All hands,
Skenario kelangkaan energi kini telah masuk dalam perencanaan militer di berbagai negara. Kelangkaan energi dapat memicu konflik antar negara, khususnya antara negara pengguna energi dengan negara pemilik energi. Di Indonesia, soal kelangkaan energi juga menjadi salah satu pertimbangan kemungkinan adanya konflik di masa depan.
Namun demikian, perlu dicermati dengan matang skenario tersebut agar pembangunan kekuatan militer negeri ini tidak keliru. Di manakah wilayah yang berpotensi menjadi tempat konflik akibat skenario kelangkaan energi? Apakah di daratan atau di lautan?
Ada pendapat bahwa negara tertentu akan menginvasi Indonesia karena kelangkaan energi. Invasi dilakukan terhadap wilayah daratan kaya minyak di Negeri Nusantara? Seberapa kuatkah validitas pendapat tersebut?
Memperhatikan perkembangan eksploitasi energi di Indonesia, khususnya minyak dan gas bumi, sumber eksploitasi di daratan kian sedikit. Daerah-daerah penghasil minyak dan gas yang besar pada abad ke-20 kini tengah memasuki masa kemunduran. Contohnya adalah ladang gas Arun di Aceh dan segera disusul oleh ladang gas Badak di Kalimantan Timur dan ladang minyak di daratan Riau. Dalam 20-30 tahun ke depan, dua wilayah yang terakhir disebut akan melepas status sebagai daerah penghasil energi.
Sebaliknya, mayoritas eksploitasi energi di Indonesia kini telah bergeser ke lautan dalam, baik di laut teritorial maupun di ZEE. Konflik Indonesia dengan Negeri Tukang Klaim di Laut Sulawesi adalah karena perebutan sumber energi. Laut Natuna adalah sumber ladang minyak dan gas bumi penting lainnya di Indonesia, di mana gas dari perairan itu memasok energi dan menggerakkan ekonomi negeri penampung koruptor asal Indonesia. Wilayah perairan Natuna diklaim oleh Cina melalui sembilan garis putus-putus dalam peta resmi negeri yang haus energi tersebut.
Dari gambaran makro tersebut, menjadi jelas sebenarnya di mana wilayah potensial konflik energi di masa depan. Menjadi jelas pula kekuatan militer mana yang harus dibangun untuk menghadapi skenario tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar