01 Februari 2010

Eksploitasi Angkatan Laut Dalam Kasus Iran

All hands,
Sejak Revolusi Islam Iran pada 1979 yang meruntuhkan rezim pro Washington di Teheran, hubungan Iran-Amerika Serikat langsung berada pada posisi saling berhadapan. Terlebih lagi ketika terjadi penyanderaan terhadap para diplomat Amerika Serikat di Teheran yang berlangsung 444 hari dan sekaligus membuat Presiden Jimmy Carter yang tengah berusaha mencari legitimasi untuk periode kedua administrasinya dikalahkan pesaingnya yakni Gubernur California Ronald Reagan. Meskipun begitu, nama keduanya diabadikan pada kapal perang Amerika Serikat jenis kapal selam dan kapal induk.
Dari 1979 sampai saat ini, Amerika Serikat senantiasa mengeksploitasi Angkatan Laut untuk melakukan penangkalan terhadap Iran. Tentu kita masih ingat kasus USS Vincennes (CG-49) yang menembak jatuh Airbus A-300 Iran Air Flight 655 pada 3 Juli 1988. Begitu pula sejumlah kasus di mana kapal perang Amerika Serikat menenggelamkan kapal cepat Iran.
Kini Iran tetap dipandang sebagai ancaman terhadap kepentingan Amerika Serikat di Timur Tengah. Terlebih ketika Negeri Mullah mengembangkan program nuklir yang dicurigai oleh Washington dan sekutunya. Menghadapi kemungkinan terburuk, Amerika Serikat tetap menomorsatukan eksploitasi kekuatan Angkatan Lautnya.
Israel merupakan sekutu utama dan abadi Amerika Serikat, bahkan melebihi NATO sekalipun. Sebagaimana induk semangnya, Negeri Zionis itu pun ketar-ketir dengan program pengembangan nuklir Iran. Meskipun Teheran telah dijatuhi beragam sanksi menggunakan tangan Dewan Keamanan PBB, tidak ada tanda-tanda Iran akan mengabaikan program nuklirnya.
Sejak beberapa tahun terakhir, Tel Aviv sangat gatal ingin menyerang fasilitas nuklir Iran. Hanya saja sejauh ini niat tersebut masih bisa dikendalikan oleh Washington. Yang menarik adalah pola serangan seperti apa yang akan digunakan oleh Israel terhadap fasilitas nuklir Iran?
Selama ini lebih banyak pihak berspekulasinya bahwa polanya akan sama dengan saat Israel menggempur reaktor nuklir Osirak kebanggaan Saadam Hussein pada 7 Juni 1981. Tanpa banyak diketahui oleh banyak pihak, Israel tengah mempersiapkan skenario menggempur reaktor nuklir Iran melalui peluncuran rudal jelajah dari kapal selam kelas Dolphin. Dalam tahun 2009, setidaknya kapal selam yang dibuat di galangan HDW berdasarkan kelas U-209 dua kali melaksanakan pelayaran ke Laut Merah via Terusan Suez.
Berangkat dari kasus Iran sejak 1979 sampai saat ini, pihak-pihak yang terlibat dalam kasus tersebut senantiasa mengeksploitasi Angkatan Laut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal itu hendaknya menjadi pelajaran pula bagi Indonesia, bahwa Angkatan Laut negeri ini menyediakan banyak kemampuan untuk dieksploitasi bagi kepentingan nasional.

Tidak ada komentar: