All hands,
Kecenderungan Indonesia untuk mengakuisisi kapal selam kelas x guna memperkuat kembali kemampuan peperangan bawah airnya selain merupakan suatu hal yang bagus, sekaligus melahirkan pula tantangan. Mengapa disebut tantangan? Sebab kapal selam kelas x selama ini belum pernah dioperasikan oleh Angkatan Laut yang berada pada posisi di garis khatulistiwa. Negara-negara yang mengoperasikan kapal selam andal itu mayoritas berada di lintang utara katulistiwa.
Dengan demikian, masalah tropikalisasi kapal selam kelas x harus diperhatikan sejak dini. Keandalan teknologi kapal selam x tidak perlu diragukan, sebab negara produsennya mempunyai tradisi membuat kapal selam yang sudah berusia satu abad lebih. Namun ketika menyentuh masalah tropikalisasi, ini merupakan isu krusial karena Indonesia nampaknya akan menjadi negara pertama di lintasan garis khatulistiwa yang mengoperasikan kapal selam kelas ini.
Masalah tropikalisasi kapal selam tentu bukan isu mudah, sebab di masa lalu dihadapi Indonesia ketika mengoperasikan kapal selam kelas Whiskey. Isu ini akan terkait pula dengan kinerja berbagai subsistem yang melengkapi kapal selam tersebut dihadapkan pada kondisi fisika, kimia dan biologi laut kawasan tropis yang tentu saja berbeda dengan kawasan subtropis. Artinya parameter-paratemer hasil pengujian kinerja beragam subsistem kapal selam di kawasan subtropis harus diuji ulang di kawasan khatulistiwa yang tropis.
Sebagai perbandingan, parameter kinerja kapal korvet buatan Negeri Bunga Tulip yang memperkuat kekuatan laut Indonesia ternyata tidak sepenuhnya sama antara kawasan subtropis dengan wilayah tropis. Misalnya saja kecepatan maksimal kapal perang yang lebih rendah di kawasan khatulistiwa, walaupun putaran balingan mesin pendorong sudah maksimal. Masalah-masalah seperti itu dipastikan akan dihadapi oleh kapal selam kelas x nantinya apabila digunakan oleh Indonesia.
Kata kuncinya adalah kesiapan melaksanakan tropikalisasi kapal selam itu dan menguji kembali berbagai parameter kinerja subsistemnya, baik itu sonar, hidrofon, sistem pendorong dan lain sebagainya. Kalau di masa lalu masalah tropikalisasi kapal selam bisa diatasi, tentu tidak ada alasan tantangan tropikalisasi kelas x tidak dapat dijawab nantinya.
Kecenderungan Indonesia untuk mengakuisisi kapal selam kelas x guna memperkuat kembali kemampuan peperangan bawah airnya selain merupakan suatu hal yang bagus, sekaligus melahirkan pula tantangan. Mengapa disebut tantangan? Sebab kapal selam kelas x selama ini belum pernah dioperasikan oleh Angkatan Laut yang berada pada posisi di garis khatulistiwa. Negara-negara yang mengoperasikan kapal selam andal itu mayoritas berada di lintang utara katulistiwa.
Dengan demikian, masalah tropikalisasi kapal selam kelas x harus diperhatikan sejak dini. Keandalan teknologi kapal selam x tidak perlu diragukan, sebab negara produsennya mempunyai tradisi membuat kapal selam yang sudah berusia satu abad lebih. Namun ketika menyentuh masalah tropikalisasi, ini merupakan isu krusial karena Indonesia nampaknya akan menjadi negara pertama di lintasan garis khatulistiwa yang mengoperasikan kapal selam kelas ini.
Masalah tropikalisasi kapal selam tentu bukan isu mudah, sebab di masa lalu dihadapi Indonesia ketika mengoperasikan kapal selam kelas Whiskey. Isu ini akan terkait pula dengan kinerja berbagai subsistem yang melengkapi kapal selam tersebut dihadapkan pada kondisi fisika, kimia dan biologi laut kawasan tropis yang tentu saja berbeda dengan kawasan subtropis. Artinya parameter-paratemer hasil pengujian kinerja beragam subsistem kapal selam di kawasan subtropis harus diuji ulang di kawasan khatulistiwa yang tropis.
Sebagai perbandingan, parameter kinerja kapal korvet buatan Negeri Bunga Tulip yang memperkuat kekuatan laut Indonesia ternyata tidak sepenuhnya sama antara kawasan subtropis dengan wilayah tropis. Misalnya saja kecepatan maksimal kapal perang yang lebih rendah di kawasan khatulistiwa, walaupun putaran balingan mesin pendorong sudah maksimal. Masalah-masalah seperti itu dipastikan akan dihadapi oleh kapal selam kelas x nantinya apabila digunakan oleh Indonesia.
Kata kuncinya adalah kesiapan melaksanakan tropikalisasi kapal selam itu dan menguji kembali berbagai parameter kinerja subsistemnya, baik itu sonar, hidrofon, sistem pendorong dan lain sebagainya. Kalau di masa lalu masalah tropikalisasi kapal selam bisa diatasi, tentu tidak ada alasan tantangan tropikalisasi kelas x tidak dapat dijawab nantinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar