All hands,
Diplomasi pertahanan dalam implementasinya mempunyai beragam bentuk. Setidaknya minimal ada tiga bentuk diplomasi pertahanan, yakni CBM, pembangunan kapabilitas pertahanan dan kerjasama industri pertahanan. Dari tiga bentuk itu, bagaimana dalam prakteknya di Indonesia?
Diplomasi pertahanan Indonesia melaksanakan ketiga bentuk diplomasi pertahanan tersebut, namun belum ada keseimbangan antara satu dengan lainnya. Sebagian besar kegiatan diplomasi pertahanan Indonesia tersita pada CBM, sisanya baru berturut-turut pembangunan kapabilitas pertahanan dan kerjasama industri pertahanan. Tentu menjadi pertanyaan mengapa posisinya demikian?
Situasi itu mencerminkan bahwa kebijakan pertahanan Indonesia selama ini lebih banyak berfokus pada CBM dan kurang memprioritaskan pembangunan kapabilitas maupun kerjasama industri pertahanan. Pada satu sisi kebijakan demikian bagus demi stabilitas kawasan, tetapi perlu dipertimbangkan lagi dampaknya terhadap kekuatan militer Indonesia. Eksploitasi yang terlalu besar terhadap CBM secara tidak langsung berkontribusi pada kemunduran kapabilitas pertahanan saat ini, sebab pembangunan kapabilitas pertahanan belum mendapat porsi yang seimbang dengan CBM.
Sedangkan kerjasama industri pertahanan baru akhir-akhir ini diupayakan meningkat seiring dengan semangat mengurangi ketergantungan dari Amerika Serikat. Memang sudah sepantasnya kerjasama industri pertahanan ditingkatkan sebagai implementasi dari diplomasi pertahanan. Hanya saja perlu konsistensi dalam melaksanakan kerjasama tersebut, baik teknologi, sumber daya manusia maupun dana.
Ke depan, diharapkan implementasi ketiga bentuk diplomasi pertahanan lebih proporsional dibandingkan saat ini. Proporsionalitas itu akan membantu modernisasi kekuatan pertahanan Indonesia. Sekaligus "mengambil" beberapa jatah CBM yang selama ini terbukti CBM yang dibangun masih juga jauh dari kemapanan meskipun sudah dilakukan sejak 1970-an.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar