All hands,
Sejak awal abad ke-21, hubungan Amerika Serikat-India mengalami peningkatan drastis. Sekarang kedua negara terikat dalam kemitraan strategis di bidang keamanan. Kemitraan strategis itu antara lain disebabkan oleh perubahan lingkungan strategis dengan munculnya Cina sebagai pemain baru. Kemunculan Cina tentu saja sangat disikapi hati-hati oleh kedua negara, sebab dari perspektif kepentingan nasional keduanya kebangkitan Cina berpotensi tidak selaras dengan kepentingan tersebut.
Selain kerjasama di bidang nuklir sipil dan kerjasama latihan militer, kemitraan strategis Amerika Serikat-India juga diwujudkan dalam bentuk penjualan senjata ke India. India telah menandatangan kontrak pengadaan sejumlah pesawat patroli maritim P-8I buatan Boeing, selain beberapa pesawat C-130J. Dalam waktu ke depan, pengadaan sistem senjata India dari Amerika Serikat masih sangat mungkin untuk meningkat, baik lewat program FMS maupun FMF.
Meskipun begitu, bukan berarti tidak ada ganjalan dalam hubungan kedua negara. Misalnya soal pemakaian dan pengamanan teknologi senjata buatan Amerika Serikat yang dibeli oleh India, di mana hingga kini ada beberapa hal yang belum disepakati oleh India. Menurut New Delhi, aturan kendali ekspor Washington dinilai “aneh” dan “intrusif”.
Kemitraan kedua negara di masa depan bukan tidak mungkin menyentuh pula pengembangan teknologi bersama di bidang pertahanan. Singkatnya, bisa saja nanti ada sistem senjata buatan India yang sebagian komponennya keluaran Amerika Serikat. Sehingga, apabila senjata itu mau diekspor maka dibutuhkan keluarnya persetujuan dari Washington terlebih dahulu.
India cepat atau lambat akan menjadi salah satu alternatif dalam pembangunan kekuatan pertahanan Indonesia, khususnya menyangkut sistem senjata. Terkait dengan hal tersebut, perlu diantisipasi sejak dini kemungkinan Indonesia 10-20 atau 30 tahun ke depan menggunakan sistem senjata buatan India yang menganut teknologi Amerika Serikat. Dalam dunia yang semakin terglobalisasi, sepertinya makin sempit ruangan untuk bisa menghindar sama sekali dari kandungan teknologi dari Amerika Serikat.
Sejak awal abad ke-21, hubungan Amerika Serikat-India mengalami peningkatan drastis. Sekarang kedua negara terikat dalam kemitraan strategis di bidang keamanan. Kemitraan strategis itu antara lain disebabkan oleh perubahan lingkungan strategis dengan munculnya Cina sebagai pemain baru. Kemunculan Cina tentu saja sangat disikapi hati-hati oleh kedua negara, sebab dari perspektif kepentingan nasional keduanya kebangkitan Cina berpotensi tidak selaras dengan kepentingan tersebut.
Selain kerjasama di bidang nuklir sipil dan kerjasama latihan militer, kemitraan strategis Amerika Serikat-India juga diwujudkan dalam bentuk penjualan senjata ke India. India telah menandatangan kontrak pengadaan sejumlah pesawat patroli maritim P-8I buatan Boeing, selain beberapa pesawat C-130J. Dalam waktu ke depan, pengadaan sistem senjata India dari Amerika Serikat masih sangat mungkin untuk meningkat, baik lewat program FMS maupun FMF.
Meskipun begitu, bukan berarti tidak ada ganjalan dalam hubungan kedua negara. Misalnya soal pemakaian dan pengamanan teknologi senjata buatan Amerika Serikat yang dibeli oleh India, di mana hingga kini ada beberapa hal yang belum disepakati oleh India. Menurut New Delhi, aturan kendali ekspor Washington dinilai “aneh” dan “intrusif”.
Kemitraan kedua negara di masa depan bukan tidak mungkin menyentuh pula pengembangan teknologi bersama di bidang pertahanan. Singkatnya, bisa saja nanti ada sistem senjata buatan India yang sebagian komponennya keluaran Amerika Serikat. Sehingga, apabila senjata itu mau diekspor maka dibutuhkan keluarnya persetujuan dari Washington terlebih dahulu.
India cepat atau lambat akan menjadi salah satu alternatif dalam pembangunan kekuatan pertahanan Indonesia, khususnya menyangkut sistem senjata. Terkait dengan hal tersebut, perlu diantisipasi sejak dini kemungkinan Indonesia 10-20 atau 30 tahun ke depan menggunakan sistem senjata buatan India yang menganut teknologi Amerika Serikat. Dalam dunia yang semakin terglobalisasi, sepertinya makin sempit ruangan untuk bisa menghindar sama sekali dari kandungan teknologi dari Amerika Serikat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar