All hands,
Australia merencanakan melaksanakan midlife update terhadap delapan unit kapal fregat kelas Anzac yang bertonase 3.500 ton. Modernisasi itu antara lain memperkuat kemampuan peperangan anti kapal selam kapal perang tersebut, selain meningkatkan kemampuan pertahanan rudal anti kapal. Tentu menjadi pertanyaan mengapa fokus modernisasi antara lain pada dua kemampuan peperangan tersebut.
Seiring dengan ambisi negeri di mana Kaum Aborigin terasing di kampung halamannya sendiri dalam soal peran di kawasan, kekuatan laut Australia akan terus beroperasi jauh dari wilayahnya. Kebijakan pertahanan yang kini dianut Canberra tidak jauh berbeda dengan kebijakan yang dianut oleh Washington, yaitu melaksanakan perang jauh di luar wilayahnya. Oleh karena itu, kemampuan yang dibangun untuk RAN terkait dengan peperangan ekspedisionari.
Dalam peperangan ekspedisionari, ancaman yang muncul antara lain berasal dari kapal selam dan rudal anti kapal perang. Menukik lebih tajam lagi, Australia sangat hirau dengan akuisisi sejumlah sistem senjata Angkatan Laut di kawasan Asia Tenggara oleh negara-negara yang tidak selalu sejalan dengannya. Misalnya pengadaan rudal jelajah Yakhont dan rencana pengadaan kapal selam canggih jenis tertentu oleh Indonesia dalam beberapa waktu ke depan.
Itulah alasan logis mengapa modernisasi fregat kelas Anzac yang dimulai tahun ini antara lain berfokus pada kemampuan peperangan anti kapal selam dan pertahanan rudal anti kapal. Dari situ sebenarnya ada lesson learned yang bisa diambil oleh Indonesia dalam melaksanakan modernisasi kekuatan lautnya.
Yaitu midlife update juga didasarkan pada pertimbangan strategis. Masalah midlife update bukan semata soal teknis, tetapi meliputi pula soal strategis seperti modernisasi kekuatan laut di kawasan. Dengan demikian, midlife update bukan sekedar memelihara dan atau mengganti sistem di kapal yang tidak terkait langsung dengan persenjataan, tetapi meliputi pula penggantian sistem yang terkait langsung dengan persenjataan. Seperti combat management system, chaff, rudal, meriam, torpedo dan lain sebagainya.
Harus diakui bahwa program mildlife update yang selama ini dilaksanakan oleh kekuatan laut Indonesia tidak difokuskan pada sistem yang terkait langsung dengan soft kill maupun hard kill kapal perang. Sebaliknya, midlife update lebih banyak pada cakupan platform maupun sistem pendorong.
Australia merencanakan melaksanakan midlife update terhadap delapan unit kapal fregat kelas Anzac yang bertonase 3.500 ton. Modernisasi itu antara lain memperkuat kemampuan peperangan anti kapal selam kapal perang tersebut, selain meningkatkan kemampuan pertahanan rudal anti kapal. Tentu menjadi pertanyaan mengapa fokus modernisasi antara lain pada dua kemampuan peperangan tersebut.
Seiring dengan ambisi negeri di mana Kaum Aborigin terasing di kampung halamannya sendiri dalam soal peran di kawasan, kekuatan laut Australia akan terus beroperasi jauh dari wilayahnya. Kebijakan pertahanan yang kini dianut Canberra tidak jauh berbeda dengan kebijakan yang dianut oleh Washington, yaitu melaksanakan perang jauh di luar wilayahnya. Oleh karena itu, kemampuan yang dibangun untuk RAN terkait dengan peperangan ekspedisionari.
Dalam peperangan ekspedisionari, ancaman yang muncul antara lain berasal dari kapal selam dan rudal anti kapal perang. Menukik lebih tajam lagi, Australia sangat hirau dengan akuisisi sejumlah sistem senjata Angkatan Laut di kawasan Asia Tenggara oleh negara-negara yang tidak selalu sejalan dengannya. Misalnya pengadaan rudal jelajah Yakhont dan rencana pengadaan kapal selam canggih jenis tertentu oleh Indonesia dalam beberapa waktu ke depan.
Itulah alasan logis mengapa modernisasi fregat kelas Anzac yang dimulai tahun ini antara lain berfokus pada kemampuan peperangan anti kapal selam dan pertahanan rudal anti kapal. Dari situ sebenarnya ada lesson learned yang bisa diambil oleh Indonesia dalam melaksanakan modernisasi kekuatan lautnya.
Yaitu midlife update juga didasarkan pada pertimbangan strategis. Masalah midlife update bukan semata soal teknis, tetapi meliputi pula soal strategis seperti modernisasi kekuatan laut di kawasan. Dengan demikian, midlife update bukan sekedar memelihara dan atau mengganti sistem di kapal yang tidak terkait langsung dengan persenjataan, tetapi meliputi pula penggantian sistem yang terkait langsung dengan persenjataan. Seperti combat management system, chaff, rudal, meriam, torpedo dan lain sebagainya.
Harus diakui bahwa program mildlife update yang selama ini dilaksanakan oleh kekuatan laut Indonesia tidak difokuskan pada sistem yang terkait langsung dengan soft kill maupun hard kill kapal perang. Sebaliknya, midlife update lebih banyak pada cakupan platform maupun sistem pendorong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar