All hands,
Regionalisme yang menguat pasca Perang Dingin juga menyentuh pada aspek Angkatan Laut. Kini regionalisme Angkatan Laut kian menguat di kawasan Asia Pasifik. Bentuknya bisa dilihat pada kerjasama Angkatan Laut secara regional, misalnya CARAT, RIMPAC, WPNS, IONS dan lain sebagainya. Menguatnya regionalisme Angkatan Laut antara lain didorong adanya kebutuhan bersama antar Angkatan Laut di kawasan untuk bekerjasama menghadapi tantangan dan ancaman yang jauh lebih kompleks dibandingkan di masa Perang Dingin.
Indonesia tidak dapat menghindarkan diri dengan regionalisme, termasuk pula regionalisme Angkatan Laut. Secara politik, Indonesia adalah penganjur terdepan dalam regionalisme di kawaan Asia Pasifik, terlebih lagi di Asia Tenggara. Peran Indonesia yang sangat signifikan dalam ASEAN merupakan bukti dari hal tersebut. Rencana pembentukan ASEAN Security Community (ASC) pada 2015 juga karena dorongan kuat dari Jakarta, meskipun ada ibukota tertentu di Asia Tenggara yang sebenarnya enggan dengan ide tersebut.
Dalam ASC, secara eksplisit tercantum pula soal regionalisme Angkatan Laut. Pertanyaannya, seberapa siap kekuatan laut Indonesia menghadapi regionalisme tersebut? Sebab regionalisme Angkatan Laut hendaknya diisi dengan sejumlah terobosan baru dan tidak berkutat pada materi kerjasama yang "itu-itu saja". Untuk menjawab tantangan regionalisme Angkatan Laut, pekerjaan rumah pertama bagi pemerintah adalah memberikan panduan kepada Angkatan Laut untuk menyikapi regionalisme itu.
Panduannya bisa berbentuk Strategi Keamanan Maritim Nasional yang nanti pelaksanaannya secara teknis akan dijabarkan oleh Angkatan Laut. Apabila dokumen itu ada, akan sangat membantu kekuatan laut Indonesia untuk memainkan peran konstruktif dalam regionalisme Angkatan Laut di Asia Tenggara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar