All hands,
Indonesia harus senantiasa memperhatikan dengan seksama dinamika pembangunan Angkatan Laut di kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya. Sebab pembangunan tersebut akan berdampak langsung terhadap kepentingan nasional Indonesia. Sebaliknya, pembangunan itu tidak boleh dianggap remeh dan sebagai modernisasi belaka yang tidak akan digunakan untuk menghadapi Indonesia dengan alasan negara-negara Asia Tenggara sudah terikat dengan ASEAN. Penting untuk dipahami bahwa dalam realita ASEAN adalah forum buat para diplomat belaka, sementara bagi para perwira militer forum ASEAN lebih sebagai courtesy semata sebab merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah oleh siapapun pun bahwa rasa saling curiga antar militer negara-negara ASEAN masih cukup tinggi.
Terdapat dua kekuatan laut di dalam ASEAN yang pembangunannya harus senantiasa diperhatikan oleh Indonesia. Yaitu Negeri Penampung Koruptor dan Uang Haram asal Indonesia dan Negeri Eksportir Teroris bin Negeri Tukang Klaim alias Negeri Pembunuh WNI, dua negara anggota FPDA dan sekaligus keduanya saling bermusuhan satu sama lain dalam isu-isu tertentu. Alasan untuk memperhatikan pembangunan Angkatan Laut kedua negara sebab keduanya mempunyai beberapa masalah vital dengan Indonesia.
Tidak perlu diuraikan panjang lebar soal pembangunan kekuatan laut kedua negara. Yang mesti diperhatikan adalah akan digunakan di mana dan untuk tujuan apa kekuatan laut yang dibangun itu. Negeri Penampung Koruptor dan Uang Haram asal Indonesia dipastikan akan melancarkan pre-emptive strike apabila kepentingan nasionalnya yang berkategori survival dipersepsikan terancam. Untuk pre-emptive strike, negeri itu selain mempunyai pesawat tempur F-15 dan F-16 yang berpangkalan di dalam negeri dan menumpang di negeri orang, memiliki pula kapal selam.
Sedangkan Negeri Eksportir Teroris bin Negeri Tukang Klaim alias Negeri Pembunuh WNI garis hidupnya sebagian berada di perairan yurisdiksi Indonesia, yakni di Laut Natuna. Yang ditakutkan oleh negeri itu adalah kemampuan Indonesia memotong garis hidup tersebut yang berakibat terputusnya wilayah semenanjung dengan kawasan Kalimantan bagian utara.
Berangkat dari latar belakang demikian, sampai kapan Indonesia terus menunda modernisasi kekuatan lautnya? Sampai rakyat sejahtera? Lalu apa saja definisi parameter bahwa rakyat dapat dikatakan sejahtera?
Dan kapan pastinya rakyat negeri ini dapat dikategorikan sejahtera? Kalau definisi rakyat sejahtera bersifat never ending goal, berarti Angkatan Laut negeri ini selamanya tidak pernah akan dibangun. Padahal konstitusi Indonesia mengamanatkan adanya kemampuan untuk mengamankan segenap tanah air dan tumpah darah Indonesia, bukan sekedar memajukan kesejahteraan umum.
Indonesia harus senantiasa memperhatikan dengan seksama dinamika pembangunan Angkatan Laut di kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya. Sebab pembangunan tersebut akan berdampak langsung terhadap kepentingan nasional Indonesia. Sebaliknya, pembangunan itu tidak boleh dianggap remeh dan sebagai modernisasi belaka yang tidak akan digunakan untuk menghadapi Indonesia dengan alasan negara-negara Asia Tenggara sudah terikat dengan ASEAN. Penting untuk dipahami bahwa dalam realita ASEAN adalah forum buat para diplomat belaka, sementara bagi para perwira militer forum ASEAN lebih sebagai courtesy semata sebab merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah oleh siapapun pun bahwa rasa saling curiga antar militer negara-negara ASEAN masih cukup tinggi.
Terdapat dua kekuatan laut di dalam ASEAN yang pembangunannya harus senantiasa diperhatikan oleh Indonesia. Yaitu Negeri Penampung Koruptor dan Uang Haram asal Indonesia dan Negeri Eksportir Teroris bin Negeri Tukang Klaim alias Negeri Pembunuh WNI, dua negara anggota FPDA dan sekaligus keduanya saling bermusuhan satu sama lain dalam isu-isu tertentu. Alasan untuk memperhatikan pembangunan Angkatan Laut kedua negara sebab keduanya mempunyai beberapa masalah vital dengan Indonesia.
Tidak perlu diuraikan panjang lebar soal pembangunan kekuatan laut kedua negara. Yang mesti diperhatikan adalah akan digunakan di mana dan untuk tujuan apa kekuatan laut yang dibangun itu. Negeri Penampung Koruptor dan Uang Haram asal Indonesia dipastikan akan melancarkan pre-emptive strike apabila kepentingan nasionalnya yang berkategori survival dipersepsikan terancam. Untuk pre-emptive strike, negeri itu selain mempunyai pesawat tempur F-15 dan F-16 yang berpangkalan di dalam negeri dan menumpang di negeri orang, memiliki pula kapal selam.
Sedangkan Negeri Eksportir Teroris bin Negeri Tukang Klaim alias Negeri Pembunuh WNI garis hidupnya sebagian berada di perairan yurisdiksi Indonesia, yakni di Laut Natuna. Yang ditakutkan oleh negeri itu adalah kemampuan Indonesia memotong garis hidup tersebut yang berakibat terputusnya wilayah semenanjung dengan kawasan Kalimantan bagian utara.
Berangkat dari latar belakang demikian, sampai kapan Indonesia terus menunda modernisasi kekuatan lautnya? Sampai rakyat sejahtera? Lalu apa saja definisi parameter bahwa rakyat dapat dikatakan sejahtera?
Dan kapan pastinya rakyat negeri ini dapat dikategorikan sejahtera? Kalau definisi rakyat sejahtera bersifat never ending goal, berarti Angkatan Laut negeri ini selamanya tidak pernah akan dibangun. Padahal konstitusi Indonesia mengamanatkan adanya kemampuan untuk mengamankan segenap tanah air dan tumpah darah Indonesia, bukan sekedar memajukan kesejahteraan umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar