All hands,
Sebagai akibat dari kebijakan pemerintah yang kurang berpihak kepada Angkatan Laut negeri ini, tingkat kesiapan sistem senjata kekuatan laut Indonesia kini jauh dari yang diharapkan. Sementara tantangan dan ancaman terhadap kepentingan nasional yang terkait dengan domain maritim terus meningkat. Focal points yang menjadi perhatian Angkatan Laut bukan cuma satu atau dua perairan, tetapi lebih banyak daripada itu.
Pada sisi lain, realisasi pengadaan sistem senjata baru Angkatan Laut masih tidak jelas. Kebijakan pemerintah yang kurang berpihak kepada Angkatan Laut lagi-lagi menjadi penyebab ketidakjelasan tersebut. Secara resmi memang tercantum sistem senjata apa yang saja yang hendak dibeli oleh Angkatan Laut hingga beberapa tahun ke depan yang dicantum dalam renstra, namun catatan pelaksanaan Renstra 2005-2009 menunjukkan bahwa aspirasi itu sebatas di atas kertas.
Dihadapkan pada kondisi demikian, tidak ada pilihan lain bagi Angkatan Laut kecuali berupaya meningkatkan tingkat kesiapan sistem senjata yang ada saat ini dalam susunan tempurnya. Namun upaya untuk mencapai ini pun tidak mudah, sebab beberapa kendala menghadang.
Pertama, alokasi anggaran. Sudah menjadi kebiasaan pemerintah dari dulu bahwa dalam alokasi anggaran untuk pemeliharaan sistem senjata, tidak semua sistem senjata yang ada dalam susunan tempur disediakan dana pemeliharaannya setiap tahun. Kebijakan seperti itu sangat jelas mempengaruhi tingkat kesiapan sistem senjata.
Kedua, rentang waktu antara pemesanan suku cadang dengan distribusi suku cadang. Dapat dipastikan ada rentang waktu antara waktu pemesanan suku cadang dengan distribusi suku cadang tersebut kepada pemesanan. Ditambah lagi dengan pemasangan suku cadang tersebut ke dalam sistem senjata. Adanya rentang waktu demikian dipastikan mempengaruhi pada tingkat kesiapan sistem senjata, sebab pemeliharaan menjadi lebih lama. Tidak heran bila ada sistem senjata yang pemeliharaannya memakan waktu hampir setahun, yang semestinya bisa dipersingkat menjadi sekitar 3-6 bulan.
Ketiga, kelangkaan suku cadang. Kelangkaan suku cadang terjadi pada sistem senjata generasi lama yang kini sudah tidak diproduksi lagi. Entah itu kapal perang maupun pesawat udara. Situasi ini dihadapi oleh Indonesia akibat dari kegemaran pemerintah yang terus menunda modernisasi kekuatan Angkatan Laut dengan alasan keterbatasan anggaran.
Tentu saja masih ada sejumlah kendala lainnya dalam rangka meningkatkan tingkat kesiapan sistem senjata. Untuk memecahkan kendala tersebut, salah satu cara yang ampuh dan ekonomis adalah segera mengakhiri status gemar menunda modernisasi kekuatan Angkatan Laut. Artinya dalam jangka waktu 2010-2014 harus ada modernisasi signifikan pada sistem senjata Angkatan Laut, khususnya untuk kapal kombatan.
Sebagai akibat dari kebijakan pemerintah yang kurang berpihak kepada Angkatan Laut negeri ini, tingkat kesiapan sistem senjata kekuatan laut Indonesia kini jauh dari yang diharapkan. Sementara tantangan dan ancaman terhadap kepentingan nasional yang terkait dengan domain maritim terus meningkat. Focal points yang menjadi perhatian Angkatan Laut bukan cuma satu atau dua perairan, tetapi lebih banyak daripada itu.
Pada sisi lain, realisasi pengadaan sistem senjata baru Angkatan Laut masih tidak jelas. Kebijakan pemerintah yang kurang berpihak kepada Angkatan Laut lagi-lagi menjadi penyebab ketidakjelasan tersebut. Secara resmi memang tercantum sistem senjata apa yang saja yang hendak dibeli oleh Angkatan Laut hingga beberapa tahun ke depan yang dicantum dalam renstra, namun catatan pelaksanaan Renstra 2005-2009 menunjukkan bahwa aspirasi itu sebatas di atas kertas.
Dihadapkan pada kondisi demikian, tidak ada pilihan lain bagi Angkatan Laut kecuali berupaya meningkatkan tingkat kesiapan sistem senjata yang ada saat ini dalam susunan tempurnya. Namun upaya untuk mencapai ini pun tidak mudah, sebab beberapa kendala menghadang.
Pertama, alokasi anggaran. Sudah menjadi kebiasaan pemerintah dari dulu bahwa dalam alokasi anggaran untuk pemeliharaan sistem senjata, tidak semua sistem senjata yang ada dalam susunan tempur disediakan dana pemeliharaannya setiap tahun. Kebijakan seperti itu sangat jelas mempengaruhi tingkat kesiapan sistem senjata.
Kedua, rentang waktu antara pemesanan suku cadang dengan distribusi suku cadang. Dapat dipastikan ada rentang waktu antara waktu pemesanan suku cadang dengan distribusi suku cadang tersebut kepada pemesanan. Ditambah lagi dengan pemasangan suku cadang tersebut ke dalam sistem senjata. Adanya rentang waktu demikian dipastikan mempengaruhi pada tingkat kesiapan sistem senjata, sebab pemeliharaan menjadi lebih lama. Tidak heran bila ada sistem senjata yang pemeliharaannya memakan waktu hampir setahun, yang semestinya bisa dipersingkat menjadi sekitar 3-6 bulan.
Ketiga, kelangkaan suku cadang. Kelangkaan suku cadang terjadi pada sistem senjata generasi lama yang kini sudah tidak diproduksi lagi. Entah itu kapal perang maupun pesawat udara. Situasi ini dihadapi oleh Indonesia akibat dari kegemaran pemerintah yang terus menunda modernisasi kekuatan Angkatan Laut dengan alasan keterbatasan anggaran.
Tentu saja masih ada sejumlah kendala lainnya dalam rangka meningkatkan tingkat kesiapan sistem senjata. Untuk memecahkan kendala tersebut, salah satu cara yang ampuh dan ekonomis adalah segera mengakhiri status gemar menunda modernisasi kekuatan Angkatan Laut. Artinya dalam jangka waktu 2010-2014 harus ada modernisasi signifikan pada sistem senjata Angkatan Laut, khususnya untuk kapal kombatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar