All hands,
Dewasa ini operational challenges Angkatan Laut di dunia lebih banyak menyangkut soal keamanan maritim. Baik menyangkut on the sea maupun from the sea. Tidak sedikit Angkatan Laut yang sangat ingin berkecimpung dalam isu keamanan maritim. Sebagian dari aspirasi tersebut bisa dilaksanakan dengan mudah, sebagian lagi agak sulit.
Kategori yang terakhir berlaku di negara yang menganut asas Posse Commitatus. Angkatan Laut negara-negara tersebut hanya bisa menggelar operasi keamanan maritim di luar wilayah teritorialnya, melalui proyeksi kekuatan. Itulah yang dilakukan oleh Amerika Serikat di Laut Arab, Teluk Persia dan Teluk Aden.
Yang perlu digarisbawahi dari semua itu adalah banyak Angkatan Laut yang selama ini sibuk dengan patroli tempur kini mulai beralih menangani keamanan maritim. Dulu yang mereka buru adalah kapal atas air dan kapal selam negara-negara lain, sekarang yang dikejar adalah aktor-aktor non negara yang mengancam stabilitas keamanan maritim.
Pada dasarnya Angkatan Laut mempunyai tiga peran universal, yaitu militer, konstabulari dan diplomasi. Selama ini tidak Angkatan Laut yang lebih menitikberatkan operasinya pada peran militer dan diplomasi. Hal itu tidak keliru, sebab Angkatan Laut adalah satu-satunya kekuatan militer yang dapat disebar di mana dan kapan saja tanpa harus takut menimbulkan komplikasi diplomatik dengan negara-negara lain.
Menghadapi perkembangan terakhir dengan makin dominannya isu keamanan maritim, Geoffrey Till telah menggagas balanced fleet. Till menyarankan agar Angkatan Laut di dunia menyeimbangkan perannya menghadapi operational challenges yang berkembang. Artinya, meskipun suatu Angkatan Laut saat ini disibukkan dengan peran konstabulari, tetapi tidak meninggalkan dua peran lainnya. Termasuk peran militer yang merupakan peran yang vital bagi eksistensi Angkatan Laut.
Konsep balanced fleet mungkin bisa menjadi salah satu alternatif solusi dilema yang nampaknya juga dihadapi AL kita. Berbeda dengan kondisi di negara-negara lain, AL kita ingin mengurangi porsinya pada peran konstabulari dan menambah porsi pada peran militer. Hal itulah yang mendorong AL menjadi penyokong kuat berdirinya Indonesia Coast Guard.
Dewasa ini operational challenges Angkatan Laut di dunia lebih banyak menyangkut soal keamanan maritim. Baik menyangkut on the sea maupun from the sea. Tidak sedikit Angkatan Laut yang sangat ingin berkecimpung dalam isu keamanan maritim. Sebagian dari aspirasi tersebut bisa dilaksanakan dengan mudah, sebagian lagi agak sulit.
Kategori yang terakhir berlaku di negara yang menganut asas Posse Commitatus. Angkatan Laut negara-negara tersebut hanya bisa menggelar operasi keamanan maritim di luar wilayah teritorialnya, melalui proyeksi kekuatan. Itulah yang dilakukan oleh Amerika Serikat di Laut Arab, Teluk Persia dan Teluk Aden.
Yang perlu digarisbawahi dari semua itu adalah banyak Angkatan Laut yang selama ini sibuk dengan patroli tempur kini mulai beralih menangani keamanan maritim. Dulu yang mereka buru adalah kapal atas air dan kapal selam negara-negara lain, sekarang yang dikejar adalah aktor-aktor non negara yang mengancam stabilitas keamanan maritim.
Pada dasarnya Angkatan Laut mempunyai tiga peran universal, yaitu militer, konstabulari dan diplomasi. Selama ini tidak Angkatan Laut yang lebih menitikberatkan operasinya pada peran militer dan diplomasi. Hal itu tidak keliru, sebab Angkatan Laut adalah satu-satunya kekuatan militer yang dapat disebar di mana dan kapan saja tanpa harus takut menimbulkan komplikasi diplomatik dengan negara-negara lain.
Menghadapi perkembangan terakhir dengan makin dominannya isu keamanan maritim, Geoffrey Till telah menggagas balanced fleet. Till menyarankan agar Angkatan Laut di dunia menyeimbangkan perannya menghadapi operational challenges yang berkembang. Artinya, meskipun suatu Angkatan Laut saat ini disibukkan dengan peran konstabulari, tetapi tidak meninggalkan dua peran lainnya. Termasuk peran militer yang merupakan peran yang vital bagi eksistensi Angkatan Laut.
Konsep balanced fleet mungkin bisa menjadi salah satu alternatif solusi dilema yang nampaknya juga dihadapi AL kita. Berbeda dengan kondisi di negara-negara lain, AL kita ingin mengurangi porsinya pada peran konstabulari dan menambah porsi pada peran militer. Hal itulah yang mendorong AL menjadi penyokong kuat berdirinya Indonesia Coast Guard.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar