All hands,
Dari satu dekade ke dekade lainnya, biaya konstruksi platform kapal perang selalu meningkat. Peningkatan itu antara lain dipengaruhi oleh meningkatnya harga bahan baku, penerapan teknologi baru, meningkatnya biaya tenaga kerja, peningkatan harga minyak dunia dan lain sebagainya. Sehingga bukan suatu hal yang aneh apabila harga kapal perang secara keseluruhan akan terus meningkat setiap dekade.
Secara garis besar, biaya pembangunan kapal perang mencakup biaya konstruksi platform, biaya sewaco dan biaya sistem propulsi. Dalam perkembangan terkini, negara-negara maju mencoba merancang sistem konstruksi kapal perang baru yang masa pakainya lebih panjang dengan upgrade pada komponen sewaco. Diharapkan dalam masa pakai kapal perang yang minimal 25 tahun dan dapat diperpanjang hingga 35 tahun, modernisasi ditujukan pada komponen sewaco tersebut. Dengan demikian, bisa jadi komponen sewaco mengadopsi dua atau tiga generasi teknologi elektronika dalam platform yang sama.
Masalah yang klasik dihadapi oleh kekuatan laut Indonesia selama ini salah satunya pada peralatan elektronika kapal perang. Sebab setidaknya dalam satu dekade, selalu muncul teknologi lebih baru dalam bidang tersebut dan biasanya segera diadopsi oleh Angkatan Laut negara-negara sekitar. Sementara pada sisi lain Angkatan Laut negeri ini mengoperasikan suatu platform kapal perang minimal 30 tahun, bahkan lebih.
Yang terjadi selama ini, selama masa pengoperasian tersebut maka peralatan elektronika yang diadopsi sama usianya dengan umur platform kapal perang. Sehingga seringkali kita ketinggalan teknologi dalam bidang itu dengan negara-negara di sekitar Indonesia. Konsekuensi lainnya, makin tahun makin sulit mencari suku cadang peralatan elektronika itu di pasar internasional. Pada akhirnya, biaya untuk mempertahankan peralatan elektronika tersebut semakin meningkat setiap tahun.
Berangkat dari kondisi tersebut, mungkin perlu dikaji secara mendalam mengenai opsi untuk memodernisasi sistem elektronika kapal perang setiap 10 tahun sekali. Opsi ini perlu dihitung biayanya dibandingkan misalnya dengan tetap mengadopsi sistem elektronika yang terpasang sejak kapal diluncurkan dari galangan pabrikan. Biaya yang dimaksud di sini bukan sekedar yang bernilai rupiah, euro atau dollar, tetapi mencakup pula kerugian operasional apabila kapal perang tidak dapat beroperasi karena masalah sistem elektronikanya.
Dari satu dekade ke dekade lainnya, biaya konstruksi platform kapal perang selalu meningkat. Peningkatan itu antara lain dipengaruhi oleh meningkatnya harga bahan baku, penerapan teknologi baru, meningkatnya biaya tenaga kerja, peningkatan harga minyak dunia dan lain sebagainya. Sehingga bukan suatu hal yang aneh apabila harga kapal perang secara keseluruhan akan terus meningkat setiap dekade.
Secara garis besar, biaya pembangunan kapal perang mencakup biaya konstruksi platform, biaya sewaco dan biaya sistem propulsi. Dalam perkembangan terkini, negara-negara maju mencoba merancang sistem konstruksi kapal perang baru yang masa pakainya lebih panjang dengan upgrade pada komponen sewaco. Diharapkan dalam masa pakai kapal perang yang minimal 25 tahun dan dapat diperpanjang hingga 35 tahun, modernisasi ditujukan pada komponen sewaco tersebut. Dengan demikian, bisa jadi komponen sewaco mengadopsi dua atau tiga generasi teknologi elektronika dalam platform yang sama.
Masalah yang klasik dihadapi oleh kekuatan laut Indonesia selama ini salah satunya pada peralatan elektronika kapal perang. Sebab setidaknya dalam satu dekade, selalu muncul teknologi lebih baru dalam bidang tersebut dan biasanya segera diadopsi oleh Angkatan Laut negara-negara sekitar. Sementara pada sisi lain Angkatan Laut negeri ini mengoperasikan suatu platform kapal perang minimal 30 tahun, bahkan lebih.
Yang terjadi selama ini, selama masa pengoperasian tersebut maka peralatan elektronika yang diadopsi sama usianya dengan umur platform kapal perang. Sehingga seringkali kita ketinggalan teknologi dalam bidang itu dengan negara-negara di sekitar Indonesia. Konsekuensi lainnya, makin tahun makin sulit mencari suku cadang peralatan elektronika itu di pasar internasional. Pada akhirnya, biaya untuk mempertahankan peralatan elektronika tersebut semakin meningkat setiap tahun.
Berangkat dari kondisi tersebut, mungkin perlu dikaji secara mendalam mengenai opsi untuk memodernisasi sistem elektronika kapal perang setiap 10 tahun sekali. Opsi ini perlu dihitung biayanya dibandingkan misalnya dengan tetap mengadopsi sistem elektronika yang terpasang sejak kapal diluncurkan dari galangan pabrikan. Biaya yang dimaksud di sini bukan sekedar yang bernilai rupiah, euro atau dollar, tetapi mencakup pula kerugian operasional apabila kapal perang tidak dapat beroperasi karena masalah sistem elektronikanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar