan oleh Beijing. Bagi Indonesia, sembilan garis putus-putus diartikan sebagai klaim wilayah Cina terhadap wilayah kedaulatannya sepanjang tidak ada penjelasan yang memuaskan oleh Cina terhadap isu tersebut.
Mengacu pada informasi dari sumber terbuka, LCAC tersebut diklasifikasikan sebagai kelas Yuyi yang mampu mengangkut MBT jenis Type 96. Tanpa perlu mengumpulkan informasi detail lebih jauh, sudah dapat ditebak apa yang hendak dilakukan oleh Cina dengan LCAC kelas Yuyi di Natuna. Situasi ini hendaknya menjadi peringatan bagi Indonesia untuk memperkuat pertahanan di Natuna dari kemungkinan invasi asing, meskipun dalam intelijen hal yang paling sulit dan menjadi teka-teki adalah kapan invasi itu akan dilaksanakan. Bukan lagi soal apakah pihak yang berpotensi melakukan invasi mempunyai niat dan kemampuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar