All hands,
Dalam lingkungan strategis yang sudah berubah, tuntutan terhadap Angkatan Laut di dunia juga banyak berubah. Dahulu fokus Angkatan Laut lebih banyak pada melindungi kedaulatan dan integritas wilayah negara. Pasca Perang Dingin, Angkatan Laut dituntut untuk meluaskan perhatiannya di luar isu melindungi kedaulatan dan integritas wilayah negara tersebut. Angkatan Laut sekarang banyak berfokus pada isu-isu yang terkait dengan stabilitas keamanan dunia dan kawasan.
Kini banyak Angkatan Laut yang beroperasi jauh dari wilayah negaranya. Wilayah perairan dunia yang menjadi fokus operasi Angkatan Laut multinasional adalah di Samudera India di sekitar Afrika, Laut Arab, Laut Merah, Teluk Aden, perairan sekitar Somalia dan Laut Mediterania. Operasi-operasi yang digelar di perairan tersebut ditujukan untuk menghadapi isu-isu keamanan maritim yang dipandang akan mengancam stabilitas keamanan.
Di wilayah Laut Mediterania, selain operasi yang digelar oleh NATO untuk menghadapi ancaman terorisme maritim, ada pula operasi maritim yang digelar oleh PBB untuk melaksanakan resolusi Dewan Keamanan. Singkatnya, operasi maritim multinasional untuk menjaga stabilitas keamanan global dan kawasan merupakan salah satu arus utama di dunia sekarang dan ke depan.
Indonesia sebagai warga kawasan dan dunia mengemban pula tanggung jawab untuk menjaga stabilitas keamanan. Terkait dengan Angkatan Laut, perlu dipikirkan agar Angkatan Laut negeri ini ke depan dapat menyeimbangkan antara tugas melindungi kedaulatan dan integritas wilayah dengan tugas-tugas internasional. Pengiriman gugus tugas Angkatan Laut ke Lebanon untuk terlibat dalam operasi perdamaian maritim PBB adalah sebuah langkah maju dan hendaknya tidak berhenti di situ saja.
Perlu dikaji lebih lanjut bagaimana peluang partisipasi Indonesia untuk operasi di perairan dunia lainnya. Soal payungnya apakah di bawah PBB, kekuatan multinasional atau berdiri sendiri, itu bisa didiskusikan lebih lanjut. Substansinya adalah Indonesia sudah sepantasnya meningkatkan partisipasi Angkatan Lautnya dalam operasi-operasi internasional.
Salah satu kekurangan yang harus diakui menyangkut Angkatan Laut Indonesia sekarang adalah minimnya pengalaman interoperability multinasional. Untuk meningkatkan diri dari posisi tersebut, satu-satunya pilihan yang tersedia adalah berpartisipasi lebih aktif dalam beragam operasi multinasional untuk menjaga stabilitas keamanan maritim dunia dan kawasan.
Hal itu harus didukung pula oleh pemerintah Indonesia sebagai pemegang saham terbesar atas Angkatan Laut. Bentuk dukungannya adalah modernisasi kekuatan laut, khususnya pengadaan kapal kombatan atas air dan kapal selam serta pesawat udara. Bukan sekedar janji-janji tanpa realisasi.
Dalam lingkungan strategis yang sudah berubah, tuntutan terhadap Angkatan Laut di dunia juga banyak berubah. Dahulu fokus Angkatan Laut lebih banyak pada melindungi kedaulatan dan integritas wilayah negara. Pasca Perang Dingin, Angkatan Laut dituntut untuk meluaskan perhatiannya di luar isu melindungi kedaulatan dan integritas wilayah negara tersebut. Angkatan Laut sekarang banyak berfokus pada isu-isu yang terkait dengan stabilitas keamanan dunia dan kawasan.
Kini banyak Angkatan Laut yang beroperasi jauh dari wilayah negaranya. Wilayah perairan dunia yang menjadi fokus operasi Angkatan Laut multinasional adalah di Samudera India di sekitar Afrika, Laut Arab, Laut Merah, Teluk Aden, perairan sekitar Somalia dan Laut Mediterania. Operasi-operasi yang digelar di perairan tersebut ditujukan untuk menghadapi isu-isu keamanan maritim yang dipandang akan mengancam stabilitas keamanan.
Di wilayah Laut Mediterania, selain operasi yang digelar oleh NATO untuk menghadapi ancaman terorisme maritim, ada pula operasi maritim yang digelar oleh PBB untuk melaksanakan resolusi Dewan Keamanan. Singkatnya, operasi maritim multinasional untuk menjaga stabilitas keamanan global dan kawasan merupakan salah satu arus utama di dunia sekarang dan ke depan.
Indonesia sebagai warga kawasan dan dunia mengemban pula tanggung jawab untuk menjaga stabilitas keamanan. Terkait dengan Angkatan Laut, perlu dipikirkan agar Angkatan Laut negeri ini ke depan dapat menyeimbangkan antara tugas melindungi kedaulatan dan integritas wilayah dengan tugas-tugas internasional. Pengiriman gugus tugas Angkatan Laut ke Lebanon untuk terlibat dalam operasi perdamaian maritim PBB adalah sebuah langkah maju dan hendaknya tidak berhenti di situ saja.
Perlu dikaji lebih lanjut bagaimana peluang partisipasi Indonesia untuk operasi di perairan dunia lainnya. Soal payungnya apakah di bawah PBB, kekuatan multinasional atau berdiri sendiri, itu bisa didiskusikan lebih lanjut. Substansinya adalah Indonesia sudah sepantasnya meningkatkan partisipasi Angkatan Lautnya dalam operasi-operasi internasional.
Salah satu kekurangan yang harus diakui menyangkut Angkatan Laut Indonesia sekarang adalah minimnya pengalaman interoperability multinasional. Untuk meningkatkan diri dari posisi tersebut, satu-satunya pilihan yang tersedia adalah berpartisipasi lebih aktif dalam beragam operasi multinasional untuk menjaga stabilitas keamanan maritim dunia dan kawasan.
Hal itu harus didukung pula oleh pemerintah Indonesia sebagai pemegang saham terbesar atas Angkatan Laut. Bentuk dukungannya adalah modernisasi kekuatan laut, khususnya pengadaan kapal kombatan atas air dan kapal selam serta pesawat udara. Bukan sekedar janji-janji tanpa realisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar