All hands,
Memperhatikan kecenderungan dalam beberapa waktu terakhir di lingkungan U.S. Navy, arus utamanya berfokus membahas segala sesuatu yang berkaitan dengan pembangunan Angkatan Laut Negeri Tembok Bambu alias Cina. Sebagai contoh, dalam jurnal milik U.S. NWC, salah satu temanya mengupas tentang perkembangan terakhir ambisi pembangunan kapal induk Cina. Belum lagi di jurnal militer lainnya, juga berfokus pada pembangunan kekuatan militer Cina.
Lalu apa makna dalam semua itu? Jawabannya sederhana dan singkat, yakni Amerika Serikat telah memandang bahwa kebangkitan militer Cina kini telah mempunyai kerangka. Walaupun kerangka itu belum diisi dengan daging, namun kondisi itu sudah cukup mengusik kemapanan yang selama ini dinikmati oleh Washington.
Amerika Serikat mengikuti dengan cermat operasi Angkatan Laut Cina di perairan sekitar Somalia. Hal itu terkait dengan kemampuan PLAN melaksanakan operasi Angkatan Laut jarak jauh. Lalu apa temuan Amerika Serikat dari pengamatan tersebut?
Satu di antara temuan itu adalah menyangkut logistik. Angkatan Laut Cina mengkombinasi dua pendekatan untuk logistik kapal perangnya, yaitu RAS dan bunker di pelabuhan-pelabuhan “negara sahabat” Cina.
Untuk bergantung pada RAS sepenuhnya, masih sulit buat PLAN. Sehingga membuat bunker bahan bakar dan logistik lainnya di sejumlah negara yang dianggap sebagai “sahabat” adalah pendekatan lain yang dipilih oleh Cina. Perkembangan ini menarik untuk diikuti kelanjutannya.
Pertanyaannya, apakah kini PLAN telah mampu melaksanakan operasi Angkatan Laut jarak jauh? Untuk kemampuan terbatas Angkatan Laut Cina sudah mampu, namun untuk kemampuan penuh masih butuh waktu minimal 19-20 tahun lagi. Apabila mendasarkan diri pada kemampuan penuh, maka PLAN harus mampu beroperasi tanpa dukungan bunker di sejumlah “negara sahabat”.
Tentu menarik pula apa langkah pendekatan yang akan dilakukan oleh Washington secara politik terhadap “negara-negara sahabat” Beijing untuk mengurangi kemampuan akses negeri penyensor internet, khususnya akses ke pelabuhan-pelabuhan laut yang memfasilitasi bunker bagi Angkatan Laut Cina.
Memperhatikan kecenderungan dalam beberapa waktu terakhir di lingkungan U.S. Navy, arus utamanya berfokus membahas segala sesuatu yang berkaitan dengan pembangunan Angkatan Laut Negeri Tembok Bambu alias Cina. Sebagai contoh, dalam jurnal milik U.S. NWC, salah satu temanya mengupas tentang perkembangan terakhir ambisi pembangunan kapal induk Cina. Belum lagi di jurnal militer lainnya, juga berfokus pada pembangunan kekuatan militer Cina.
Lalu apa makna dalam semua itu? Jawabannya sederhana dan singkat, yakni Amerika Serikat telah memandang bahwa kebangkitan militer Cina kini telah mempunyai kerangka. Walaupun kerangka itu belum diisi dengan daging, namun kondisi itu sudah cukup mengusik kemapanan yang selama ini dinikmati oleh Washington.
Amerika Serikat mengikuti dengan cermat operasi Angkatan Laut Cina di perairan sekitar Somalia. Hal itu terkait dengan kemampuan PLAN melaksanakan operasi Angkatan Laut jarak jauh. Lalu apa temuan Amerika Serikat dari pengamatan tersebut?
Satu di antara temuan itu adalah menyangkut logistik. Angkatan Laut Cina mengkombinasi dua pendekatan untuk logistik kapal perangnya, yaitu RAS dan bunker di pelabuhan-pelabuhan “negara sahabat” Cina.
Untuk bergantung pada RAS sepenuhnya, masih sulit buat PLAN. Sehingga membuat bunker bahan bakar dan logistik lainnya di sejumlah negara yang dianggap sebagai “sahabat” adalah pendekatan lain yang dipilih oleh Cina. Perkembangan ini menarik untuk diikuti kelanjutannya.
Pertanyaannya, apakah kini PLAN telah mampu melaksanakan operasi Angkatan Laut jarak jauh? Untuk kemampuan terbatas Angkatan Laut Cina sudah mampu, namun untuk kemampuan penuh masih butuh waktu minimal 19-20 tahun lagi. Apabila mendasarkan diri pada kemampuan penuh, maka PLAN harus mampu beroperasi tanpa dukungan bunker di sejumlah “negara sahabat”.
Tentu menarik pula apa langkah pendekatan yang akan dilakukan oleh Washington secara politik terhadap “negara-negara sahabat” Beijing untuk mengurangi kemampuan akses negeri penyensor internet, khususnya akses ke pelabuhan-pelabuhan laut yang memfasilitasi bunker bagi Angkatan Laut Cina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar