13 Maret 2010

Berperang Untuk Nilai Filosofis Politik

All hands,
Ketika suatu negara memutuskan untuk berperang, alasan yang ada di balik keputusan tersebut bukan semata kepentingan nasional ---seberapa pun biasnya suatu kepentingan nasional---, tetapi meliputi pula nilai filosofis politik atau kadang lebih dikenal sebagai core values. Negara-negara maju ketika ditanyakan mengapa mereka berperang atau terlibat perang, salah satu jawaban utamanya adalah untuk menjaga kebebasan alias freedom dan demokrasi. Baik di masa lalu maupun di masa kini, freedom dan demokrasi adalah mantra yang ampuh. Mantra itu tidak saja untuk menghadapi Hitler, Mussolini ataupun konfrontasi terhadap negara-negara komunis pasca Perang Dunia Kedua, tetapi digunakan pula saat menggempur kelompok Taliban dan Al Qaida, juga saat meruntuhkan kekuasaan Saddam Hussein.
Kebebasan dan demokrasi merupakan core values yang dianut oleh negara-negara Barat. Demi memperjuangkan kebebasan, pemerintah dan negara Barat berani mempertaruhkan sumber daya yang terbatas untuk digunakan dalam suatu perang. Demi kebebasan pula, tidak jarang mereka tak ragu menginjak nilai-nilai kemanusiaan yang lainnya yang sebenarnya juga fundamental.
Lalu bagaimana dengan Indonesia? Apakah core values bangsa ini sebatas kemerdekaan? Kalau sebatas kemerdekaan, nampaknya cakupannya terbatas pada bangsa ini. Kalau kita (masih) sepakat bahwa core values bangsa Indonesia adalah Pancasila, sepertinya bukan cuma urusan kemerdekaan yang terkandung dalam core values tersebut. Di sana terkandung pula nilai harkat kemanusiaan, nilai demokrasi, nilai keadilan sosial bahkan nilai Ketuhanan.
Pertanyaannya, apakah kekuatan militer negeri ini ---termasuk Angkatan Laut--- telah dibangun secara optimal untuk mengamankan core values tersebut? Pengamanan core values merupakan tugas yang tak bisa ditawar-tawar, sehingga semua instrumen kekuatan nasional harus digunakan. Kalau menjadikan kasus penyanderaan warga negeri ini oleh kelompok bajak laut di Somalia pada awal 2010, rasanya belum ada hasrat yang kuat dari para pengambil keputusan negeri ini untuk mengamankan core values yang berlaku. Apabila untuk menerapkan core values pada bangsa sendiri saja masih diragukan, lalu bagaimana dengan menyebarkan core values itu ke luar ---minimal kawasan Asia Tenggara---?

1 komentar:

Mitra mengatakan...

Saya "merinding" juga dengan analisa core values bangsa kita yang saat ini tidak jelas pegangannya. Para pendiri bangsa kita sudah mewariskan Pancasila dengan spektrum nilai-nilai yang luas dan mendalam sebagai referensi filosofi kita dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tidak susah menyimpulkan masih terbentang jurang yang lebar dan dalam antara harapan dan kenyataan di semua bidang, mendengarkan berita nasional di pagi hari tentang "borok" negeri ini membuat kita prihatin, ngeri, marah, tidak berdaya dan ahirnya jadi apatis...(masyarakat mengekspresikan dengan ungkapan gaulnya "emang gue pikirin, jangankan mikirin carut marut negara, untuk bikin dapur ngebul aja udah jungkir balik nih...").
Perlu sinerji semua komponen bangsa untuk menegakkan kembali core values negeri ini, sehingga jelas bagi kita apakah kita maju tak gentar membela yang benar atau maju tak gentar membela yang bayar? Jadi akan jelas juga sikap kita tentang penyanderaan WNI di Somalia serta penganiayaan dan pembunuhan TKI di negara lain, apakah kasus mereka akan kita jadikan angka statistik saja atau mereka warga negara yang harus dibela at all cost harkat kemanusiaannya?
Salam.