All hands,
Pemikiran strategi maritim Indonesia sangat dipengaruhi oleh pemikiran yang berasal dari Barat. Pemikiran Jullian Corbet dan Geoffrey Till merupakan dua contoh pemikiran strategi maritim yang banyak dijadikan rujukan di Indonesia. Selanjutnya timbul pertanyaan, apakah strategi maritim Indonesia otomatis dipengaruhi oleh kedua pemikir?
Berdiskusi tentang strategi maritim Indonesia, sepanjang pemahaman saya, negeri ini belum mempunyai strategi maritim. Yang dimiliki sejauh ini baru sebatas Strategi Angkatan Laut, yaitu SPLN. Walaupun seringkali strategi maritim masa kini identik dengan strategi Angkatan Laut, namun di Indonesia belum berlaku demikian.
Beberapa tahun ke belakang memang pernah AL kita mengajukan gagasan SPMI, akan tetapi ide tersebut belum disetujui oleh Mabes TNI. Dengan demikian, SPLN masih berlaku hingga sekarang.
Mendalami pemikiran-pemikiran yang ada dalam SPMI, nampaknya dipengaruhi oleh beberapa pemikiran seperti Till, Wayne Hughes dan beberapa ahli strategi kontemporer yang menekuni soal medium power navy. Artinya tidak ada satu pemikir tertentu yang dijadikan sebagai “kiblat” dalam diskursus tentang strategi maritim di negeri Nusantara. Hal ini yang membedakan dengan Jepang misalnya, seperti pernah dibahas sebelumnya.
Yang sebaiknya dipahami dan disepakati bersama, meskipun secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan, akan tetapi hendaknya kita berambisi menciptakan mazhab baru dalam pemikiran strategi maritim. Maksudnya, janganlah mengembangkan teori sendiri yang belum teruji kebenarannya dan janganlah meninggalkan sama sekali teori strategi maritim yang berasal dari luar negeri, khususnya Barat.
Sebab teori-teori itu sudah teruji dalam sejarah. Sementara kalaupun Indonesia menciptakan teori, landasan sejarahnya lemah. Sebab harus jujur kita akui bahwa Indonesia belum mempunyai pengalaman memadai dalam soal strategi maritim. Strategi maritim salah satu sumbernya adalah pengalaman sejarah.
Pemikiran strategi maritim Indonesia sangat dipengaruhi oleh pemikiran yang berasal dari Barat. Pemikiran Jullian Corbet dan Geoffrey Till merupakan dua contoh pemikiran strategi maritim yang banyak dijadikan rujukan di Indonesia. Selanjutnya timbul pertanyaan, apakah strategi maritim Indonesia otomatis dipengaruhi oleh kedua pemikir?
Berdiskusi tentang strategi maritim Indonesia, sepanjang pemahaman saya, negeri ini belum mempunyai strategi maritim. Yang dimiliki sejauh ini baru sebatas Strategi Angkatan Laut, yaitu SPLN. Walaupun seringkali strategi maritim masa kini identik dengan strategi Angkatan Laut, namun di Indonesia belum berlaku demikian.
Beberapa tahun ke belakang memang pernah AL kita mengajukan gagasan SPMI, akan tetapi ide tersebut belum disetujui oleh Mabes TNI. Dengan demikian, SPLN masih berlaku hingga sekarang.
Mendalami pemikiran-pemikiran yang ada dalam SPMI, nampaknya dipengaruhi oleh beberapa pemikiran seperti Till, Wayne Hughes dan beberapa ahli strategi kontemporer yang menekuni soal medium power navy. Artinya tidak ada satu pemikir tertentu yang dijadikan sebagai “kiblat” dalam diskursus tentang strategi maritim di negeri Nusantara. Hal ini yang membedakan dengan Jepang misalnya, seperti pernah dibahas sebelumnya.
Yang sebaiknya dipahami dan disepakati bersama, meskipun secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan, akan tetapi hendaknya kita berambisi menciptakan mazhab baru dalam pemikiran strategi maritim. Maksudnya, janganlah mengembangkan teori sendiri yang belum teruji kebenarannya dan janganlah meninggalkan sama sekali teori strategi maritim yang berasal dari luar negeri, khususnya Barat.
Sebab teori-teori itu sudah teruji dalam sejarah. Sementara kalaupun Indonesia menciptakan teori, landasan sejarahnya lemah. Sebab harus jujur kita akui bahwa Indonesia belum mempunyai pengalaman memadai dalam soal strategi maritim. Strategi maritim salah satu sumbernya adalah pengalaman sejarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar