All hands,
Hedging strategy menekankan penyiapan semua kemampuan militer untuk menghadapi tugas-tugas militer pada semua spektrum. Pendekatan ini digunakan dalam pembangunan struktur kekuatan. Salah satu contoh terbaik dalam penerapan hedging strategy adalah U.S. Navy, yang kemampuannya dirancang dari sea control sampai dengan HADR. Kemampuan sea control pun bukan sebatas dalam perang konvensional, tetapi juga dalam perang nuklir.
Mengapa hedging strategy menjadi pilihan? Jawabannya sederhana, yaitu ketidakpastian alias uncertainty dalam lingkungan keamanan di masa depan. Sejarah memberikan pelajaran bahwa kekuatan yang dirancang untuk tujuan tertentu seringkali di-overcome oleh peristiwa-peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Lihatlah postur militer Amerika Serikat sebelum 11 September 2001, berkali-kali diserang oleh aktor non negara tanpa berdaya sama sekali. Serangan terhadap Marinir di Lebanon 1983, Menara Khobar 1996 dan USS Cole 2000 merupakan contoh nyata ketidakberdayaan militer terkuat di dunia itu terhadap serangan bom. Sebab struktur kekuatan militer Amerika Serikat saat itu lebih dirancang untuk menghadapi aktor negara, sehingga tidak fleksibel ketika diserang oleh aktor non negara dengan metode serangan yang sama sekali berbeda dari yang diharapkan.
Dalam perencanaan kekuatan, sudah pasti akan menyentuh aspek sumber daya, khususnya cost. Pertanyaannya adalah apakah hedging strategy tepat untuk diterapkan di Indonesia? Idealnya memang AL kita mempunyai kemampuan yang across the entire spectrum of the possible use of naval force. Tapi apakah dari aspek sumber daya siap untuk mendukung?
Hedging strategy menekankan penyiapan semua kemampuan militer untuk menghadapi tugas-tugas militer pada semua spektrum. Pendekatan ini digunakan dalam pembangunan struktur kekuatan. Salah satu contoh terbaik dalam penerapan hedging strategy adalah U.S. Navy, yang kemampuannya dirancang dari sea control sampai dengan HADR. Kemampuan sea control pun bukan sebatas dalam perang konvensional, tetapi juga dalam perang nuklir.
Mengapa hedging strategy menjadi pilihan? Jawabannya sederhana, yaitu ketidakpastian alias uncertainty dalam lingkungan keamanan di masa depan. Sejarah memberikan pelajaran bahwa kekuatan yang dirancang untuk tujuan tertentu seringkali di-overcome oleh peristiwa-peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Lihatlah postur militer Amerika Serikat sebelum 11 September 2001, berkali-kali diserang oleh aktor non negara tanpa berdaya sama sekali. Serangan terhadap Marinir di Lebanon 1983, Menara Khobar 1996 dan USS Cole 2000 merupakan contoh nyata ketidakberdayaan militer terkuat di dunia itu terhadap serangan bom. Sebab struktur kekuatan militer Amerika Serikat saat itu lebih dirancang untuk menghadapi aktor negara, sehingga tidak fleksibel ketika diserang oleh aktor non negara dengan metode serangan yang sama sekali berbeda dari yang diharapkan.
Dalam perencanaan kekuatan, sudah pasti akan menyentuh aspek sumber daya, khususnya cost. Pertanyaannya adalah apakah hedging strategy tepat untuk diterapkan di Indonesia? Idealnya memang AL kita mempunyai kemampuan yang across the entire spectrum of the possible use of naval force. Tapi apakah dari aspek sumber daya siap untuk mendukung?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar