02 April 2009

Pemikiran Strategi Maritim Jepang (Bag-2)

All hands,
Setelah kalah dalam Perang Dunia Kedua, Jepang diduduki oleh Amerika Serikat. IJN dibubarkan oleh Jenderal MacArthur tak lama setelah Jepang menandatangani pernyataan The Instrument of Surrender di atas USS Missouri (BB-63) pada 2 September 1945. Sebelum penandantangan itu, Amerika Serikat telah memerintahkan IJN untuk membersihkan semua ranjau yang ditebar di sepanjang pantai Jepang.
Pada 1948, Jepang diizinkan oleh Amerika Serikat untuk membentuk Maritime Safety Agency, yang merupakan cikal bakal dari JMSDF. Ketika Perang Korea meletus pada 1950, armada penyapu ranjau Jepang turut terlibat di bawah komando Amerika Serikat. Tugas mereka adalah membersihkan ranjau di perairan Korea untuk membuka jalan bagi manuver U.S. Navy.
Setelah Perjanjian San Francisco 1952, pada 1954 dibentuk JMSDF. Salah satu hal menarik yang terkait dengan pembentukan JMSDF adalah pemikiran strategi maritim yang mempengaruhinya. Karena dibentuk di bawah pengaruh Amerika Serikat, pemikiran strategi maritim Jepang mulai saat itu sangat dipengaruhi oleh Amerika Serikat. Mereka membuang jauh-jauh pemikiran Mahan, bahkan terkesan mereka tak mau mengakui pemikiran itu pernah mempengaruhi strategi maritim mereka di suatu masa.
Sebaliknya, mereka menganggap bahwa Bapak JMSDF adalah Laksamana Arleigh Burk. Mengapa demikian? Sebab sang Laksamana-lah yang mengawasi JMSDF saat itu. Burk menekankan bahwa tugas pokok JMSDF (saat itu) ada tiga, yaitu AKS, perlindungan SLOC dan membela diri dari invasi langsung dari laut. Sampai sekarang, jejak pemikiran strategi pemikiran Jepang masih terkait dengan tiga tugas pokok tersebut, meskipun sudah mengalami diversifikasi. Misalnya soal AKS yang kini sudah mengalami perluasan pada peperangan lain, seiring dengan tuntutan Amerika Serikat agar Jepang mampu mempertahankan diri sendiri dan tak terlalu tergantung padanya.

Tidak ada komentar: