All hands,
Seperti pernah ditulis sebelumnya, Angkatan Laut India, Amerika Serikat dan Jepang akan menggelar Exercise Malabar 2009 setelah kapal perang mereka mengikuti China Fleet Review 2009. Latihan itu telah dimulai pada 27 April 2009 di perairan Laut Filipina lepas pantai Jepang. Exercise Malabar 2009 digelar hanya berselang seminggu setelah parade kapal perang di Cina.
Exercise Malabar 2009 mempunyai nilai strategis sebab mencerminkan persaingan geopolitik di kawasan antara Cina versus Amerika Serikat yang didukung oleh beberapa sekutu dan mitranya. Apalagi tempat latihan yang ditetapkan adalah di perairan dekat Cina, yang merupakan kali kedua. Sebelumnya dalam Exercise Malabar 2007-1 pada April 2007 juga memilih tempat di perairan yang sama. Padahal sejatinya Exercise Malabar adalah latihan bilateral antara Angkatan Laut India dengan Angkatan Laut Amerika Serikat.
Soal kebangkitan Cina memang tengah menjadi perhatian banyak ahli strategi di kawasan Asia Pasifik. Sebagai contoh, di jurnal-jurnal militer keluaran militer Amerika Serikat seperti Joint Forces Quarterly dan Naval War College Review, sejak lima tahun belakangan tidak sulit mencari berbagai artikel yang membahas tentang kekuatan laut Cina. Mulai dari hal-hal yang bersifat strategis sampai dengan teknis, misalnya analisis kemampuan peperangan kapal selam Cina.
Sebaliknya, di beberapa jurnal militer terbitan PLAN, juga dimuat pandangan ahli strategi Cina mengenai Angkatan Laut Amerika Serikat. Seperti ulasan mereka terhadap A Cooperative Strategy for 21st Century. Ulasan itu kemudian diterjemahkan oleh para ahli Bahasa Mandarin di Amerika Serikat, untuk selanjutnya dianalisis oleh para ahli strategi militer Negeri Uwak Sam. Bahkan tidak sedikit hasil terjemahan tersebut diterbitkan di jurnal militer seperti Naval War College Review.
Indonesia cepat atau lambat akan bersentuhan dengan Cina di luat, dalam hal ini aspek operasional Angkatan Laut. Dari situ terkandung pesan bahwa kita harus siap sejak dini untuk menghadapi situasi demikian. Salah satu bentuk kesiapan adalah knowledge kita tentang PLA-Navy.
Sampai saat ini, knowledge kita terhadap kekuatan laut Negeri Tirai Bambu masih minim. Masih sedikit perhatian kita untuk menganalisis tentang pembangunan kekuatan laut Cina dan arahnya ke depan. Kalau jurnal militer seperti Dharma Wiratama kita jadikan rujukan tentang seberapa besar minat kita terhadap pembangunan kekuatan laut Cina, niscaya akan kita temukan hasilnya nyaris nol.
Jangankan terhadap Cina, knowledge kita terhadap pembangunan kekuatan laut Malaysia juga belum sesuai harapan. Padahal sangat jelas Negeri Tukang Klaim itu adalah musuh potensial Indonesia. Sejauh ini hanya sedikit pihak yang berminat mengulas tentang pembangunan kekuatan laut Malaysia, arahnya ke depan dan implikasinya terhadap kepentingan nasional Indonesia.
Tantangan bagi kita adalah meningkatkan minat terhadap knowledge tersebut. Jangan sampai kita didadak suatu saat nanti dengan kondisi tidak siap, termasuk dalam aspek knowledge.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar