All hands,
Pengendalian laut merupakan salah satu isu sentral dalam strategi maritim. Tidak ada ahli strategi maritim yang tidak memberikan perhatian khusus dan mendalam terhadap isu pengendalian laut. Seiring dengan kemajuan teknologi, pengendalian laut masa kini jauh lebih sulit dibandingkan satu abad silam. Sebab ancaman serangan rudal jarak jauh, ranjau, torpedo maupun pesawat udara yang berbasis di daratan merupakan sejumlah ancaman nyata terhadap pihak yang melaksanakan pengendalian laut.
Dalam konteks Indonesia, secara alamiah negeri ini mempunyai sejumlah wilayah perairan yang ideal untuk melaksanakan pengendalian laut. Salah satunya adalah choke points, yang mana Indonesia mempunyai empat dari sembilan choke points internasional. Yaitu Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok dan Selat Ombai-Wetar.
Dari dulu ada keinginan kuat dari Indonesia untuk bisa mengendalikan keempat choke points, dalam arti mengawasi secara terus menerus siapa saja yang lewat di situ, baik pada permukaan air maupun bawah permukaan air. Namun sampai sekarang keinginan itu lebih banyak belum dapat direalisasikan karena bermacam alasan.
Semestinya Indonesia harus kembali berupaya untuk mewujudkan pengendalian choke points. Untuk mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan keterpaduan semua pihak yang terkait. AL kita adalah salah satu pihak, namun tetap memerlukan dukungan pihak lain. Misalnya dari pemerintah soal pengadaan alat deteksi bawah air, pembangunan radar pengamatan maritim, instalasi situs rudal anti kapal di darat dan lain sebagainya.
Pengendalian choke points memang berpotensi melahirkan kegerahan pihak lain seperti Australia dan Amerika Serikat. Namun hal itu sebaiknya tidak terlalu diperhatikan, toh apa yang kita laksanakan bukan suatu tindakan ofensif, melainkan defensif. Indonesia mengendalikan choke points-nya untuk mengamankan kepentingan nasionalnya.
Pengendalian laut merupakan salah satu isu sentral dalam strategi maritim. Tidak ada ahli strategi maritim yang tidak memberikan perhatian khusus dan mendalam terhadap isu pengendalian laut. Seiring dengan kemajuan teknologi, pengendalian laut masa kini jauh lebih sulit dibandingkan satu abad silam. Sebab ancaman serangan rudal jarak jauh, ranjau, torpedo maupun pesawat udara yang berbasis di daratan merupakan sejumlah ancaman nyata terhadap pihak yang melaksanakan pengendalian laut.
Dalam konteks Indonesia, secara alamiah negeri ini mempunyai sejumlah wilayah perairan yang ideal untuk melaksanakan pengendalian laut. Salah satunya adalah choke points, yang mana Indonesia mempunyai empat dari sembilan choke points internasional. Yaitu Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok dan Selat Ombai-Wetar.
Dari dulu ada keinginan kuat dari Indonesia untuk bisa mengendalikan keempat choke points, dalam arti mengawasi secara terus menerus siapa saja yang lewat di situ, baik pada permukaan air maupun bawah permukaan air. Namun sampai sekarang keinginan itu lebih banyak belum dapat direalisasikan karena bermacam alasan.
Semestinya Indonesia harus kembali berupaya untuk mewujudkan pengendalian choke points. Untuk mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan keterpaduan semua pihak yang terkait. AL kita adalah salah satu pihak, namun tetap memerlukan dukungan pihak lain. Misalnya dari pemerintah soal pengadaan alat deteksi bawah air, pembangunan radar pengamatan maritim, instalasi situs rudal anti kapal di darat dan lain sebagainya.
Pengendalian choke points memang berpotensi melahirkan kegerahan pihak lain seperti Australia dan Amerika Serikat. Namun hal itu sebaiknya tidak terlalu diperhatikan, toh apa yang kita laksanakan bukan suatu tindakan ofensif, melainkan defensif. Indonesia mengendalikan choke points-nya untuk mengamankan kepentingan nasionalnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar