All hands,
Sebagai kekuatan ekonomi yang tengah mengembangkan otot militernya, Cina sangat hirau terhadap keamanan jalur SLOC-nya. Sebab jalur SLOC itu berpotensi diputus oleh pihak lain yang berbeda secara politik, misalnya Amerika Serikat lewat penggunaan kekuatan U.S. Navy. Selama ini, banyak kalangan yang memfokuskan diri pada kepentingan akses Cina di Selat Malaka. Namun sebenarnya di luar itu, Cina ternyata sangat hirau pulau terhadap chokepoints di Selat Sunda dan Selat Lombok.
Hirauan yang sangat dari Cina menandakan bahwa Angkatan Laut negeri itu telah memandang dua selat terakhir sebagai alternatif apabila terjadi kontinjensi di Selat Malaka. Dapat dipastikan dalam benak Cina bahwa Indonesia sebagai pemilik kedua chokepoints tersebut bukan saja dapat mengamankan navigasi di perairan itu, tetapi juga bersahabat dengan Cina.
Kalau memang Cina berkepentingan dengan keamanan maritim di kedua perairan, tentunya negeri itu tidak boleh mendapatkan makan siang gratis. Beijing sudah seharusnya memberikan imbal balik kepada Indonesia, misalnya dalam rangka meningkatkan kemampuan Angkatan Laut. Misalnya menjual senjata ke Indonesia dengan harga yang lebih murah daripada harga pasar, bisa pula membantu Indonesia meningkatkan kemampuan maritime domain awareness-nya. Seperti memberikan bantuan teknologi untuk meningkatkan kemampuan memantau pergerakan bawah air.
Hirauan Cina terhadap Selat Lombok pada sisi lain harus disikapi dengan hati-hati, sebab hal itu akan terkait dengan kepentingan hidup mati negeri di selatan Indonesia. Maksudnya, Indonesia harus bermain cantik sebab Australia pasti akan sangat curiga terhadap minat Cina di selat tersebut. Minat Cina terhadap Selat Lombok sebaiknya dieksploitasi pula oleh Indonesia dalam menghadapi tingkah laku Australia yang suka seenaknya terhadap Indonesia.
Sebagai kekuatan ekonomi yang tengah mengembangkan otot militernya, Cina sangat hirau terhadap keamanan jalur SLOC-nya. Sebab jalur SLOC itu berpotensi diputus oleh pihak lain yang berbeda secara politik, misalnya Amerika Serikat lewat penggunaan kekuatan U.S. Navy. Selama ini, banyak kalangan yang memfokuskan diri pada kepentingan akses Cina di Selat Malaka. Namun sebenarnya di luar itu, Cina ternyata sangat hirau pulau terhadap chokepoints di Selat Sunda dan Selat Lombok.
Hirauan yang sangat dari Cina menandakan bahwa Angkatan Laut negeri itu telah memandang dua selat terakhir sebagai alternatif apabila terjadi kontinjensi di Selat Malaka. Dapat dipastikan dalam benak Cina bahwa Indonesia sebagai pemilik kedua chokepoints tersebut bukan saja dapat mengamankan navigasi di perairan itu, tetapi juga bersahabat dengan Cina.
Kalau memang Cina berkepentingan dengan keamanan maritim di kedua perairan, tentunya negeri itu tidak boleh mendapatkan makan siang gratis. Beijing sudah seharusnya memberikan imbal balik kepada Indonesia, misalnya dalam rangka meningkatkan kemampuan Angkatan Laut. Misalnya menjual senjata ke Indonesia dengan harga yang lebih murah daripada harga pasar, bisa pula membantu Indonesia meningkatkan kemampuan maritime domain awareness-nya. Seperti memberikan bantuan teknologi untuk meningkatkan kemampuan memantau pergerakan bawah air.
Hirauan Cina terhadap Selat Lombok pada sisi lain harus disikapi dengan hati-hati, sebab hal itu akan terkait dengan kepentingan hidup mati negeri di selatan Indonesia. Maksudnya, Indonesia harus bermain cantik sebab Australia pasti akan sangat curiga terhadap minat Cina di selat tersebut. Minat Cina terhadap Selat Lombok sebaiknya dieksploitasi pula oleh Indonesia dalam menghadapi tingkah laku Australia yang suka seenaknya terhadap Indonesia.
2 komentar:
hmmm menarik julak analisa ttg selat sunda dan selat lombok
sejak jaman dulu selat sunda itu emang menarik demikian selat lombok juga laut sulawesi
benar adanya jika terjadi sesuatu di selat Melaka maka kedua selat itu akan menjadi ramai, tapi seharusnya pemerintah RI tdak menggratiskan hal ini terhadap semua kepentingan yg melewatnya
yah kalau Cina mau ngasih sarapan Ketupat Kandangan, Nasi Kuning dgn C 705 or C 802 dan beberapa makanannya dgn biaya yg murah harus disikat, kalau nunggu gratis kayak kendurenan sangat susah
Pemerintah harus memanfaatkan hal ini, untuk itu TNI perlu melakukan latihan Gabungan minimal 2 minggu atau 1 bulan di Selat Malaka sbg test case agar kedua selat itu berfungsi dan alihkan arus pelayaran untuk melewati kedua selat tersebut
maaf jika ngawur julak ae ya
justru bagus kerja sama ma CINA, Kita minta teknologi canggih dari mereka untuk mengendus kapal selam amrik atau australia n malaysia yg jelas2 ke 3 negara ini suka menggangu indonesia. kalo perlu kita sewa kan tuh selat LOMBOK, buat pangkalan militer Cina dan duit nya buat membangun militer indonesia atau kesejahteraan prajurit nya. i love CINA n RUSIA.!
Posting Komentar