All hands,
Saat ini penguasaan teknologi kapal selam diesel elektrik didominasi oleh negara-negara Eropa, termasuk Rusia di dalamnya. Amerika Serikat sejak 1960-an tidak pernah lagi mengembangkan kapal selam diesel elektrik dan berfokus pada kapal selam nuklir. Sementara beberapa negara Asia yang mampu memproduksi kapal selam mengadopsi teknologi dari negara-negara Eropa. Dengan kata lain, Asia tidak dikategorikan sebagai pemain teknologi kapal selam.
Negara Eropa yang kini memproduksi kapal selam ada empat, yaitu Jerman, Swedia, Prancis dan Rusia. Kalau ditelusuri lebih jauh, akan mengerucut menjadi tiga saja yaitu Jerman, Prancis dan Rusia. Kenapa demikian?
Karena galangan Kockum AB di Swedia yang membuat kapal selam bagi kekuatan laut negeri penampung koruptor asal Indonesia sahamnya telah dikuasai oleh Thyssen Krupp Marine System (TKMS). TKMS sendiri adalah pemegang saham mayoritas di HDW, Kiel yang membuat kapal selam U-209/1300 untuk Indonesia. Selain itu, TKMS juga penguasa saham mayoritas di Hellenic Shipyard yang memproduksi kapal selam U-214 bagi Angkatan Laut Yunani.
Dari tiga negara Eropa itu, persaingan tajam dalam perebutan pasar kapal selam terjadi antara Jerman dan Rusia. Sementara kapal selam buatan Prancis penyebaran populasinya masih terbatas di dunia dibandingkan kapal selam dua negara pesaingnya. Dalam persaingan antara Jerman versus Rusia, nampaknya Jerman masih unggul sebab sejauh ini konsumen kapal selam Rusia masih belum banyak melebar dari konsumen-konsumen tradisional sejak era Perang Dingin.
Apa arti konstelasi tersebut bagi Indonesia? Pilihan bagi Angkatan Laut Indonesia untuk mengadakan kapal selam baru hanya mengerucut pada tiga negara, yaitu Jerman, Prancis dan Rusia. Dari tiga pilihan itu, sudah tampak kemana sebenarnya pilihan dijatuhkan dengan memperhatikan kondisi kemampuan Indonesia saat ini dalam mengoperasikan kapal selam.
Saat ini penguasaan teknologi kapal selam diesel elektrik didominasi oleh negara-negara Eropa, termasuk Rusia di dalamnya. Amerika Serikat sejak 1960-an tidak pernah lagi mengembangkan kapal selam diesel elektrik dan berfokus pada kapal selam nuklir. Sementara beberapa negara Asia yang mampu memproduksi kapal selam mengadopsi teknologi dari negara-negara Eropa. Dengan kata lain, Asia tidak dikategorikan sebagai pemain teknologi kapal selam.
Negara Eropa yang kini memproduksi kapal selam ada empat, yaitu Jerman, Swedia, Prancis dan Rusia. Kalau ditelusuri lebih jauh, akan mengerucut menjadi tiga saja yaitu Jerman, Prancis dan Rusia. Kenapa demikian?
Karena galangan Kockum AB di Swedia yang membuat kapal selam bagi kekuatan laut negeri penampung koruptor asal Indonesia sahamnya telah dikuasai oleh Thyssen Krupp Marine System (TKMS). TKMS sendiri adalah pemegang saham mayoritas di HDW, Kiel yang membuat kapal selam U-209/1300 untuk Indonesia. Selain itu, TKMS juga penguasa saham mayoritas di Hellenic Shipyard yang memproduksi kapal selam U-214 bagi Angkatan Laut Yunani.
Dari tiga negara Eropa itu, persaingan tajam dalam perebutan pasar kapal selam terjadi antara Jerman dan Rusia. Sementara kapal selam buatan Prancis penyebaran populasinya masih terbatas di dunia dibandingkan kapal selam dua negara pesaingnya. Dalam persaingan antara Jerman versus Rusia, nampaknya Jerman masih unggul sebab sejauh ini konsumen kapal selam Rusia masih belum banyak melebar dari konsumen-konsumen tradisional sejak era Perang Dingin.
Apa arti konstelasi tersebut bagi Indonesia? Pilihan bagi Angkatan Laut Indonesia untuk mengadakan kapal selam baru hanya mengerucut pada tiga negara, yaitu Jerman, Prancis dan Rusia. Dari tiga pilihan itu, sudah tampak kemana sebenarnya pilihan dijatuhkan dengan memperhatikan kondisi kemampuan Indonesia saat ini dalam mengoperasikan kapal selam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar