All hands,
Angkatan Laut sebagai kekuatan maritim bisa melaksanakan bermacam operasi berdasarkan kemampuannya, baik on the sea maupun from the sea. Operasi on the sea tidak terbatas pada menghancurkan dan atau melumpuhkan kekuatan lawan, tetapi juga menjaga stabilitas kawasan, menjaga economic well being dan lain sebagainya.
Sedangkan operasi from the sea sudah pasti keterkaitannya dengan proyeksi kekuatan seperti yang selama ini kita pahami bersama. Menyangkut proyeksi kekuatan, dapat dipastikan setidaknya melibatkan dua kekuatan, yaitu Angkatan Laut atau armada dan Marinir.
Dalam konteks Indonesia, apakah kita pernah melaksanakan from the sea? Kasus serangan ke Timor Timur Desember 1975 bisa digolongkan demikian. Namun untuk kasus-kasus lain, baik sebelum maupun sesudah Timor Timur, sulit digolongkan dalam from the sea. Sebab from the sea menyangkut proyeksi kekuatan ke wilayah negara lain.
Apakah mungkin ke depan Indonesia melaksanakan from the sea? Jawabannya menurut saya sangat mungkin. Bentuknya tidak mutlak menginvasi negara lain, tetapi untuk mengamankan kepentingan nasional Indonesia di wilayah negeri tertentu.
Misalnya ada ancaman nyata terhadap keamanan maritim di littoral perairan tertentu di sekitar Indonesia. Atau pula mengamankan WNI di negara tertentu di sekitar Indonesia alias melaksanakan NEO. Dengan banyak WNI di beberapa negara tertentu, sebenarnya potensi melaksanakan NEO cukup besar.
Pertanyaannya, kekuatan mana yang harus melaksanakan operasi from the sea? Jawabannya adalah Korps Marinir dan didukung penuh oleh AL. Korps Marinir dan AL sesungguhnya bagaikan dua sisi dari koin yang sama.
Angkatan Laut sebagai kekuatan maritim bisa melaksanakan bermacam operasi berdasarkan kemampuannya, baik on the sea maupun from the sea. Operasi on the sea tidak terbatas pada menghancurkan dan atau melumpuhkan kekuatan lawan, tetapi juga menjaga stabilitas kawasan, menjaga economic well being dan lain sebagainya.
Sedangkan operasi from the sea sudah pasti keterkaitannya dengan proyeksi kekuatan seperti yang selama ini kita pahami bersama. Menyangkut proyeksi kekuatan, dapat dipastikan setidaknya melibatkan dua kekuatan, yaitu Angkatan Laut atau armada dan Marinir.
Dalam konteks Indonesia, apakah kita pernah melaksanakan from the sea? Kasus serangan ke Timor Timur Desember 1975 bisa digolongkan demikian. Namun untuk kasus-kasus lain, baik sebelum maupun sesudah Timor Timur, sulit digolongkan dalam from the sea. Sebab from the sea menyangkut proyeksi kekuatan ke wilayah negara lain.
Apakah mungkin ke depan Indonesia melaksanakan from the sea? Jawabannya menurut saya sangat mungkin. Bentuknya tidak mutlak menginvasi negara lain, tetapi untuk mengamankan kepentingan nasional Indonesia di wilayah negeri tertentu.
Misalnya ada ancaman nyata terhadap keamanan maritim di littoral perairan tertentu di sekitar Indonesia. Atau pula mengamankan WNI di negara tertentu di sekitar Indonesia alias melaksanakan NEO. Dengan banyak WNI di beberapa negara tertentu, sebenarnya potensi melaksanakan NEO cukup besar.
Pertanyaannya, kekuatan mana yang harus melaksanakan operasi from the sea? Jawabannya adalah Korps Marinir dan didukung penuh oleh AL. Korps Marinir dan AL sesungguhnya bagaikan dua sisi dari koin yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar