All hands,
Kebijakan pemerintah yang mendorong penggunaan produk hasil industri pertahanan dan industri strategis dalam negeri oleh militer melahirkan sejumlah tantangan. Satu di antara tantangan tersebut yang selama ini jarang dibahas adalah masalah R&D di bidang pertahanan, termasuk di antara R&D yang terkait Angkatan Laut. Masalah R&D merupakan hal mendasar dalam pengembangan suatu industri di negara manapun.
Sebab R&D adalah basis fundamental bagi berkembangnya suatu produk industri, termasuk industri pertahanan dan industri strategis. Industri seperti PT PAL, PT DI, PT LEN dan lain sebagainya mustahil akan mengalami kemajuan tanpa didukung oleh R&D. Dengan demikian, sesungguhnya ada bom waktu dari kebijakan pemerintah saat ini yang mendorong penggunaan hasil industri pertahanan dan industri strategis untuk digunakan oleh militer, termasuk Angkatan Laut. Bom waktu itu adalah sejauh mana R&D akan mendorong inovasi dan pengembangan produk-produk lanjutan di masa depan.
Sebagai contoh, sudahkah beberapa jenis kapal perang buatan PT PAL menjalani uji teknis di laut yang lengkap. Bukan saja soal menghadapi tingginya ombak laut berdasarkan sea state, tetapi juga uji coba seperti uji melewati medan ranjau, uji ribut gelombang elektromagnetik, uji kemagnetan dan lain sebagainya. Hal itu penting karena kapal yang digunakan nantinya akan menjalani berbagai penugasan operasi dengan beragam tantangan operasional yang dihadapi.
Kembali ke isu R&D, R&D akan mendukung pengembangan produk. Tanpa itu, produk yang dibuat akan seperti berjalan di tempat. Terkait dengan hal tersebut, R&D tidak cukup hanya dilakukan oleh pabrikan, tetapi juga oleh lembaga-lembaga riset.
Pertanyaannya, seberapa banyak lembaga riset di Indonesia yang melaksanakan R&D untuk mendukung pengembangan produk industri pertahanan dan industri strategis. Apakah ada kerjasama R&D antara industri dengan lembaga riset, sehingga apa yang dilaksanakan oleh institusi penelitian selaras dengan kebutuhan aktual industri pertahanan dan industri strategis. Kalau mengacu pada industri serupa di negara-negara maju, R&D adalah tulang punggung mereka.
Kebijakan pemerintah yang mendorong penggunaan produk hasil industri pertahanan dan industri strategis dalam negeri oleh militer melahirkan sejumlah tantangan. Satu di antara tantangan tersebut yang selama ini jarang dibahas adalah masalah R&D di bidang pertahanan, termasuk di antara R&D yang terkait Angkatan Laut. Masalah R&D merupakan hal mendasar dalam pengembangan suatu industri di negara manapun.
Sebab R&D adalah basis fundamental bagi berkembangnya suatu produk industri, termasuk industri pertahanan dan industri strategis. Industri seperti PT PAL, PT DI, PT LEN dan lain sebagainya mustahil akan mengalami kemajuan tanpa didukung oleh R&D. Dengan demikian, sesungguhnya ada bom waktu dari kebijakan pemerintah saat ini yang mendorong penggunaan hasil industri pertahanan dan industri strategis untuk digunakan oleh militer, termasuk Angkatan Laut. Bom waktu itu adalah sejauh mana R&D akan mendorong inovasi dan pengembangan produk-produk lanjutan di masa depan.
Sebagai contoh, sudahkah beberapa jenis kapal perang buatan PT PAL menjalani uji teknis di laut yang lengkap. Bukan saja soal menghadapi tingginya ombak laut berdasarkan sea state, tetapi juga uji coba seperti uji melewati medan ranjau, uji ribut gelombang elektromagnetik, uji kemagnetan dan lain sebagainya. Hal itu penting karena kapal yang digunakan nantinya akan menjalani berbagai penugasan operasi dengan beragam tantangan operasional yang dihadapi.
Kembali ke isu R&D, R&D akan mendukung pengembangan produk. Tanpa itu, produk yang dibuat akan seperti berjalan di tempat. Terkait dengan hal tersebut, R&D tidak cukup hanya dilakukan oleh pabrikan, tetapi juga oleh lembaga-lembaga riset.
Pertanyaannya, seberapa banyak lembaga riset di Indonesia yang melaksanakan R&D untuk mendukung pengembangan produk industri pertahanan dan industri strategis. Apakah ada kerjasama R&D antara industri dengan lembaga riset, sehingga apa yang dilaksanakan oleh institusi penelitian selaras dengan kebutuhan aktual industri pertahanan dan industri strategis. Kalau mengacu pada industri serupa di negara-negara maju, R&D adalah tulang punggung mereka.
1 komentar:
R & D memerlukan peneliti handal. Namun sayangnya penghargaan pemerintah berupa tunjangan kepada para peneliti masih rendah...jauh dibanding Pakistan, Iran, India, apalgi Cina. Bagaimana mau cepat maju?
Posting Komentar