All hands,
Pesawat patroli maritim yang dimiliki oleh Angkatan Laut berbagai negara di dunia filosofi perancangannya adalah untuk menghadapi peperangan kapal selam dan anti kapal selam. Oleh sebab itu, peralatan deteksi yang melengkapi berbagai pesawat itu adalah peralatan yang dibuat untuk mendeteksi kehadiran kapal selam di wilayah perairan di mana pesawat patroli maritim itu beroperasi. Misalnya MAD, sonar celup dan lain sebagainya.
Ketika pesawat patroli maritim dengan spesifikasi demikian digunakan untuk menghadapi ancaman pembajakan dan perompakan di laut, efektivitasnya tentu dipertanyakan. Sebab kesulitan utama dalam mendeteksi adalah membedakan mana kapal pembajak dan perompak dan mana kapal yang bukan pembajak dan perompak. Pembedaan hanya bisa dilakukan bila pembajak dan perompak tengah menjalankan aksinya, sehingga dari udara kelihatan senjata mereka, tangga dan lain sebagainya. Itulah tantangan yang dihadapi oleh pesawat patroli maritim dalam melaksanakan patroli anti pembajakan dan perompakan.
Di Selat Malaka, sejak beberapa tahun silam telah digelar patroli udara untuk menghadapi ancaman pembajakan dan perompakan yang bersandi Eyes In The Sky. Pesawat patroli maritim yang terlibat dalam operasi itu sebagian mempunyai perlengkapan untuk menghadapi peperangan kapal selam dan anti kapal selam. Sebagian lainnya baru sebatas mampu mendeteksi dengan akurat sasaran yang berada di atas permukaan laut dari jarak yang cukup jauh menggunakan peralatan electro-optical. Yang perlu dipertanyakan adalah seberapa besar sebenarnya efek kegiatan patroli itu untuk mencegah terjadinya pembajakan dan perompakan di Selat Malaka?
Pesawat patroli maritim yang dimiliki oleh Angkatan Laut berbagai negara di dunia filosofi perancangannya adalah untuk menghadapi peperangan kapal selam dan anti kapal selam. Oleh sebab itu, peralatan deteksi yang melengkapi berbagai pesawat itu adalah peralatan yang dibuat untuk mendeteksi kehadiran kapal selam di wilayah perairan di mana pesawat patroli maritim itu beroperasi. Misalnya MAD, sonar celup dan lain sebagainya.
Ketika pesawat patroli maritim dengan spesifikasi demikian digunakan untuk menghadapi ancaman pembajakan dan perompakan di laut, efektivitasnya tentu dipertanyakan. Sebab kesulitan utama dalam mendeteksi adalah membedakan mana kapal pembajak dan perompak dan mana kapal yang bukan pembajak dan perompak. Pembedaan hanya bisa dilakukan bila pembajak dan perompak tengah menjalankan aksinya, sehingga dari udara kelihatan senjata mereka, tangga dan lain sebagainya. Itulah tantangan yang dihadapi oleh pesawat patroli maritim dalam melaksanakan patroli anti pembajakan dan perompakan.
Di Selat Malaka, sejak beberapa tahun silam telah digelar patroli udara untuk menghadapi ancaman pembajakan dan perompakan yang bersandi Eyes In The Sky. Pesawat patroli maritim yang terlibat dalam operasi itu sebagian mempunyai perlengkapan untuk menghadapi peperangan kapal selam dan anti kapal selam. Sebagian lainnya baru sebatas mampu mendeteksi dengan akurat sasaran yang berada di atas permukaan laut dari jarak yang cukup jauh menggunakan peralatan electro-optical. Yang perlu dipertanyakan adalah seberapa besar sebenarnya efek kegiatan patroli itu untuk mencegah terjadinya pembajakan dan perompakan di Selat Malaka?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar