16 September 2010

Pembangunan Angkatan Laut Berkelanjutan

All hands,
Kata kunci dalam pembangunan kekuatan Angkatan Laut di manapun di dunia adalah political will. Sangat keliru bila berpendapat bahwa kata kuncinya adalah anggaran. Sebab kalau memahami dengan betul teori force planning, dari awal sudah ditekankan bahwa sumber daya senantiasa terbatas. Satu di antara unsur dari sumber daya adalah anggaran.
Kalau kata kuncinya adalah anggaran, maka tidak ada Angkatan Laut di dunia yang berjaya. Tetapi kenyataan menunjukkan sebaliknya, keterbatasan anggaran ternyata tidak dapat menghalangi munculnya Angkatan Laut yang berjaya, semisal Inggris, Amerika Serikat maupun beberapa negara Asia Pasifik. Pertanyaannya, mengapa mereka bisa melahirkan Angkatan Laut kelas dunia di tengah keterbatasan anggaran?
Menurut hemat saya, salah satu penyebabnya adalah karena adanya pembangunan kekuatan Angkatan Laut yang berkelanjutan. Perencanaan pembangunan kekuatan berjangka 20-25 tahun ke depan, lengkap dengan proyeksi anggaran. Dalam perencanaan itu, sudah dihitung dengan cermat semua skenario terburuk, termasuk apabila terjadi pemotongan anggaran akibat krisis ekonomi. Dengan demikian, bentangan capaian terendah hingga tertinggi dari pembangunan kekuatan sudah diprediksi dengan menggunakan ilmu pasti yang dapat diuji secara akademis.
Ketika pembangunan kekuatan sudah memasuki tahun ke-15, mereka sudah menyusun kembali rencana pembangunan kekuatan setelah tahun ke-25 berakhir. Polanya sama dengan pola yang dipakai sebelumnya, yaitu prediksi berbagai hal seperti ancaman, kecenderungan ke depan, perkembangan ekonomi dan lain sebagainya. Dengan demikian, tidak pernah terjadi keterputusan dalam pembangunan kekuatan. Sehingga sulit mengharapkan misalnya armada heli anti kapal selam pensiun tanpa adanya pesawat pengganti yang segera masuk jajaran Angkatan Laut menjelang heli lama dihapus.
Pembangunan kekuatan Angkatan Laut berkelanjutan telah mempunyai sejumlah preseden. Dengan demikian, apabila Indonesia hendak mengadopsinya tidak akan sulit sebab bisa membandingkan pengalaman beberapa Angkatan Laut sekaligus. Yang sulit diadopsi di Indonesia sebenarnya bukan pola berkelanjutan itu, tetapi political will pemerintah. Datang dan perginya suatu pemerintahan di Indonesia tidak selalu didukung oleh kesamaan political will untuk mendukung pembangunan kekuatan Angkatan Laut. Yang bermimpi dan berhasrat tentang kejayaan Angkatan Laut negeri ini baru sebatas warga Angkatan Laut dan sebagian anak bangsa, tetapi nampaknya tidak atau belum bagi partai politik dan para penghuninya.

Tidak ada komentar: